Proyek Megah Keraton Plered, Istana Baru Kerajaan Mataram yang Hancur Akibat Pemberontakan Trunojoyo

Senin, 23 Januari 2023 - 07:20 WIB
loading...
A A A
Sebenarnya pasukan Trunajaya telah terdesak dan kalah perang oleh VOC yang dikomandoi Laksamana Cornelis Speelman. Armada VOC mendapat permintaan Amangkurat I yang memiliki hubungan diplomatik dengan VOC Belanda.

Pada April 1677 armada VOC berlayar ke Surabaya, tempat pangkalan Trunajaya. Terjadilah perundingan VOC, Mataram dengan Trunajaya, tetapi gagal berbuah hasil. Peperangan akhirnya terjadi, hingga pasukan Trunajaya bisa dipukul mundur.

Bahkan, pasukan VOC berhasil menguasai Madura, pulau asal Trunajaya, dan menghancurkan kediamannya di sana. Trunajaya dan pasukannya melarikan dari Madura ke Surabaya. Kemudian lari lagi ke Kediri, dan mendirikan ibu kota di sana.

Pasukan Trunajaya menghimpun kekuatan kembali di Kediri. Keberadaan mereka, juga didukung dengan adanya pemberontakan di pedalaman Jawa Timur, dan Jawa Tengah, yang mulai membuahkan hasil, sehingga memberanikan diri menyerang pusat Kerajaan Mataram.

Masa-masa kelam di Ibu Kota Mataram Plered pun tiba. Pada Juni 1677, keraton yang baru dibangun dengan susah payah oleh ratusan ribu rakyat tersebut, akhirnya porak-poranda karena amukan para kaum pemberontak.



Jatuhnya Plered oleh pasukan pemberontak di bawah pimpinan Trunajaya, membuat Amangkurat I melarikan diri dalam kondisi sakit. Pada situasi genting dan mengerikan ini, Amangkurat I dilanda krisis kepercayaan dari para pangeran kerajaan.

Alih-alih membantu raja untuk menghalau serangan para pemberontak, para pangeran yang mulai berani menujukkan sikap tidak sukanya terhadap Amangkurat I, itu justru menghalangi perlawanan dengan baik.

Amangkurat I yang sudah tua, saat itu memutuskan melarikan diri. Dia dan sejumlah pengikutnya terseok-seok menuju kompleks makam Imogiri, untuk melarikan diri dari kejaran pemberontak. Amangkurat I kemudian melanjutkan pelariannya, hingga akhirnya meninggal di Bumiayu.

Pemberontakan selama lima hari, yakni pada 28 Juni-3 Juli 1677 membuat Ibu Kota Plered porak-poranda. Danau buatan, istana megah dari batu bata, hingga kompleks ibu kota Plered yang dibuat selama kurang lebih 20 tahun dihancurkan pasukan pemberontak.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1287 seconds (0.1#10.140)