Misteri Wilayah Warung yang Dikuasai Kerajaan Mataram Pasca Pembelotan Madiun

Jum'at, 21 April 2023 - 06:00 WIB
loading...
Misteri Wilayah Warung yang Dikuasai Kerajaan Mataram Pasca Pembelotan Madiun
ilustrasi
A A A
Serangan Panembahan Senopati penguasa Kerajaan Mataram ke Mojokerto mengalami kegagalan. Wilayah itu tak bisa diambil alih oleh Senopati dari Pangeran Surabaya yang jadi penguasanya. Konon pasca kekalahan Mataram di Mojokerto itu Pangeran Surabaya melantik seorang bupati di Warung dari utusan yang dikirimnya.

Nama daerah Warung pun menjadi suatu hal yang misterius. Pasalnya daerah ini menjadi penanda wilayah kekuasaan kekuasaan Pangeran Surabaya di garis depan.

Babad Tanah Djawi pada "Puncak Kekuasaan Mataram: Politik Ekspansi Sultan Agung", tulisan H.J. De Graaf mendeskripsikan bagaimana wilayah Warung konon menjadi perebutan kekuasaan. Lokasinya disebut De Graaf berada di daerah Blora, Jawa Tengah. Wilayah ini erat kaitannya dengan pembelotan Madiun pasca gagalnya serangan Mataram ke Mojokerto.

Pada Serat Kandha tidak memberitakan sesuatu tentang Warung, hanya mengatakan bahwa Senopati, sesuai keputusan Sunan Giri, tidak menuntut pajak untuk tahun yang pertama, tetapi untuk tahun-tahun berikutnya. Konon pembelotan Madiun disebabkan oleh rasa iri hati bupatinya, putra bungsu Sultan Tranggana.

Guna menyerang Mataram, ia bersekutu dengan Ponorogo, dan secara tertulis meminta bantuan dari pihak Jawa Timur. Meskipun sudah damai, kedua belah pihak masih ingin berperang. Senopati haus akan kekuasaan tertinggi yang telah diramalkan, yang berarti juga atas Pajang. Lawan-lawannya ingin menghancurkan kekuasaan pendatang baru itu.

Baca juga: Kisah Panembahan Senopati Manfaatkan Kedekatan dengan Sunan Giri untuk Bernafsu Kuasai Jawa Timur

Warung merupakan titik strategis yang penting. Sebagai pas Surabaya di garis depan, Warung juga merupakan ancaman bagi Pati dan Madiun. Mengapa Senopati merasa berhak atas daerah ini, tidak diberitakan. Mungkin karena bertetangga dengan Pati dan Sela.

Konon Madiun mulai merasa terancam setelah Senopati menaklukkan Warung. Tetapi faktor ancaman itu tampaknya itu agaknya masih jauh. Sebab Panembahan Madiun adalah putra bungsu Sultan Trenggana dari Demak.

Oleh karenanya, dinamakan Pangeran Timur. Setelah ayahnya meninggal, ia diangkat oleh Raja Pajang dan dibesarkan di istananya. Mungkin ia masih di sana ketika Aria Panangsang menyuruh agar walinya dibunuh, yang jika pembunuhan itu berhasil, anak itu pun akan terbunuh.

Para bangsawan di timur Pulau Jawa juga konon merasa cemas melihat perkembangan Senopati dengan merugikan dua kerajaan yakni Demak dan Pajang. Perebutan Warung oleh Mataram mungkin dipandang sebagai tindakan yang telah melampaui batas kesabaran Panembahan Madiun.

Dengan pembelotan Madiun, maka daerah musuh Senopati meluas sampai Pajang, sehingga kekuasaannya secara langsung terancam bahaya. Bahaya ini bertambah besar ketika musuh-musuhnya memakai Madiun sebagai titik tolak serangan terhadap Mataram.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1204 seconds (0.1#10.140)