Resesi Global, Rizal Ramli: Indonesia Takkan Rontok seperti Singapura
loading...
A
A
A
BANDUNG - Ekonom senior, Rizal Ramli mengungkapkan optimismenya bahwa Indonesia lebih kuat dalam menghadapi dampak resesi global yang kini dihadapi sejumlah negara akibat pandemi COVID-19. Menurut dia, nasib Indonesia tak akan seperti Singapura maupun Korea Selatan yang kini sudah terdampak resesi global. Pasalnya, 60 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia berasal dari konsumsi dalam negeri.
"Kontribusi ekspor Indonesia itu hanya kurang dari 20 persen. Dampak global dari resesi dunia itu lebih kecil terhadap Indonesia," ujar Rizal Ramli dalam diskusi virtual "Dampak Corona terhadap Industri dan Pertanian di Jawa Barat". (Baca: Ancaman Resesi Global di Depan Mata, Anggota G20 Rapatkan Barisan)
Lebih lanjut dia mengatakan, pandemi COVID-19 telah mengakibatkan banyak negara mengalami pertumbuhan ekonomi negatif. Kontribusi ekspor terhadap PDB yang sangat besar di Singapura, kaya dia, mengakibatkan Negeri Singa itu mengalami dampak besar resesi global.
Menurutnya, Singapura sudah mengalami resesi setelah pada kuartal kedua, pertumbuhan ekonominya minus 12 persen dibandingkan kuartal pertama dan secara year on year sudah minus 41,2 persen. "Singapura akan lebih rontok dibandingkan Indonesia," tegasnya.
Kondisi serupa, lanjut Rizal Ramli, juga dialami Korea Selatan yang telah mengalami kontraksi 3,3 persen pada kuartal kedua. Padahal, di kuartal pertama, Negeri Ginseng itu juga telah mengalami kontraksi 1,3 persen. "Secara tahunan, ekonomi Korea Selatan terkontraksi hingga 2,9 persen untuk periode April sampai Juni 2020," katanya.
Dalam diskusi virtual yang digelar Kamis 23 Juli 2020 petang itu, mantan menteri koordinator bidang perekonomian ini pun menyoroti ketahanan pangan sebagai salah satu solusi penanganan dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19. Rizal Ramli menyebut, Provinsi Jawa Barat berpotensi menjadi lumbung pangan nasional. Bahkan, dia menyebut, Jabar pun sebenarnya dapat berperan besar dalam mengatasi kelangkaan pangan. (Baca: G20 Respons Ancaman Resesi Ekonomi Global Akibat Lemahnya Stimulus)
Oleh karenanya, dia meminta Gubernur Jabar, Ridwan Kamil fokus menciptakan stabilitas pangan sebagai salah satu solusi penanganan dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19. Terlebih, Provinsi Jabar memiliki sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam pengembangan sektor pertanian. "Pertumbuhan ekonomi bisa naik 9 persen kalau Emil (Ridwan Kamil) melakukan penekanan di sektor pertanian," tegasnya.
"Kontribusi ekspor Indonesia itu hanya kurang dari 20 persen. Dampak global dari resesi dunia itu lebih kecil terhadap Indonesia," ujar Rizal Ramli dalam diskusi virtual "Dampak Corona terhadap Industri dan Pertanian di Jawa Barat". (Baca: Ancaman Resesi Global di Depan Mata, Anggota G20 Rapatkan Barisan)
Lebih lanjut dia mengatakan, pandemi COVID-19 telah mengakibatkan banyak negara mengalami pertumbuhan ekonomi negatif. Kontribusi ekspor terhadap PDB yang sangat besar di Singapura, kaya dia, mengakibatkan Negeri Singa itu mengalami dampak besar resesi global.
Menurutnya, Singapura sudah mengalami resesi setelah pada kuartal kedua, pertumbuhan ekonominya minus 12 persen dibandingkan kuartal pertama dan secara year on year sudah minus 41,2 persen. "Singapura akan lebih rontok dibandingkan Indonesia," tegasnya.
Kondisi serupa, lanjut Rizal Ramli, juga dialami Korea Selatan yang telah mengalami kontraksi 3,3 persen pada kuartal kedua. Padahal, di kuartal pertama, Negeri Ginseng itu juga telah mengalami kontraksi 1,3 persen. "Secara tahunan, ekonomi Korea Selatan terkontraksi hingga 2,9 persen untuk periode April sampai Juni 2020," katanya.
Dalam diskusi virtual yang digelar Kamis 23 Juli 2020 petang itu, mantan menteri koordinator bidang perekonomian ini pun menyoroti ketahanan pangan sebagai salah satu solusi penanganan dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19. Rizal Ramli menyebut, Provinsi Jawa Barat berpotensi menjadi lumbung pangan nasional. Bahkan, dia menyebut, Jabar pun sebenarnya dapat berperan besar dalam mengatasi kelangkaan pangan. (Baca: G20 Respons Ancaman Resesi Ekonomi Global Akibat Lemahnya Stimulus)
Oleh karenanya, dia meminta Gubernur Jabar, Ridwan Kamil fokus menciptakan stabilitas pangan sebagai salah satu solusi penanganan dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19. Terlebih, Provinsi Jabar memiliki sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam pengembangan sektor pertanian. "Pertumbuhan ekonomi bisa naik 9 persen kalau Emil (Ridwan Kamil) melakukan penekanan di sektor pertanian," tegasnya.
(don)