Sosok Gabriella Meilani, Suster Cantik Korban Penyerangan KKB di Pegunungan Bintang Papua
Jum'at, 17 September 2021 - 01:58 WIB
Lahir dan besar di Besum, Nimboran, Jayapura, Ella memulai masa sekolahnya di SD Inpres Besum, lulus dari sekolah dasar, Ella melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 2 Besum dan selanjutnya bersekolah di SMA Taruna Bhakti, Waena, Jayapura.
Keinginannya untuk bisa membantu sesama membawa Ella menempuh pendidikan di STIKES, Jayapura, Papua. Tak lama setelah lulus nasib membawa Ella bertugas dan mengabdi di Puskesmas Kiriwok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Sayangnya belum lama bertugas, Kelompok Separatis Teroris Organisasi Papua Merdeka melakukan Penyerangan dengan menyerang dan membakar sejumlah fasilitas pelayanan termasuk puskesmas membuat Ella dan rekan-rekannya berusaha menyelamatkan diri.
Namun sayang, Ella tidak sempat menyelamatkan diri, suster cantik itu terkena serangan membabi buta dari kelompok separatis OPM.
Di usianya yang masih sangat muda 22 tahun, gadis manis yang betah di rumah dan menjadi kebanggaan orangtuanya, menjadi korban kebiadaban KST OPM, dan meninggalkan duka yang mendalam bagi orangtua dan keluarganya.
Rasa simpati dan duka cita serta kehilangan diungkapkan mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Yeremias Tapyor.
Yeremias Tapyor yang juga merupakan Inisiator Satgas Perubahan Kabupaten Pegunungan Bintang mengutuk keras dan menyesalkan kejadian keji yang menimpa para tenaga kesehatan di wilayah itu.
Baca Juga
Keinginannya untuk bisa membantu sesama membawa Ella menempuh pendidikan di STIKES, Jayapura, Papua. Tak lama setelah lulus nasib membawa Ella bertugas dan mengabdi di Puskesmas Kiriwok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Sayangnya belum lama bertugas, Kelompok Separatis Teroris Organisasi Papua Merdeka melakukan Penyerangan dengan menyerang dan membakar sejumlah fasilitas pelayanan termasuk puskesmas membuat Ella dan rekan-rekannya berusaha menyelamatkan diri.
Namun sayang, Ella tidak sempat menyelamatkan diri, suster cantik itu terkena serangan membabi buta dari kelompok separatis OPM.
Di usianya yang masih sangat muda 22 tahun, gadis manis yang betah di rumah dan menjadi kebanggaan orangtuanya, menjadi korban kebiadaban KST OPM, dan meninggalkan duka yang mendalam bagi orangtua dan keluarganya.
Rasa simpati dan duka cita serta kehilangan diungkapkan mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Yeremias Tapyor.
Yeremias Tapyor yang juga merupakan Inisiator Satgas Perubahan Kabupaten Pegunungan Bintang mengutuk keras dan menyesalkan kejadian keji yang menimpa para tenaga kesehatan di wilayah itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda