Pilu Korban Tragedi Kanjuruhan Belum Ada Bantuan, Satria Bagus Terjepit Pagar dengan Kepala di Bawah
Selasa, 11 Oktober 2022 - 21:21 WIB
Bagus mengaku menjadi salah satu korban Tragedi Kanjuruhan. Saat itu ia bahkan sempat mendapat tembakan gas air mata di depan matanya, jaraknya pun diakui tak terlalu jauh.
"Gas air mata itu di depan kakiku, lalu saya lari ke atas, lari ke kiri mau turun, lari ke kanan lagi, nggak bisa turun, terus dorong-dorongan, kakinya nyantol pagar. Akhirnya terjepit di pagar," ujarnya.
Saat itu terjadi aksi dorong-dorongan di pintu 12, karena panik adanya semprotan gas air mata. Hal inilah yang menyebabkan tubuhnya terjatuh hingga posisinya kepala berada di bawah dan kakinya berada di atas.
Tubuhnya pun terjepit di antara pagar dan ribuan penonton yang berdesakan mencari jalan keluar.
"Saya itu kejepit pagar dan penonton lainnya, kepala di bawah, kakinya di atas kebalik, terus kejepit. Nggak bisa gerak hampir setengah jam lebih di posisi kayak gitu," katanya.
Saat dalam posisi itu, ia berusaha untuk tenang meskipun hanya bisa pasrah. Ia berusaha sebisa mungkin bertahan hidup dengan bernapas dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut.
Dirinya akhirnya bisa lepas dari himpitan itu saat ada yang menarik hingga akhirnya seluruh orang di sana terjatuh semua termasuk dirinya. Saat itu mencoba untuk berdiri dan berjalan, tapi ia tak bisa karena tak menyadari adanya luka patah tulang di kaki kiri dan retak tulang di kaki kanannya.
"Habis jatuh itu saya minta tolong ke teman ayahnya, mau jalan nggak bisa, saya nangis di situ. Habis itu saya pingsan setelah itu nggak sadar. Terus sadar-sadar sudah di RS Wava Husada," tuturnya.
Saat di RS Wava Husada ia mengaku tak menerima tindakan medis apapun. Bagus lantas dibawa pulang ke rumahnya pada Minggu (2/10/2022).
Ia baru dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang pada Seninnya. Dari sanalah diketahui setelah diperiksa ia mengalami luka patah tulang di kaki kirinya, dan luka retak tulang di kaki kanannya.
"Gas air mata itu di depan kakiku, lalu saya lari ke atas, lari ke kiri mau turun, lari ke kanan lagi, nggak bisa turun, terus dorong-dorongan, kakinya nyantol pagar. Akhirnya terjepit di pagar," ujarnya.
Saat itu terjadi aksi dorong-dorongan di pintu 12, karena panik adanya semprotan gas air mata. Hal inilah yang menyebabkan tubuhnya terjatuh hingga posisinya kepala berada di bawah dan kakinya berada di atas.
Tubuhnya pun terjepit di antara pagar dan ribuan penonton yang berdesakan mencari jalan keluar.
"Saya itu kejepit pagar dan penonton lainnya, kepala di bawah, kakinya di atas kebalik, terus kejepit. Nggak bisa gerak hampir setengah jam lebih di posisi kayak gitu," katanya.
Saat dalam posisi itu, ia berusaha untuk tenang meskipun hanya bisa pasrah. Ia berusaha sebisa mungkin bertahan hidup dengan bernapas dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut.
Dirinya akhirnya bisa lepas dari himpitan itu saat ada yang menarik hingga akhirnya seluruh orang di sana terjatuh semua termasuk dirinya. Saat itu mencoba untuk berdiri dan berjalan, tapi ia tak bisa karena tak menyadari adanya luka patah tulang di kaki kiri dan retak tulang di kaki kanannya.
"Habis jatuh itu saya minta tolong ke teman ayahnya, mau jalan nggak bisa, saya nangis di situ. Habis itu saya pingsan setelah itu nggak sadar. Terus sadar-sadar sudah di RS Wava Husada," tuturnya.
Saat di RS Wava Husada ia mengaku tak menerima tindakan medis apapun. Bagus lantas dibawa pulang ke rumahnya pada Minggu (2/10/2022).
Ia baru dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang pada Seninnya. Dari sanalah diketahui setelah diperiksa ia mengalami luka patah tulang di kaki kirinya, dan luka retak tulang di kaki kanannya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda