Tiong Hwa Ie Sia, Kisah Perjuangan Warga Tionghoa Melawan Pagebluk dan Kolonialisme
Minggu, 18 Juli 2021 - 05:39 WIB
Kala menempuh pendidikan dokter di Belanda, Dr. Leim telah membayangkan, kelak dapat menolong sebanyak-banyaknya penduduk Hindia Belanda, yang selama ini kesulitan mengakses pelayanan kesehatan . Impian itu terwujud, setelah gelar dokter berhasil diraihnya pada tahun 1928.
Ravaldo dalam tulisannya menyebutkan, pada 1 Februari 1929, Dr. Liem membuka praktik pertamanya di Pregollan 17 Surabaya. Saat bersamaan, Dr. Liem juga membantu Poliklinik Soe Swie Tiong Hwa Ie Wan Surabaya, yang dirintis oleh Dr. Oei Kiau Pik. Poliklinik itu hingga kini masih memberi layanan kesehatan untuk masyarakat, dengan menjadi Rumah Sakit Adi Husada.
Dalam buku "Puji Widhi Bhakti Pertiwi, 90 Tahun Rumah Sakit Panti Nirmala (Tiong Hwa Ie Sia)" disebutkan, kala itu Dr. Liem juga menegaskan, orang Tionghoa di Hindia Belanda, sejatinya sudah mampu mendirikan dan mengelola institusi kesehatan sendiri, karena jumlah dokter Tionghoa di Hindia Belanda terus bertambah, meskipun masih terkonsentrasi di kota-kota besar.
Antara Koo Liong Ing dengan Dr. Liem memiliki kesadaran penuh, tentang pentingnya perbaikan kesehatan bagi warga Tionghoa, dan Bumiputera di Nusantara, utamanya yang tinggal di wilayah Malang. Dari sinilah, akhirnya mereka sepakat untuk mendidikan institusi kesehatan di Malang, demi melayani kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat yang kurang mampu tanpa memandang latang belakang dan kondisi keuangan pasien.
Rencana keduanya dengan cepat menyebar, masyarakat Tionghoa dan Bumiputera menyambut antusias kehadiran tempat pelayanan kesehatan itu. Bahkan, gagasan pendirian layanan kesehatan di Malang tersebut, sempat dimuat dalam Tjahaja Timoer yang merupakan koran Melayu-Tionghoa terbesar di Malang.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, masyarakat Tionghoa di Malang, utamanya yang tergabung dalam perkumpulan Tiong Hwa Hwee Malang, mengadakan pertemuan pada 25 Agustus 1929. Pertemuan ini menyepakati untuk didirikannya poloklinik kesehatan yang profesional, dan bisa melayani semua pasien dengan biaya terjangkau.
Usai terbentuknya pengurus, mereka akhirnya menggalang dana untuk mewujudkan poliklinik kesehatan tersebut. Mengingat, dana yang dibutuhkan untuk mendirikan poliklinik sangatlah besar. Setelah donasi terkumpul, akhirnya klinik yang diberi nama Tiong Ha Ie Sia (THIS) pada 1 Oktober 1929.
Pelayanan kesehatan di Poliklinik THIS tersebut, dilakukan di halaman Tiong Hwa Hwee yang ada di Petjinanstraat atau sekarang dikenal dengan Jalan Pasar Besar Malang. Seluruh pemeriksaan di Poliklinik THIS dilakukan oleh Dr. Liem dengan menempati ruangan berukuran 4 x 4 meter.
Ravaldo dalam tulisannya menyebutkan, pada 1 Februari 1929, Dr. Liem membuka praktik pertamanya di Pregollan 17 Surabaya. Saat bersamaan, Dr. Liem juga membantu Poliklinik Soe Swie Tiong Hwa Ie Wan Surabaya, yang dirintis oleh Dr. Oei Kiau Pik. Poliklinik itu hingga kini masih memberi layanan kesehatan untuk masyarakat, dengan menjadi Rumah Sakit Adi Husada.
Baca Juga
Dalam buku "Puji Widhi Bhakti Pertiwi, 90 Tahun Rumah Sakit Panti Nirmala (Tiong Hwa Ie Sia)" disebutkan, kala itu Dr. Liem juga menegaskan, orang Tionghoa di Hindia Belanda, sejatinya sudah mampu mendirikan dan mengelola institusi kesehatan sendiri, karena jumlah dokter Tionghoa di Hindia Belanda terus bertambah, meskipun masih terkonsentrasi di kota-kota besar.
Antara Koo Liong Ing dengan Dr. Liem memiliki kesadaran penuh, tentang pentingnya perbaikan kesehatan bagi warga Tionghoa, dan Bumiputera di Nusantara, utamanya yang tinggal di wilayah Malang. Dari sinilah, akhirnya mereka sepakat untuk mendidikan institusi kesehatan di Malang, demi melayani kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat yang kurang mampu tanpa memandang latang belakang dan kondisi keuangan pasien.
Rencana keduanya dengan cepat menyebar, masyarakat Tionghoa dan Bumiputera menyambut antusias kehadiran tempat pelayanan kesehatan itu. Bahkan, gagasan pendirian layanan kesehatan di Malang tersebut, sempat dimuat dalam Tjahaja Timoer yang merupakan koran Melayu-Tionghoa terbesar di Malang.
Baca Juga
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, masyarakat Tionghoa di Malang, utamanya yang tergabung dalam perkumpulan Tiong Hwa Hwee Malang, mengadakan pertemuan pada 25 Agustus 1929. Pertemuan ini menyepakati untuk didirikannya poloklinik kesehatan yang profesional, dan bisa melayani semua pasien dengan biaya terjangkau.
Usai terbentuknya pengurus, mereka akhirnya menggalang dana untuk mewujudkan poliklinik kesehatan tersebut. Mengingat, dana yang dibutuhkan untuk mendirikan poliklinik sangatlah besar. Setelah donasi terkumpul, akhirnya klinik yang diberi nama Tiong Ha Ie Sia (THIS) pada 1 Oktober 1929.
Pelayanan kesehatan di Poliklinik THIS tersebut, dilakukan di halaman Tiong Hwa Hwee yang ada di Petjinanstraat atau sekarang dikenal dengan Jalan Pasar Besar Malang. Seluruh pemeriksaan di Poliklinik THIS dilakukan oleh Dr. Liem dengan menempati ruangan berukuran 4 x 4 meter.
tulis komentar anda