Kisah Kejayaan Majapahit dan Mitos-mitos Misterius yang Menyelubunginya
Jum'at, 26 Februari 2021 - 05:00 WIB
"Konon katanya saat itu Mpu Bharada terbang membawa kendi berisi air. Air itu kemudian yang memecah kedua wilayah, maka jadilah sungai Brantas. Saat terbang itu, kain yang digunakan Mpu Bharada nyangkut di pohon asem yang sangat tinggi dan besar. Kemudian Mpu Bharada mengeluarkan sabda, pohon tersebut menjadi pendek. Akhirnya disebut Kamal Pandak," katanya.
Pasca isiden tersebut, Mpu Bharada memutuskan untuk berhenti dan tidak melanjutkan prosesi pembelahan wilayah itu sampai tuntas. Kemudian ia berdiam diri dan memutuskan untuk bertapa dan menetap di Kamal Pandak. Konon, raja-raja setelah Airlangga, mencari lokasi dimana Kamal Pandak tersebut. Diyakini, kerajaan yang berdiri di atas Kamal Pandak , bakal bisa menyatukan kerajaan di tanah jawa.
"Mitosnya, Kamal Pandak itu ya di Trowulan, tempat Kerajaan Majapahit. Karena pindah ke Trowulan, Majapahit bisa menyatukan Nusantara. Dalam Nagarakertagama, wilayahnya meliputi Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur. Termasuk Semenanjung Malaya, Tumasik (Singapura), serta sebagian Thailand, dan Filipina," tutur Yuhan.
Pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu yang sangat besar. Bahkan tergolong kerajaan yang kaya raya. Hal itu dibuktikan dari sisa-sisa peninggalannya. Termasuk dari cerita dan buku-buku yang ditulis sejumlah orang yang pernah mengunjungi Kerajaan Majapahit.
Ayuhannafiq menuturkan, dari buku Pastur Odorico Mattiuzzi yang berjudul "Perjalanan Pastur Odorico" disebutkan bahwa, Majapahit merupakan kerajaan yang sangat kaya. Bahkan sang pastur sampai terpesona saat singgah di Kota Raja Wilwatikta pada tahun 1322.
Pastur yang lahir pada tahun 1,286 di Villanova sebuah tempat dekat Kota Pardenone, Friuli Italia, ini mendapatkan izin tinggal sementara di Wilwatikta, dari Raja Majapahit yang dijabat Jayanegara kala itu. Setelah mendapatkan tugas dari Paus Yohanes XXII untuk berangkat ke wilayah Asia Tengah guna menyebarkan agamanya.
"Dalam catatannya, Pastur Odorico menyebutkan saat itu dinding istananya berlapis emas. Di bagian luarnya banyak ukiran-ukiran kesatria-kesatria dari emas. Banyak dari kepala patung ksatria tersebut dikelilingi lingkaran-lingkaran emas seperti orang-orang suci (Santo)," tutur Yuhan.
Pasca isiden tersebut, Mpu Bharada memutuskan untuk berhenti dan tidak melanjutkan prosesi pembelahan wilayah itu sampai tuntas. Kemudian ia berdiam diri dan memutuskan untuk bertapa dan menetap di Kamal Pandak. Konon, raja-raja setelah Airlangga, mencari lokasi dimana Kamal Pandak tersebut. Diyakini, kerajaan yang berdiri di atas Kamal Pandak , bakal bisa menyatukan kerajaan di tanah jawa.
"Mitosnya, Kamal Pandak itu ya di Trowulan, tempat Kerajaan Majapahit. Karena pindah ke Trowulan, Majapahit bisa menyatukan Nusantara. Dalam Nagarakertagama, wilayahnya meliputi Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur. Termasuk Semenanjung Malaya, Tumasik (Singapura), serta sebagian Thailand, dan Filipina," tutur Yuhan.
Pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu yang sangat besar. Bahkan tergolong kerajaan yang kaya raya. Hal itu dibuktikan dari sisa-sisa peninggalannya. Termasuk dari cerita dan buku-buku yang ditulis sejumlah orang yang pernah mengunjungi Kerajaan Majapahit.
Ayuhannafiq menuturkan, dari buku Pastur Odorico Mattiuzzi yang berjudul "Perjalanan Pastur Odorico" disebutkan bahwa, Majapahit merupakan kerajaan yang sangat kaya. Bahkan sang pastur sampai terpesona saat singgah di Kota Raja Wilwatikta pada tahun 1322.
Pastur yang lahir pada tahun 1,286 di Villanova sebuah tempat dekat Kota Pardenone, Friuli Italia, ini mendapatkan izin tinggal sementara di Wilwatikta, dari Raja Majapahit yang dijabat Jayanegara kala itu. Setelah mendapatkan tugas dari Paus Yohanes XXII untuk berangkat ke wilayah Asia Tengah guna menyebarkan agamanya.
"Dalam catatannya, Pastur Odorico menyebutkan saat itu dinding istananya berlapis emas. Di bagian luarnya banyak ukiran-ukiran kesatria-kesatria dari emas. Banyak dari kepala patung ksatria tersebut dikelilingi lingkaran-lingkaran emas seperti orang-orang suci (Santo)," tutur Yuhan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda