Kisah Muh Rifa'i, Bocah Yatim yang Mengalami Infeksi Paru Itu Dibantu Korem 143/HO

Rabu, 04 Agustus 2021 - 05:08 WIB
loading...
Kisah Muh Rifai, Bocah Yatim yang Mengalami Infeksi Paru Itu Dibantu Korem 143/HO
Seorang anak yatim yang mengalami sakit infeksi paru sejak bayi, Muh Rifai (6) mendapat bantuan biaya pengobatan dan bahan makanan dari Korem 143/HO. Foto/Penrem 143
A A A
KENDARI - Seorang anak yatim yang mengalami sakit infeksi paru sejak bayi, Muh Rifa'i (6) mendapat bantuan biaya pengobatan dan bahan makanan dari Korem 143/HO.

Baca juga: Tak Hiraukan Gerimis, Korem 143/Halu Oleo Terus Bergerak Bagikan Bansos di Sultra

Bantuan biaya pengobatan dan bantuan sosial bahan makanan yang diserahkan ke Muh Rifa'i merupakan hasil donasi dari prajurit, PNS dan Persit Kartika Candra Kirana di wilayah jajaran Korem 143/HO.

Baca juga: Panglima TNI Mutasi 60 Perwira Tinggi, Ini Nama-namanya

"Empati yang dirasakan, mendorong personel TNI AD dan anggota Persit untuk turut peduli dalam membantu kesulitan yang dialami oleh ananda Muh Rifa'i dan keluarganya," kata Plh Kapenrem 143/HO Letda Inf Rusmin Ismail, Selasa (3/8/2021).

Kisah Muh Rifa'i, Bocah Yatim yang Mengalami Infeksi Paru Itu Dibantu Korem 143/HO

Penyerahan bantuan dari Korem 143/HO kepada Muh Rifa'i, anak yatim yang mengalami sakit infeksi paru sejak bayi. Foto/Penrem 143

Rusmin menyatakan, pihaknya merasakan kesedihan dan kesulitan yang dialami Hartian (23), yang merawat Rifa'i dalam kondisi sakit sejak usia 1,5 bulan.

"Baru terkumpul Rp16.650.000 untuk membantu pengobatan dan tadi sudah diserahkan. Saat ini, pengumpulan donasi dari KBT TNI AD di Sultra pun masih berlangsung dan akan kita teruskan pada kesempatan berikutnya," ujar Rusmin.

Dia menyebut bantuan ini jumlahnya seberapa. "Namun setidaknya sebagai bagian dari masyarakat Sultra, prajurit TNI AD harus senantiasa turut terlibat dan peduli membantu kesulitan yang dialami saudara kita," tandas Rusmin.

Seusai penyerahan bantuan bersama para pejabat utama Korem dan Dandim jajaran 143/HO, Kasi Pers Kasrem 143/HO Kolonel Arh Saptarendra P menjelaskan bahwa pemberian bantuan itu berawal dari informasi yang di-share oleh wartawan di grup WhatsApp (WA).

"Tadi Danrem 143/HO, Brigjen TNI Jannie A Siahaan akan menyerahkan, tapi karena ada kegiatan yang tidak bisa ditunda maka beliau berhalangan hadir," ujar Sapta.

Sapta mengungkapkan bahwa di tengah pandemi COVID-19, Hartian yang telah ditinggal suaminya dengan tekun merawat anaknya, Rifa'i yang mengalami sakit sejak berusia 1,5 bulan.

"Video yang beredar di grup WhatsApp dari kawan-kawan wartawan tidak saja membuat kita iba, tapi juga menyadarkan kita semua bahwa masih ada di antara kita yang membutuhkan uluran tangan," tambahnya.

Atas bantuan yang diberikan jajaran Korem 143/HO, Sapta berharap dapat menggugah berbagai pihak untuk ikut serta membantu Rifa'i maupun anak-anak yang mengalami hal serupa.

"Tadinya akan kami arahkan ke RS Korem, namun ternyata di sana tidak ada dokter spesialis paru. Dengan bantuan pengobatan ini semoga bisa membantu Rifa'i berobat dan lekas sembuh," tandasnya.

Terpisah, Hartian, ibunda Muh Rifai jelaskan bahwa putranya telah menderita penyakit itu sejak dilahirkan dan saat ini setiap bernapas selalu mendengkur.

"Saat lahir sudah begini memang. Pernah dibawa di Puskesmas Puuwatu, RS Bhayangkara, Korem dan Bahteramas tapi belum ada yang bisa menangani," kata Hartian.

Kemudian, istri almarhum Muslan ini mengatakan bahwa dirinya ingin membawa sang anak untuk operasi

"Sejak COVID, saya kesulitan untuk berobat. Beruntung beberapa waktu lalu diantara Pak Babinsa (Serda Indra Jaya), sehingga kami merasa terbantu sekali," ujar Hartian.

Untuk memenuhi kebutuhan harian dan berobat, Hartian katakan bahwa dia ditanggung oleh bapaknya yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan.

“Mau seberapa juga gajinya bapak saya. Pas-pasan juga dia dapat uang dalam sehari, tak ada pilihan lain. Saya hanya bisa menghabiskan waktunya di dalam rumah sembari menjaga si buah hati dengan obat-obatan seadanya," ujarnya Hartian terharu.

Masih di tempat yang sama, sang kakek, Haidir (52) tampak tidak mampu menutupi rasa haru saat menerima bantuan pengobatan dari Korem 143/HO.

Haidir katakan, selaku buruh bangunan dirinya bisa mengumpulkan uang sekitar Rp1 juta per bulan dan itu pun tidak tetap.

"Untuk kebutuhan per Minggu Rifa'i saja sekitar Rp500 ribu. Saya pun dibantu saudara-saudara. Kemudian untuk mengantar Rifa'i, kami bersyukur ada Pak Babinsa yang mengantar," ujar Haidir.

"Sekali lagi, terima kasih bapak-bapak Korem yang telah membantu kami.,"pungkas bapak dari 4 orang anak itu sembari terharu.

Untuk diketahui, selain menanggung Hartian dan cucunya, Haidir masih menanggung 3 orang yang saat ini masih sekolah di bangku kelas 3 SMA, 2 SMP dan 6 SD.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2188 seconds (0.1#10.140)