Pengamat Sarankan Trotoar Dimanfaatkan Sebagai Jalur Pesepeda
Senin, 07 Juni 2021 - 08:28 WIB
MAKASSAR - Wali Kota Makassar , Ramdhan 'Danny' Pomanto berencana menggagas jalur khusus bagi pesepeda di Kota Makassar. Ada tiga titik yang disasar, yaitu Sekitaran Karebosi, Pantai Losari dan Jalan Penghibur.
Dimana jalan-jalan tersebut telah terintegrasi dengan Jalan Sudirman yang sebelumnya telah lebih dulu dibuatkan jalur sepeda, yaitu sejak November 2020 lalu.
Panjangnya sendiri akan mencapai 5 kilometer. Danny memastikan penerapannya bakal dilakukan tahun ini. "Tahun ini saya bikin, sementara itu dulu, nanti kita survei yang lain, supaya tidak mengganggu lalu lintas," jelasnya.
Pengamat Transportasi Univeristas Muslim Indonesia ( UMI ), Prof Lambang Basri Said menanggapi penerapan jalur khusus bagi pesepeda yang diwacanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar tersebut.
Lambang menilai, jalur bagi pesepeda akan lebih efektif jika memanfaatkan jalur pejalan kaki yaitu trotoar jalan alih-alih menerapkan jalur baru.
"Jadi paling tidak disarankan untuk tidak melalui lajur yang sudah ada. Kalau berkaca di luar negeri, jalur sepeda itu satu lane dengan pejalan kaki atau lajur lambat. Jadi biasanya pakai trotoar," ujarnya.
Hal ini, kata dia, agar jalur dapat optimal, para pesepeda terlindungi dan tidak memperlambat kendaraan. Selain itu, pemanfaatan trotoar di Kota Makassar terbilang masih sangat minim atau belum cukup diminati oleh masyarakat, sehingga asas manfaatnya lebih terlihat jika digunakan pesepeda.
Dia mengatakan, Pemkot perlu membenahi trotoar dengan memperlebar dan memberikan jalur hijau, upaya ini dinilai mampu menyelesaikan persoalan PKL, parkir liar dan isu jalur khusus bagi pejalan kaki.
"Jadi trotoarnya diperlebar, sekaligus itu mengeleminir pedagang kaki lima, parkir, nah itu. Ini juga mendorong orang kalau sudah baik untuk menggunakan trotoar maksudnya kalau sudah hijau, rata, tidak ada pedagang kaki lima, parkir orang pasti mau gunakan. Jadi kalau barang beberapa kilo orang bawaannya pasti naik sepeda ke kantor," terangnya.
Dimana jalan-jalan tersebut telah terintegrasi dengan Jalan Sudirman yang sebelumnya telah lebih dulu dibuatkan jalur sepeda, yaitu sejak November 2020 lalu.
Panjangnya sendiri akan mencapai 5 kilometer. Danny memastikan penerapannya bakal dilakukan tahun ini. "Tahun ini saya bikin, sementara itu dulu, nanti kita survei yang lain, supaya tidak mengganggu lalu lintas," jelasnya.
Baca Juga
Pengamat Transportasi Univeristas Muslim Indonesia ( UMI ), Prof Lambang Basri Said menanggapi penerapan jalur khusus bagi pesepeda yang diwacanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar tersebut.
Lambang menilai, jalur bagi pesepeda akan lebih efektif jika memanfaatkan jalur pejalan kaki yaitu trotoar jalan alih-alih menerapkan jalur baru.
"Jadi paling tidak disarankan untuk tidak melalui lajur yang sudah ada. Kalau berkaca di luar negeri, jalur sepeda itu satu lane dengan pejalan kaki atau lajur lambat. Jadi biasanya pakai trotoar," ujarnya.
Baca Juga
Hal ini, kata dia, agar jalur dapat optimal, para pesepeda terlindungi dan tidak memperlambat kendaraan. Selain itu, pemanfaatan trotoar di Kota Makassar terbilang masih sangat minim atau belum cukup diminati oleh masyarakat, sehingga asas manfaatnya lebih terlihat jika digunakan pesepeda.
Dia mengatakan, Pemkot perlu membenahi trotoar dengan memperlebar dan memberikan jalur hijau, upaya ini dinilai mampu menyelesaikan persoalan PKL, parkir liar dan isu jalur khusus bagi pejalan kaki.
"Jadi trotoarnya diperlebar, sekaligus itu mengeleminir pedagang kaki lima, parkir, nah itu. Ini juga mendorong orang kalau sudah baik untuk menggunakan trotoar maksudnya kalau sudah hijau, rata, tidak ada pedagang kaki lima, parkir orang pasti mau gunakan. Jadi kalau barang beberapa kilo orang bawaannya pasti naik sepeda ke kantor," terangnya.
(agn)
tulis komentar anda