9 Tempat Prostitusi Legendaris di Indonesia, Nomor 4 Terbesar di Asia Tenggara
Rabu, 13 Oktober 2021 - 18:11 WIB
2. Saritem, Bandung
Tempat prostitusi terkenal yang ada di Bandung, Saritem sudah berdiri sejak 1838. Saritem merupakan nama yang diberikan seseorang Belanda kepada wanita pribumi penjual jamu. Saritem kemudian dijadikan gundik, dan diminta untuk mencari wanita lain guna menemani tentara Belanda yang masih lajang.
Lambat laun, Saritem terus mencari perempuan agar bisa menjadi teman kencan para tentara itu. Ia banyak mengumpulkan perempuan muda dari Garut, Indramayu dan Sumedang. Karena jumlah perempuannya makin banyak, maka Saritem diberikan rumah besar untuk menampung mereka sekaligus menjadi rumah bordil. Akhirnya, lokasi rumah bordil yang berada di wilayah Gardujati itu dikenal sebagai ‘Saritem’.
3. Sarkem, Yogyakarta
Kawasan prostitusi di Indonesia yang sudah ada sejak zaman pendudukan Belanda adalah Pasar Kembang atau Sarkem, Yogyakarta. Menurut buku ‘Antologi Karya Ilmiah Siswa Bengkel Bahasa Indonesia’ tahun 2007 milik Balai Bahasa Yogyakarta, secara administratif Sarkem disebut sebagai kampung Sosrowijayan Kulon yang ada di sebelah selatan Pasar Kembang.
Lokalisasi Sarkem memiliki luas sekitar 112.500 meter peresegi. Beberapa sumber menyebut, Sarkem mulai beroperasi di tahun 1818. Namun, ada juga yang menyebut tahun 1884. Bersamaan dengan proses pembangunan stasiun Tugu. Sejak itu, mulai muncul beberapa lokasi penginapan yang dijadikan tempat pelacuran.
4. Gang Dolly, Surabaya
Dalam beberapa dekade silam, Gang Dolly di Surabaya, Jatim tersohor dan menjadi reverensi utama para hidung belang untuk mencari mangsa. Dolly bahkan disebut-sebut sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara.
Tempat prostitusi terkenal yang ada di Bandung, Saritem sudah berdiri sejak 1838. Saritem merupakan nama yang diberikan seseorang Belanda kepada wanita pribumi penjual jamu. Saritem kemudian dijadikan gundik, dan diminta untuk mencari wanita lain guna menemani tentara Belanda yang masih lajang.
Lambat laun, Saritem terus mencari perempuan agar bisa menjadi teman kencan para tentara itu. Ia banyak mengumpulkan perempuan muda dari Garut, Indramayu dan Sumedang. Karena jumlah perempuannya makin banyak, maka Saritem diberikan rumah besar untuk menampung mereka sekaligus menjadi rumah bordil. Akhirnya, lokasi rumah bordil yang berada di wilayah Gardujati itu dikenal sebagai ‘Saritem’.
3. Sarkem, Yogyakarta
Kawasan prostitusi di Indonesia yang sudah ada sejak zaman pendudukan Belanda adalah Pasar Kembang atau Sarkem, Yogyakarta. Menurut buku ‘Antologi Karya Ilmiah Siswa Bengkel Bahasa Indonesia’ tahun 2007 milik Balai Bahasa Yogyakarta, secara administratif Sarkem disebut sebagai kampung Sosrowijayan Kulon yang ada di sebelah selatan Pasar Kembang.
Lokalisasi Sarkem memiliki luas sekitar 112.500 meter peresegi. Beberapa sumber menyebut, Sarkem mulai beroperasi di tahun 1818. Namun, ada juga yang menyebut tahun 1884. Bersamaan dengan proses pembangunan stasiun Tugu. Sejak itu, mulai muncul beberapa lokasi penginapan yang dijadikan tempat pelacuran.
4. Gang Dolly, Surabaya
Dalam beberapa dekade silam, Gang Dolly di Surabaya, Jatim tersohor dan menjadi reverensi utama para hidung belang untuk mencari mangsa. Dolly bahkan disebut-sebut sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara.
Lihat Juga :
tulis komentar anda