6 Fakta Kapitan Pattimura, Pahlawan Berdarah Bangsawan asal Maluku

Selasa, 06 Juni 2023 - 12:03 WIB
loading...
6 Fakta Kapitan Pattimura, Pahlawan Berdarah Bangsawan asal Maluku
Kapitan Pattimura yang bernama asli Thomas Matulessy merupakan salah satu pahlawan nasional yang berasal dari Maluku. Hingga saat ini sosoknya masih dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia. Foto/Ist
A A A
KAPITAN Pattimura atau yang dikenal dengan Pattimura merupakan salah satu pahlawan nasional yang berasal dari Maluku . Hingga saat ini sosoknya masih dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia.



Pattimura sendiri dikenal lantaran perjuangannya dalam rangka mengusir penjajah Belanda dari Bumi Nusantara. Karena jasa-jasanya, ia dijadikan simbol rakyat Maluku sekaligus menjadi pahlawan kemerdekaan Indonesia.

Berikut 6 Fakta dari Pahlawan Kapitan Pattimura:

1. Lahir dari darah bangsawan

Kapitan Pattimura sendiri lahir dengan nama Thomas Matulessy. Dirinya lahir dari ayah yang bernama Antoni Matulessy seorang putra dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy.

Dari beberapa catatan sejarah, seperti yang dikemukakan oleh M. Sapija dalam bukunya yang bertajuk, Sedjarah Perdjuangan Pattimura: Pahlawan Indonesia Karya M. Sapija (1960), bahwa kakek dari Kapitan Pattimura sendiri diketahui memiliki darah kerajaan dari Raja Sahulau yang terletak di Teluk Seram bagian selatan.

2. Perjuangan Kapitan Pattimura dalam merebut Benteng Duurstede


Pada tanggal 16 Mei 1817, Pattimura bersama dengan pasukannya telah berhasil merebut Benteng Duurstede yang merupakan pusat pertahanan dan pemerintahan VOC selama menguasai wilayah Saparua.



Aksinya tersebut dimulai pada tanggal 15 Mei 1817 atau sehari sebelum mereka berhasil merebutnya. Kala itu Pattimura ditemani beberapa rekan seperjuangannya seperti Said Parintah, Paulus Tiahahu, Putri Tiahahu, Anthony Reebhok dan Martha Christina Tiahahu yang memimpin jalan.

3. Mendapat gelar Kapitan dari rakyat Maluku


Kapitan merupakan tanda kepangkatan yang diberikan oleh Belanda untuk menyebut pemimpin dalam satuan militer di tingkatan perwira. Namun sebelumnya, sistem tersebut juga pernah dipakai oleh pemerintahan Portugis usai menaklukan Malaka pada abad ke-16.

Meski begitu, gelar yang dipakai oleh Pattimura sendiri bukanlah yang diberikan oleh Belanda. Melainkan diberikan oleh rakyat Maluku setelah dirinya berhasil melawan kolonial Belanda. Hal ini dikemukakan dalam buku Mengenal Pahlawan Indonesia (Arya Ajisaka & Damayanti, 2010).

4. Diangkat sebagai pemimpin rakyat Maluku


Setelah berhasil menaklukan Benteng Duurstede pada tanggal 29 Mei 1817, Pattimura beserta pemimpin dari daerah Maluku membuat sebuah proklamasi yang dikenal dengan Proklamasi Haria.

Isi dari proklamasi tersebut yakni beberapa keluhan mereka terhadap pemerintah Belanda serta mendeklarasikan Kapitan Pattimura sebagai pemimpin Rakyat Maluku.

5. Menginisiasi wilayah lain untuk melawan


Penyerbuan dan penaklukan benteng Duurstede oleh Kapitan Pattimura menjadi awal pemicu bangkitnya semangat rakyat maluku untuk menentang kolonialisme. Hal ini ditandai dengan adanya penyerbuan di daerah lain sekitar Maluku.

Di Pulau Ambon, perlawanan terhadap kolonial Belanda dipimpin oleh Kapitan Ulupaha. Sementara di Pulau Nusalaut, perlawanan dipimpin oleh Kapitan Paulus Tiahahu yang selalu didampingi putrinya, Martha Christina Tiahahu yang masih berusia remaja.

6. Kapitan Pattimura Wafat karena hukuman gantung


Siasat Devide et impera atau yang dikenal dengan politik pecah belah pernah digunakan oleh pihak kolonial Belanda untuk menumbangkan Sang Kapitan beserta pasukannya. Bermodal hasutan, Belanda berhasil membujuk tokoh-tokoh yang tidak menyukai Pattimura.

Akibat pengkhianatan dari beberapa tokoh itu, Belanda pun dengan mudah mengetahui strategi Pattimura dan berhasil menangkapnya. Karena tidak mau bekerja sama dengan pihak kolonial, Kapitan Pattimura pun dihukum gantung pada usia yang masih muda, yakni 34 tahun.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1722 seconds (0.1#10.140)