Demi Sekolah Daring, Anak-anak di Agam Harus Mendaki Bukit

Jum'at, 24 Juli 2020 - 08:17 WIB
loading...
Demi Sekolah Daring,...
Anak-anak di Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam, terpaksa harus menaiki perbukitan untuk bisa mendapatkan jaringan internet untuk belajar daring. Foto/iNews TV/Wahyu Sikumbang
A A A
AGAM - Anak-anak di Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat , harus rela menempuh perjalanan jauh, menyusuri jalan setapak yang menanjak di perbukitan, hanya untuk bisa belajar daring.

(Baca juga: Mabuk Miras Saat Jam Malam, 6 Remaja Disanksi Bersihkan Makam )

Masa pandemi COVID-19, memaksa mereka untuk belajar dari rumah dengan menggunakan sinyal internet. Namun, akibat lemahnya jaringan internet di tempat tinggalnya, anak-anak ini harus menerjang terik matahari dan hujan demi mencapai puncak bukit dan mendapatkan sinyal internet.

Mereka belajar di atas perbukitan yang oleh warga setempat dikenal dengan Kelok HP. Di bukit kecil yang jauh dari permukiman itulah anak-anak baru bisa mengunduh dan mengunggah tugas sekolahnya.

(Baca juga: ASN di Tulang Bawang Tega Aniaya Istrinya yang Cantik )

Bukit Pakan Salasa, yang masuk wilayah Jorong Sungai Guntuang, Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Paupuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat , kini menjadi tempat yang selalu dipadati anak-anak untuk belajar.

Beberapa pondok darurat didirikan di puncak bukit, untuk tempat anak-anak berlindung dari hujan dan terik mentari saat belajar daring. "Di sini para pelajar SMP dan SMA mengerjakan tugas sekolah, mengambil absensi secara virtual, mengunduh dan mengunggah tugas," ujar Della, pelajar SMP Negeri 1 Palupuah.

Tidak jarang anak-anak tersebut harus menuju perbukitan sejak subuh, agar bisa sampai lokasi tidak terlambat dengan waktu mengisi absensi kehadiran sekolah daring. "Bukit ini satu-satunya tempat kami belajar, karena yang ada sinyal internet," ujar Febi Natasya, pelajar MTS Negeri Palupuah.

(Baca juga: Anak Gangguan Jiwa Dipasung 7 Tahun, Ibunya Lumpuh Akibat Polio )

Naldi, salah seorang mahasiswa asli dari Nagari Pasia Laweh, mengaku, bukit ini bukan hanya untuk belajar anak-anak, tetapi juga dijadikan lokasi bagi warga mencari sinyal internet. "Lokasi ini semakin ramai sejak pandemi COVID-19," ungkapnya.

Orang tua siswa, Tati mengaku, terpaksa harus mengantar dan menemani anaknya belajar di bukit tersebut, karena di rumah memang tidak bisa internet. "Sejak awal tahun ajaran baru kami selalu menemani anak-anak belajar di bukit," katanya.

Jorong Sungai Guntuang , dihuni 230 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 600 jiwa. Wilayah ini memiliki pemandangan yang indah, dan memiliki air terjung tiga tingkat. Wilayahnya yang berupa perbukitan, membuat sulit untuk mendapatkan sinyal internet.

Warga berharap pemerintah segera memberikan bantuan untuk peningkatan jaringan internet, agar membantu anak-anak mengikuti pelajaran daring selama masa pandemi COVID-19.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2291 seconds (0.1#10.140)