Kerajaan Majapahit dan Rentetan Bencana Alam yang Memicu Kehancurannya
Minggu, 21 November 2021 - 05:00 WIB
Tetapi andaikata pusat kerajaan tidak dihancurkan oleh bencana alam, kerajaan yang pernah amat besar itu dan menguasai seluruh Nusantara dapat saja mengalami kemunduran sebagai akibat dari proses pendangkalan kali Brantas, khususnya bagian deltanya dan kali Porong.
Bersamaan dengan itu, garis pantai maju dan menghambat lalulintas air sehingga hubungan Majapahit dengan dunia luar tersumbat karenanya, sedang pada masa itu jalur itu dominan.
Baca juga: 27 Persen Balita di Jawa Timur Alami Gizi Buruk selama Pandemi Covid-19
Majapahit dan Aktivitas Gunung Api
Sebuah penelitian menyebutkan, Majapahit dihantui aktifitas gunung berapi dan situs-situs peninggalannya terkubur lapisan lahar. Candi, sarana kota, permukiman semuanya porak poranda terkubur material muntahan Sang Giri.
"Ini yang mengubur peradaban, yang sekarang ditemukan di beberapa tempat. Antara lain situs Kedaton di Jonbang, Sumberbeji di Jombang, dan Kumitir di Trowulan," terang peneliti ITS, Amien Widodo.
Sementara dalam Serat Pararaton mencatat terjadinya bencana berkali-kali. Tulisan yang dibuat pada masa akhir Majapahit menyebut gunung meletus pada 1233 Saka (1311 M), 1317 Saka (1395 M), 1343 Saka (1421 M), 1373 Saka (1451 M), 1384 Saka (1462 M), dan 1403 Saka (1481 M).a
Juga ada bencana lain seperti gemuruh lahar dingin (guntur banyu pindah) pada 1256 Saka (13334 M) dan muncul gunung anyar (baru) pada 1307 Saka (385 M).
Letusan gunung pada 1343 Saka (1421 M) diikuti kekurangan pangan pasa 1348 Saka (1426 M). Gempa bumi (palindu) terjadi pada 1372 Saka (1450 M) sebelum gunung meletus pada 1373 Saka (1451 M).
Strategi Majapahit Antisipasi Letusan Gunung Berapi
Bersamaan dengan itu, garis pantai maju dan menghambat lalulintas air sehingga hubungan Majapahit dengan dunia luar tersumbat karenanya, sedang pada masa itu jalur itu dominan.
Baca juga: 27 Persen Balita di Jawa Timur Alami Gizi Buruk selama Pandemi Covid-19
Majapahit dan Aktivitas Gunung Api
Sebuah penelitian menyebutkan, Majapahit dihantui aktifitas gunung berapi dan situs-situs peninggalannya terkubur lapisan lahar. Candi, sarana kota, permukiman semuanya porak poranda terkubur material muntahan Sang Giri.
"Ini yang mengubur peradaban, yang sekarang ditemukan di beberapa tempat. Antara lain situs Kedaton di Jonbang, Sumberbeji di Jombang, dan Kumitir di Trowulan," terang peneliti ITS, Amien Widodo.
Sementara dalam Serat Pararaton mencatat terjadinya bencana berkali-kali. Tulisan yang dibuat pada masa akhir Majapahit menyebut gunung meletus pada 1233 Saka (1311 M), 1317 Saka (1395 M), 1343 Saka (1421 M), 1373 Saka (1451 M), 1384 Saka (1462 M), dan 1403 Saka (1481 M).a
Juga ada bencana lain seperti gemuruh lahar dingin (guntur banyu pindah) pada 1256 Saka (13334 M) dan muncul gunung anyar (baru) pada 1307 Saka (385 M).
Letusan gunung pada 1343 Saka (1421 M) diikuti kekurangan pangan pasa 1348 Saka (1426 M). Gempa bumi (palindu) terjadi pada 1372 Saka (1450 M) sebelum gunung meletus pada 1373 Saka (1451 M).
Strategi Majapahit Antisipasi Letusan Gunung Berapi
tulis komentar anda