Pemudik ke Sleman Tembus 7115 Orang, Diduga Lewat Jalan 'Tikus'
loading...
A
A
A
SLEMAN - Warga perantauan yang datang ke Sleman masih tinggi. Bahkan selama tiga hari jumlahnya terus bertambah.
Tercatat Minggu (26/4/2020) ada 6931 pemudik sedangkan Sabtu (25/4/2020) 6912 pemudik atau meningkat 19 orang, Senin (27/4/2020) ada 6985 pemudiak meningkat 54 orang dan Selasa (28/4/2020) ada 7115 pemudik bertambah 115 orang.
Sekretaris daerah (Sekda) Sleman, Harda Kiswaya mengatakan, meski sudah ada larangan mudik dari pemerintah serta ada penyekatan di pintu masuk Sleman, tetapi arus mudik ke Sleman masih terus terjadi. Diduga pemudik itu lewat jalan tikus yang tidak termonitor oleh petugas.
“Namun bukan berarti Pemkab Sleman tinggal diam dengan masalah ini. Kami sudah meminta kepada gugus tugas penanggan Covid-19 desa untuk melakukan pendataan serta menerapkan SOP protokol Covid-19, ” kata Harda, Rabu (29/4/2020).
Harda menegaskan, untuk pemudik yang datang harus segera melapor ke RT setempat dan periksa ke fasilitas kesehatan terdekat. Jika ada gejala yang mengarah ke Covid-19, seperti suhu tubuh tinggi, deman dan batuk harus mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Bagi yang tidak ada gangguan dan keluhan kesehatan, harus melakukan isolasi diri selama 14
hari.
“Dengan langkah ini diharapkan pandemi Covid-19 segera berakhir. Untuk itu perlu kesadaran semua pihak,” harap Harda.
Lihat Juga: Hendak Mudik Berbekal Hasil Rapid Test Editan, Sekeluarga dari Bogor Berurusan dengan Polisi Lamongan
Tercatat Minggu (26/4/2020) ada 6931 pemudik sedangkan Sabtu (25/4/2020) 6912 pemudik atau meningkat 19 orang, Senin (27/4/2020) ada 6985 pemudiak meningkat 54 orang dan Selasa (28/4/2020) ada 7115 pemudik bertambah 115 orang.
Sekretaris daerah (Sekda) Sleman, Harda Kiswaya mengatakan, meski sudah ada larangan mudik dari pemerintah serta ada penyekatan di pintu masuk Sleman, tetapi arus mudik ke Sleman masih terus terjadi. Diduga pemudik itu lewat jalan tikus yang tidak termonitor oleh petugas.
“Namun bukan berarti Pemkab Sleman tinggal diam dengan masalah ini. Kami sudah meminta kepada gugus tugas penanggan Covid-19 desa untuk melakukan pendataan serta menerapkan SOP protokol Covid-19, ” kata Harda, Rabu (29/4/2020).
Harda menegaskan, untuk pemudik yang datang harus segera melapor ke RT setempat dan periksa ke fasilitas kesehatan terdekat. Jika ada gejala yang mengarah ke Covid-19, seperti suhu tubuh tinggi, deman dan batuk harus mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Bagi yang tidak ada gangguan dan keluhan kesehatan, harus melakukan isolasi diri selama 14
hari.
“Dengan langkah ini diharapkan pandemi Covid-19 segera berakhir. Untuk itu perlu kesadaran semua pihak,” harap Harda.
Lihat Juga: Hendak Mudik Berbekal Hasil Rapid Test Editan, Sekeluarga dari Bogor Berurusan dengan Polisi Lamongan
(nun)