Sejarawan Ungkap Kerajaan Bercorak Hindu-Budha Terakhir Ternyata Ada di Malang
loading...
A
A
A
MALANG - Kerajaan bercorak Hindu-Budha yang terakhir di nusantara bukanlah Majapahit, melainkan kerajaan di Malang. Ya, selama ini nama Kerajaan Majapahit dalam sejarah memang kerap disebut sebagai kerajaan terakhir bercorak Hindu-Budha sebelum masuknya Islam dan kuatnya pengaruh Kesultanan Demak.
Namun sejarawan Universitas Negeri Malang Muzakir Dwi Cahyono mengatakan, satu kerajaan Hindu Buddha terakhir yang berdiri justru berada di Malang. Kerajaan ini bernama Sengguruh, awalnya memang menjadi salah satu wilayah di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
"Ya boleh dikatakan memang yang (kerajaan Hindu Buddha) terakhir, lokasinya di daerah Malang selatan yakni Kerajaan Sengguruh," ucap Muzakir Dwi Cahyono dikonfirmasi MNC Portal.
Baca juga: Legenda Gunung Merapi, Kutukan Mpu Sakti dan Lenyapnya Mataram Kuno
Dwi Cahyono menuturkan, bila Kerajaan Sengguruh ini tercatat dari beberapa temuan sejarah dan penelitian yang ada mengalami keruntuhan pada tahun 1545. Saat itu Kesultanan Demak di bawah pimpinan Sultan Trenggono melakukan ekspansi ke timur dari Kerajaan Majapahit, yang telah berhasil ditaklukan.
"Itu kerajaan dari era akhir masa Hindu Budha, akhir abad 15 sampai awal abad 16. Kerajaan itu baru mengalami keruntuhan tahun 1545 baru runtuh, ketika diekspansi Demak di bawah perintah pimpinan Sultan Trenggono," jelasnya.
Nama Sengguruh sendiri dikisahkan pada naskah kuno yang ditulis di era Kerajaan Majapahit akhir berjudul Panji Margasemara sekitar tahun 1470-an. Di naskah itu Kerajaan Sengguruh dan beberapa nama daerah di wilayah Malang disebutkan dengan jelas oleh pengarangnya.
"Kitab Panji Margasemara menyebut juga tentang banyak desa-desa, tempat-tempat yang ada di wilayah Malang raya sekarang. Disebut banyak tempat, nama Kidal disebut, Gunung Gondomayet disebut, Kagenengan disebut, Singasari disebut, macam-macam, banyak tempat disebut, salah satu yang disebut adalah Sangguruh, yang ada di selatan," paparnya.
Dirinya menuturkan, berdasarkan naskah kuno itu ada seorang perempuan bernama Ken Candrawati yang bersembunyi dan melakukan kawin lari dengan kekasihnya. Disebutkan Ken Candrawati ini kabur ke sebuah wilayah di Malang selatan yang disebut pada naskah itu bernama Bale.
Selanjutnya kata Bale itu akhirnya mengingatkannya pada sebuah tempat bernama Balekambang, yang kini terkenal keindahan pantai di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Usai dari Bale, perempuan cantik ini terus bergerak untuk menghindari pernikahan.
Namun sejarawan Universitas Negeri Malang Muzakir Dwi Cahyono mengatakan, satu kerajaan Hindu Buddha terakhir yang berdiri justru berada di Malang. Kerajaan ini bernama Sengguruh, awalnya memang menjadi salah satu wilayah di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
"Ya boleh dikatakan memang yang (kerajaan Hindu Buddha) terakhir, lokasinya di daerah Malang selatan yakni Kerajaan Sengguruh," ucap Muzakir Dwi Cahyono dikonfirmasi MNC Portal.
Baca juga: Legenda Gunung Merapi, Kutukan Mpu Sakti dan Lenyapnya Mataram Kuno
Dwi Cahyono menuturkan, bila Kerajaan Sengguruh ini tercatat dari beberapa temuan sejarah dan penelitian yang ada mengalami keruntuhan pada tahun 1545. Saat itu Kesultanan Demak di bawah pimpinan Sultan Trenggono melakukan ekspansi ke timur dari Kerajaan Majapahit, yang telah berhasil ditaklukan.
"Itu kerajaan dari era akhir masa Hindu Budha, akhir abad 15 sampai awal abad 16. Kerajaan itu baru mengalami keruntuhan tahun 1545 baru runtuh, ketika diekspansi Demak di bawah perintah pimpinan Sultan Trenggono," jelasnya.
Nama Sengguruh sendiri dikisahkan pada naskah kuno yang ditulis di era Kerajaan Majapahit akhir berjudul Panji Margasemara sekitar tahun 1470-an. Di naskah itu Kerajaan Sengguruh dan beberapa nama daerah di wilayah Malang disebutkan dengan jelas oleh pengarangnya.
"Kitab Panji Margasemara menyebut juga tentang banyak desa-desa, tempat-tempat yang ada di wilayah Malang raya sekarang. Disebut banyak tempat, nama Kidal disebut, Gunung Gondomayet disebut, Kagenengan disebut, Singasari disebut, macam-macam, banyak tempat disebut, salah satu yang disebut adalah Sangguruh, yang ada di selatan," paparnya.
Dirinya menuturkan, berdasarkan naskah kuno itu ada seorang perempuan bernama Ken Candrawati yang bersembunyi dan melakukan kawin lari dengan kekasihnya. Disebutkan Ken Candrawati ini kabur ke sebuah wilayah di Malang selatan yang disebut pada naskah itu bernama Bale.
Selanjutnya kata Bale itu akhirnya mengingatkannya pada sebuah tempat bernama Balekambang, yang kini terkenal keindahan pantai di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Usai dari Bale, perempuan cantik ini terus bergerak untuk menghindari pernikahan.