Peluang di Tengah Pandemi dan Rekrut Karyawan Terkena PHK
Sabtu, 16 Mei 2020 - 18:55 WIB
JAKARTA - Tahun 2020 baru berjalan namun goncangan ekonomi telah terjadi begitu hebatnya. Ekonomi tiba-tiba ambruk dalam sekejap akibat menyebarnya virus COVID-19 ke seluruh dunia.
Pandemi virus corona atau COVID-19 yang mewabah di lebih dari 200 negara telah mengubah keadaan. Aktivitas perekonomian, olahraga, ibadah dan lain sebagainya terganggu sehingga terpaksa melakukan penyesuaian. (Baca Juga: Ini Bisnis Moncer di Tengah Pandemi COVID-19)
Banyak sekali sektor bisnis yang terdampak pandemi ini. Termasuk perusahaan yang dimiliki oleh Alfian Khomari. Yakni, PT Qomar Investama Indonesia (Qomar Thousand Group), perusahaan yang menjadi holding company dan mempunyai anak perusahaan yang bergerak di beberapa sektor. Antara lain properti, agrobisnis, perdagangan umum, kontraktor jaringan infrastruktur IT, dan investasi.
“Dari semua sektor lini bisnis mayoritas terdampak, omzet perusahaan saya mengalami penurunan secara drastis. Namun ada satu sektor yang masih bisa menjadi peluang untuk mengamankan cash flow perusahaan, yaitu sektor pangan agrobisnis,” kata Alfian Khomari, dalam keterangan tertulisny, Sabtu (16/5/2020).
Menurut dia, penyebaran virus corona atau COVID-19 di dunia, termasuk ke Indonesia berdampak ke sejumlah sektor usaha di Tanah Air. Mulai dari pariwisata hingga perdagangan, namun tidak dengan sektor pertanian.
Dedi Nursyamsi mengatakan, sektor pertanian justru menjadi pengaman dalam menghadapi wabah COVID-19. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP). ndonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar untuk sektor pertanian.
Adanya wabah ini justru pertanian harus makin digenjot karena masyarakat sangat membutuhkan panganan yang sehat.
"Adanya musibah wabah virus Covid-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti. Melalui 3 pilar penyuluhan, pelatihan dan pendidikan kami terus optimalkan SDM Pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas bahkan ekspor,” kata Dedi Nursyamsi.
Dedi menjelaskan, pelaku di industri pertanian harus bisa memanfaatkan peluang di tengah pandemi COVID-19 ini. "Pandemi membuat aktivitas impor akan mandeg. Ini peluang buat petani kita untuk meningkatkan produksinya dan olahannya terutama dalam 11 komoditas pangan seperti padi, jagung, kedelai, daging sapi, daging ayam, telur, bawang merah, cabai merah, dan sebagainya. Masyarakat akan lebih banyak konsumsi produk lokal dan tentunya yang sehat," kata Dedi.
Pandemi virus corona atau COVID-19 yang mewabah di lebih dari 200 negara telah mengubah keadaan. Aktivitas perekonomian, olahraga, ibadah dan lain sebagainya terganggu sehingga terpaksa melakukan penyesuaian. (Baca Juga: Ini Bisnis Moncer di Tengah Pandemi COVID-19)
Banyak sekali sektor bisnis yang terdampak pandemi ini. Termasuk perusahaan yang dimiliki oleh Alfian Khomari. Yakni, PT Qomar Investama Indonesia (Qomar Thousand Group), perusahaan yang menjadi holding company dan mempunyai anak perusahaan yang bergerak di beberapa sektor. Antara lain properti, agrobisnis, perdagangan umum, kontraktor jaringan infrastruktur IT, dan investasi.
“Dari semua sektor lini bisnis mayoritas terdampak, omzet perusahaan saya mengalami penurunan secara drastis. Namun ada satu sektor yang masih bisa menjadi peluang untuk mengamankan cash flow perusahaan, yaitu sektor pangan agrobisnis,” kata Alfian Khomari, dalam keterangan tertulisny, Sabtu (16/5/2020).
Menurut dia, penyebaran virus corona atau COVID-19 di dunia, termasuk ke Indonesia berdampak ke sejumlah sektor usaha di Tanah Air. Mulai dari pariwisata hingga perdagangan, namun tidak dengan sektor pertanian.
Dedi Nursyamsi mengatakan, sektor pertanian justru menjadi pengaman dalam menghadapi wabah COVID-19. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP). ndonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar untuk sektor pertanian.
Adanya wabah ini justru pertanian harus makin digenjot karena masyarakat sangat membutuhkan panganan yang sehat.
"Adanya musibah wabah virus Covid-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti. Melalui 3 pilar penyuluhan, pelatihan dan pendidikan kami terus optimalkan SDM Pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas bahkan ekspor,” kata Dedi Nursyamsi.
Dedi menjelaskan, pelaku di industri pertanian harus bisa memanfaatkan peluang di tengah pandemi COVID-19 ini. "Pandemi membuat aktivitas impor akan mandeg. Ini peluang buat petani kita untuk meningkatkan produksinya dan olahannya terutama dalam 11 komoditas pangan seperti padi, jagung, kedelai, daging sapi, daging ayam, telur, bawang merah, cabai merah, dan sebagainya. Masyarakat akan lebih banyak konsumsi produk lokal dan tentunya yang sehat," kata Dedi.
tulis komentar anda