Gunung Merapi 2 Kali Meletus, Ketinggian Kolom Capai 6.000 Meter
Minggu, 21 Juni 2020 - 10:55 WIB
SLEMAN - Gunung Merapi di perbatasan DIY-Jateng kembali erupsi . Tercatat dua kali erupsi dengan ketinggian kolom letusan mencapai 6 km di atas puncak, Minggu (21/6/2020).
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan dan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, erupsi pertama terjadi pada pukul 09.13. WIB. Erupsi tercatat di seismogram dgn amplitudo 75 mm dan durasi 328 detik. "Teramati tinggi kolom erupsi sekitar 6.000 meter dari puncak," terangnya kepada SINDOnews, Minggu (21/6/2020). (Baca juga: Lagi, Pasar Tradisional di Kendal Ditutup Akibat COVID-19)
Dijelaskannya saat erupsi arah angin menuju arah barat. Dengan demikian warga di sekitar kerang Merapi diminta waspada terjadinya hujan abu. (Baca juga: Tak Bawa Surat Hasil Rapid Test, Penumpang Kapal Gagal Berangkat)
Lihat Juga: 5.383 Siswa Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi, Kemendikdasmen Lakukan Pembelajaran Darurat
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan dan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, erupsi pertama terjadi pada pukul 09.13. WIB. Erupsi tercatat di seismogram dgn amplitudo 75 mm dan durasi 328 detik. "Teramati tinggi kolom erupsi sekitar 6.000 meter dari puncak," terangnya kepada SINDOnews, Minggu (21/6/2020). (Baca juga: Lagi, Pasar Tradisional di Kendal Ditutup Akibat COVID-19)
Dijelaskannya saat erupsi arah angin menuju arah barat. Dengan demikian warga di sekitar kerang Merapi diminta waspada terjadinya hujan abu. (Baca juga: Tak Bawa Surat Hasil Rapid Test, Penumpang Kapal Gagal Berangkat)
Kemudian erupsi kembali terjadi pada pada pukul 9.27 WIB. Kali ini dengan amplitudo 75 mm dan durasi 100 detik. "Akan tetapi tinggi kolom erupsi tidak teramati," ujarnya.
Meskipun terjadi dua kali erupsi, dia meminta masyarakat tetap tenang. Jarak aman masih lebih dari 3 km dari puncak Merapi. "Masih level II, atau waspada. Kami belum merubah status Merapi," katanya.
Lihat Juga: 5.383 Siswa Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi, Kemendikdasmen Lakukan Pembelajaran Darurat
(shf)
tulis komentar anda