Pilu Korban Tragedi Kanjuruhan Belum Ada Bantuan, Satria Bagus Terjepit Pagar dengan Kepala di Bawah

Selasa, 11 Oktober 2022 - 21:21 WIB
loading...
Pilu Korban Tragedi...
Satria Bagus masih ingat betul kejadian menyeramkan yang hampir merenggut nyawanya saat Tragedi Kanjuruhan, Malang pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022 lalu. Foto/MPI/Avirista Midaada
A A A
MALANG - Satria Bagus masih ingat betul kejadian menyeramkan yang hampir merenggut nyawanya saat Tragedi Kanjuruhan, Malang pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022 lalu.

Pilu Korban Tragedi Kanjuruhan Belum Ada Bantuan, Satria Bagus Terjepit Pagar dengan Kepala di Bawah


Sambil menahan sakit karena luka patah tulang kiri di kakinya saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang Satria Bagus menceritakan kondisinya.



Selama 11 hari pasca Tragedi Kanjuruhan, Aremania yang beralamatkan di Jalan Gatot Subroto Gang 2 ini terpaksa harus berbaring di kasur kamarnya dengan kondisi kaki kiri terpasang gips.



Bagus, panggilan akrab Satria Bagus mengaku saat pertandingan ia berangkat dengan lima orang temannya dari berbagai wilayah di Malang Raya. Mereka menyepakati bertemu dan menuju di Stadion Kanjuruhan.

Saat di stadion ia lantas berpisah dengan teman-temannya. Bagus sendiri berada di tribun 12 atau sisi selatan saat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

"Saya di tribun 12 saat itu, teman-teman yang lain sudah pisah-pisah. Suka memang nonton di tribun 12, di sana ketemu anak Jember, terus kenalan," ungkap Bagus, Selasa (11/10/2022).



Bagus mengaku menjadi salah satu korban Tragedi Kanjuruhan. Saat itu ia bahkan sempat mendapat tembakan gas air mata di depan matanya, jaraknya pun diakui tak terlalu jauh.

"Gas air mata itu di depan kakiku, lalu saya lari ke atas, lari ke kiri mau turun, lari ke kanan lagi, nggak bisa turun, terus dorong-dorongan, kakinya nyantol pagar. Akhirnya terjepit di pagar," ujarnya.

Saat itu terjadi aksi dorong-dorongan di pintu 12, karena panik adanya semprotan gas air mata. Hal inilah yang menyebabkan tubuhnya terjatuh hingga posisinya kepala berada di bawah dan kakinya berada di atas.

Tubuhnya pun terjepit di antara pagar dan ribuan penonton yang berdesakan mencari jalan keluar.

"Saya itu kejepit pagar dan penonton lainnya, kepala di bawah, kakinya di atas kebalik, terus kejepit. Nggak bisa gerak hampir setengah jam lebih di posisi kayak gitu," katanya.

Saat dalam posisi itu, ia berusaha untuk tenang meskipun hanya bisa pasrah. Ia berusaha sebisa mungkin bertahan hidup dengan bernapas dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut.

Dirinya akhirnya bisa lepas dari himpitan itu saat ada yang menarik hingga akhirnya seluruh orang di sana terjatuh semua termasuk dirinya. Saat itu mencoba untuk berdiri dan berjalan, tapi ia tak bisa karena tak menyadari adanya luka patah tulang di kaki kiri dan retak tulang di kaki kanannya.

"Habis jatuh itu saya minta tolong ke teman ayahnya, mau jalan nggak bisa, saya nangis di situ. Habis itu saya pingsan setelah itu nggak sadar. Terus sadar-sadar sudah di RS Wava Husada," tuturnya.

Saat di RS Wava Husada ia mengaku tak menerima tindakan medis apapun. Bagus lantas dibawa pulang ke rumahnya pada Minggu (2/10/2022).

Ia baru dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang pada Seninnya. Dari sanalah diketahui setelah diperiksa ia mengalami luka patah tulang di kaki kirinya, dan luka retak tulang di kaki kanannya.

"Luka di kaki itu menganga, terus leher sakit sekali, karena waktu jatuh itu posisinya miring kepala saya. Di RSSA di-gips saja, nggak dioperasi," ujarnya.

Sementara kaki kanannya diberikan penanganan medis, tapi tidak sampai di-gips. Namun kini ia masih harus beristirahat total karena tak bisa duduk apalagi berdiri.

Posisinya saat terbaring pun kedua kakinya harus dalam keadaan lurus.

"Kayak geringgingen yang kaki kanan bawah itu, yang kiri mati rasa. Sempat dibuat berdiri mau ke kamar mandi, nggak bisa berdiri terus tidur lagi," paparnya.

Bagus kini masih harus terus dalam perawatan dari tim medis RSSA Malang. Ia diminta kembali lagi untuk melakukan rawat jalan dan kontrol ke klinik. Sebab saat kontrol pada Selasa pagi tadi ia belum menerima tindakan medis apapun.

"Dua minggu lagi suruh ke sana. Ini tadi ke sana nggak diapa-apain, antre tadi pagi jam 9-an nggak diapa-apain. Nggak dikasih penjelasan sama sekali. Katanya disuruh kembali dua minggu lagi diganti gips-nya," bebernya.

Menariknya hingga kini Bagus belum tersentuh bantuan sama sekali. Ia memang melakukan perawatan secara gratis di RSSA Malang.

Namun anggaran santunan korban luka yang dijanjikan belum diterimanya. Satu-satunya bantuan yang diterimanya baru dari sesama Aremania dan saudara-saudaranya.

"Belum ada bantuan lagi baru satu dari sesama Aremania saja, sama dari saudara-saudara banyak. Kalau pengobatan gratis," ujarnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2851 seconds (0.1#10.140)