Resesi Ekonomi, Buruh Jabar Menilai Produksi dan Daya Beli Masih Normal

Jum'at, 06 November 2020 - 20:36 WIB
loading...
Resesi Ekonomi, Buruh Jabar Menilai Produksi dan Daya Beli Masih Normal
Buruh di Kabupaten Bandung Barat (KBB) melihat kondisi resesi ekonomi yang disampaikan pemerintah tidak terlalu kentara di masyarakat. Foto/Ilustrasi
A A A
BANDUNG BARAT - Kalangan buruh di Kabupaten Bandung Barat ( KBB ) melihat kondisi resesi ekonomi yang disampaikan pemerintah tidak terlalu kentara di masyarakat. (Baca juga: Pilbup Bandung, Eleksibilitas Bedas Melesat Tinggalkan 2 Rivalnya )

Aktivitas perbelanjan baik di pasar modern maupun pasar tradisional masih berjalan seperti biasa. Begitupun dengan aktivitas produksi di perusahaan berlangsung normal.

"Tidak terlihat sedang resesi ekonomi , lihat aktivitas perusahaan, buruh, dan pasar, semua tetap berjalan," kata aktivis buruh Wanda Irawan di Padalarang, Jumat (6/11/2020).

Memang dampak pandemi COVID-19 ada yang mengakibatkan buruh jam kerjanya berkurang dan sebagian ada juga yang dirumahkan. Namun itu hanya potret kecil, mengingat aktivitas utamanya tetap berjalan.



Sementara asumsi resesi ekonomi adalah bahwa roda perekonomian tidak berjalan, masyarakat banyak yang tidak bisa makan. Sedangkan kondisi saat ini aktivitas masyarakat masih normal.

Oleh sebab itu, buruh di KBB tetap menuntut kenaikan UMK 8,51%. Angka itu sudah berdasarkan hasil survei di Pasar Batujajar, Padalarang, Lembang, dan kebutuhan hidup layak (KHL).

"Kami tetap menuntut kenaikan UMK karena kondisi sepertinya tidak seperti resesi ekonomi , makanya wajar kami menuntut kenaikan," tegasnya. (Baca juga: 5 Moge Anggota HOG SBC yang Keroyok Intel Kodim di Bukittinggi Ternyata Bodong )

Terpisah Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) KBB , Iing Solihin mengakui semenjak pandemi COVID-19 dan resesi ekonomi ada sebagian karyawan yang harus dirumahkan. Sebagian besar masih beraktivitas normal, meski ada pergeseran angka pengangguran.

"Sejak COVID-19 ada pergeseran angka pengangguran yang asalnya paling banyak di Kecamatan Cihampelas. Sekarang bergeser ke Padalarang, Ngamprah, dan Batujajar," sebutnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1458 seconds (0.1#10.140)