Tiong Hwa Ie Sia, Kisah Perjuangan Warga Tionghoa Melawan Pagebluk dan Kolonialisme
Minggu, 18 Juli 2021 - 05:39 WIB
Baca Juga
Koo Liong Ing juga kerap bersuara keras. Ia berpendapat, bila dibandingkan dengan bangsa kulit putih yang tinggal di Malang, kondisi pelayanan kesehatan bagi penduduk Tionghoa, dan Bumiputera masih jauh tertinggal ditinjau dari segi apapun.
Dalam buku tersebut, Ravaldo yang mengambil jurusan Colonial And Global History di Universiteit Leiden Belanda, menyebutkan, pada masa itu pengetahuan medis masyarakat masih sangat terbelakang, angka kematian sangat tinggi, dan diskriminasi terhadap penduduk non Eropa dalam mendapatkan pelayanan kesehatan juga sangat tinggi.
Kondisi serba sulit ini, membuat Koo Liong Ing yang sempat mengenyam pendidikan dasar di Yiong Hwa Hak Toong (THHT) Wlingi, menyerukan kepada penduduk Tionghoa di Malang , agar tidak menggantungkan nasib dan nyawa mereka terhadap kebijakan kesehatan yang dibuat pemerintah Hindia Belanda.
Baca Juga
Tokoh aktivis ini menyerukan agar penduduk Tionghoa yang bermukim di Malang, untuk mulai berani mengambil inisiatif dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang menyengsarakan penduduk Tionghoa, dan Bumiputera.
Tak hanya bersuara lantang melalui tulisan-tulisannya saja. Koo Liong Ing, juga berinisiatif melakukan diskusi-diskusi dengan sejumlah pihak dalam mewujudkan tempat layanan kesehatan bagi masyarakat Tionghoa, dan Bumiputera di Malang.
Berbagai kegelisahan dan pemikirannya itu, didiskusikan dengan salah satu sahabat karibnya Liem Ghik Djiang, atau dikenal dengan sapaan Dr. Liem. Dia merupakan seorang dokter Tionghoa lulusan Belanda, yang dikenal memiliki jiwa sosial tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat kurang mampu di wilayah Jawa Timur.
Baca Juga
Gayung bersambut, Dr. Liem ternyata juga sudah sejak lama memikirkan hal yang sama dengan Koo Liong Ing. Bahkan, pelayanan kesehatan itu sudah ada di angan-angan Dr. Liem saat masih menempuh pendidikan di Universiteit Leiden Belanda.
tulis komentar anda