Kisah Muh Rifa'i, Bocah Yatim yang Mengalami Infeksi Paru Itu Dibantu Korem 143/HO
Rabu, 04 Agustus 2021 - 05:08 WIB
"Saat lahir sudah begini memang. Pernah dibawa di Puskesmas Puuwatu, RS Bhayangkara, Korem dan Bahteramas tapi belum ada yang bisa menangani," kata Hartian.
Kemudian, istri almarhum Muslan ini mengatakan bahwa dirinya ingin membawa sang anak untuk operasi
"Sejak COVID, saya kesulitan untuk berobat. Beruntung beberapa waktu lalu diantara Pak Babinsa (Serda Indra Jaya), sehingga kami merasa terbantu sekali," ujar Hartian.
Untuk memenuhi kebutuhan harian dan berobat, Hartian katakan bahwa dia ditanggung oleh bapaknya yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan.
“Mau seberapa juga gajinya bapak saya. Pas-pasan juga dia dapat uang dalam sehari, tak ada pilihan lain. Saya hanya bisa menghabiskan waktunya di dalam rumah sembari menjaga si buah hati dengan obat-obatan seadanya," ujarnya Hartian terharu.
Masih di tempat yang sama, sang kakek, Haidir (52) tampak tidak mampu menutupi rasa haru saat menerima bantuan pengobatan dari Korem 143/HO.
Haidir katakan, selaku buruh bangunan dirinya bisa mengumpulkan uang sekitar Rp1 juta per bulan dan itu pun tidak tetap.
"Untuk kebutuhan per Minggu Rifa'i saja sekitar Rp500 ribu. Saya pun dibantu saudara-saudara. Kemudian untuk mengantar Rifa'i, kami bersyukur ada Pak Babinsa yang mengantar," ujar Haidir.
"Sekali lagi, terima kasih bapak-bapak Korem yang telah membantu kami.,"pungkas bapak dari 4 orang anak itu sembari terharu.
Untuk diketahui, selain menanggung Hartian dan cucunya, Haidir masih menanggung 3 orang yang saat ini masih sekolah di bangku kelas 3 SMA, 2 SMP dan 6 SD.
Kemudian, istri almarhum Muslan ini mengatakan bahwa dirinya ingin membawa sang anak untuk operasi
"Sejak COVID, saya kesulitan untuk berobat. Beruntung beberapa waktu lalu diantara Pak Babinsa (Serda Indra Jaya), sehingga kami merasa terbantu sekali," ujar Hartian.
Untuk memenuhi kebutuhan harian dan berobat, Hartian katakan bahwa dia ditanggung oleh bapaknya yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan.
“Mau seberapa juga gajinya bapak saya. Pas-pasan juga dia dapat uang dalam sehari, tak ada pilihan lain. Saya hanya bisa menghabiskan waktunya di dalam rumah sembari menjaga si buah hati dengan obat-obatan seadanya," ujarnya Hartian terharu.
Masih di tempat yang sama, sang kakek, Haidir (52) tampak tidak mampu menutupi rasa haru saat menerima bantuan pengobatan dari Korem 143/HO.
Haidir katakan, selaku buruh bangunan dirinya bisa mengumpulkan uang sekitar Rp1 juta per bulan dan itu pun tidak tetap.
"Untuk kebutuhan per Minggu Rifa'i saja sekitar Rp500 ribu. Saya pun dibantu saudara-saudara. Kemudian untuk mengantar Rifa'i, kami bersyukur ada Pak Babinsa yang mengantar," ujar Haidir.
"Sekali lagi, terima kasih bapak-bapak Korem yang telah membantu kami.,"pungkas bapak dari 4 orang anak itu sembari terharu.
Untuk diketahui, selain menanggung Hartian dan cucunya, Haidir masih menanggung 3 orang yang saat ini masih sekolah di bangku kelas 3 SMA, 2 SMP dan 6 SD.
tulis komentar anda