Perbanyak Tes Swab, Maksimalkan Laboratorium di BBTKLPP
Kamis, 04 Juni 2020 - 12:59 WIB
SURABAYA - Tes swab terus dilakukan untuk mendeteksi warga yang terpapar virus Corona. Untuk menambah testing, keberadaan laboratorium dimaksimalkan untuk mendukung mobil laboratorium dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Intelijen Negara (BIN) yang beberapa hari ini melakukan rapid tes dan tes swab keliling.
(Baca juga: Dokter Senior di Surabaya Meninggal Akibat Serangan COVID-19 )
Upaya memaksimalkan laboratorium itu dilakukan setelah Pemkot Surabaya, menerima bantuan alat PCR oleh BIN. Mereka membuat laboratorium sendiri dan bisa melakukan tes swab secara mandiri. Pemkot sendiri meminjam ruangan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya untuk meletakkan alat PCR itu dan membuat laboratorium.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menuturkan, operasional laboratorium sendiri kini sudah bisa melakukan tes swab. Sudah ada ratusan sampel yang dikirimkan ke BBTKLPP tersebut untuk dilakukan tes swab. Pelaksanaan testing ini diperlukan untuk mempercepat keluarnya hasil tes swab tersebut. "Kita pinjam ruangan dulu. Alhamdulillah laboratorium sudah bisa kita gunakan. Sambil menunggu Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) kita jadi," kata Risma, Kamis (4/6/2020).
Ia melanjutkan, laboratorium tersebut memang harus secepat mungkin dioperasikan, apalagi alat-alat yang dibantu oleh BIN itu sudah siap dioperasikan. Tentunya, melalui cara ini akan mempercepat pemeriksaan sampel yang akan di tes swab. "Saya memang ingin secepatnya dioperasikan, supaya kehidupan warga kembali normal," ucapnya.
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, M. Fikser menjelaskan, pihaknya sudah bertemu dan berkoordinasi dengan Kepala BBTKLPP Rosidi Roslan. Dia pun menyanggupi untuk membantu Pemkot Surabaya.
"Saya sudah ketemu dengan Kepala BBPTLPP. Beliau mengatakan bahwa sehari bisa seribu sampel. Namun, karena ini masih baru, tidak bisa langsung segitu. Pelan-pelanlah ya sambil proses untuk mencapai itu," kata M. Fikser.
Sebelum laboratorium PCR ini digunakan, Fikser memastikan bahwa terlebih dahulu melakukan uji validasi selama dua hari. Tujuannya memastikan hasil dari pemeriksaan ini benar-benar valid. "Jadi, prosesnya memang harus melewati uji validasi, supaya benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya.
Kepala Kominfo Kota Surabaya ini juga menjelaskan mekanisme dan hasil pemeriksaan di laboratorium PCR yang baru dioperasikan itu tidak jauh berbeda dengan bantuan mobil lababoratorium dari BIN. Pasalnya, untuk hasil esktraksi membutuhkan waktu selama 45 menit dan hasil pemeriksaan PCR-nya membutuhkan waktu 2-4 jam setiap sampelnya. "Baru setelah itu hasil keluar. Apakah pasien itu negatif atau positif," jelasnya.
Fikser juga menjelaskan, pihaknya juga sudah membagikan alat Virus Transport Media (VTM) kepada beberapa rumah sakit. Fungsinya, alat pengambilan cairan dari kerongkongan dan hidung. "Nanti juga akan dilampiri surat dari kami berisi permohonan untuk diperiksa di lab tersebut," ungkapnya.
(Baca juga: Dokter Senior di Surabaya Meninggal Akibat Serangan COVID-19 )
Upaya memaksimalkan laboratorium itu dilakukan setelah Pemkot Surabaya, menerima bantuan alat PCR oleh BIN. Mereka membuat laboratorium sendiri dan bisa melakukan tes swab secara mandiri. Pemkot sendiri meminjam ruangan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya untuk meletakkan alat PCR itu dan membuat laboratorium.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menuturkan, operasional laboratorium sendiri kini sudah bisa melakukan tes swab. Sudah ada ratusan sampel yang dikirimkan ke BBTKLPP tersebut untuk dilakukan tes swab. Pelaksanaan testing ini diperlukan untuk mempercepat keluarnya hasil tes swab tersebut. "Kita pinjam ruangan dulu. Alhamdulillah laboratorium sudah bisa kita gunakan. Sambil menunggu Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) kita jadi," kata Risma, Kamis (4/6/2020).
Ia melanjutkan, laboratorium tersebut memang harus secepat mungkin dioperasikan, apalagi alat-alat yang dibantu oleh BIN itu sudah siap dioperasikan. Tentunya, melalui cara ini akan mempercepat pemeriksaan sampel yang akan di tes swab. "Saya memang ingin secepatnya dioperasikan, supaya kehidupan warga kembali normal," ucapnya.
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, M. Fikser menjelaskan, pihaknya sudah bertemu dan berkoordinasi dengan Kepala BBTKLPP Rosidi Roslan. Dia pun menyanggupi untuk membantu Pemkot Surabaya.
"Saya sudah ketemu dengan Kepala BBPTLPP. Beliau mengatakan bahwa sehari bisa seribu sampel. Namun, karena ini masih baru, tidak bisa langsung segitu. Pelan-pelanlah ya sambil proses untuk mencapai itu," kata M. Fikser.
Sebelum laboratorium PCR ini digunakan, Fikser memastikan bahwa terlebih dahulu melakukan uji validasi selama dua hari. Tujuannya memastikan hasil dari pemeriksaan ini benar-benar valid. "Jadi, prosesnya memang harus melewati uji validasi, supaya benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya.
Kepala Kominfo Kota Surabaya ini juga menjelaskan mekanisme dan hasil pemeriksaan di laboratorium PCR yang baru dioperasikan itu tidak jauh berbeda dengan bantuan mobil lababoratorium dari BIN. Pasalnya, untuk hasil esktraksi membutuhkan waktu selama 45 menit dan hasil pemeriksaan PCR-nya membutuhkan waktu 2-4 jam setiap sampelnya. "Baru setelah itu hasil keluar. Apakah pasien itu negatif atau positif," jelasnya.
Fikser juga menjelaskan, pihaknya juga sudah membagikan alat Virus Transport Media (VTM) kepada beberapa rumah sakit. Fungsinya, alat pengambilan cairan dari kerongkongan dan hidung. "Nanti juga akan dilampiri surat dari kami berisi permohonan untuk diperiksa di lab tersebut," ungkapnya.
(eyt)
Lihat Juga :
tulis komentar anda