Daendels dan Denyut Wisata Religi di Jawa Timur

Jum'at, 15 Januari 2021 - 04:59 WIB


Hanya dalam rentang waktu setahun, antara 1808 hingga 1809, sebentang jalan dari Anyer hingga Panarukan yang tadinya terputus-putus itu, rampung tersambungkan. Panjangnya kurang lebih 1.000kilometer (km). Setelah Indonesia merdeka, jalan ini menjadi rute utama mobilitas masyarakat.

Praktis semasa Orde Lama tidak ada jalan baru di pesisir utara yang dibangun pemerintah saat itu. Begitu pula semasa Orde Baru. Meski hanya tiga tahun di Hindia Belanda, proyek peninggalan dari Daendels tersebut masih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat hingga sekarang.

Hampir semua kendaraan niaga, dalam melakukan pengiriman di wilayah utara, bisa dipastikan melewati jalur Daendels. Utamanya di Jawa Timur. Jalur ini, juga menjadi kunci utama kehidupan pariwisata yang ada di pesisir utama jawa Timur. Salah satu wisata andalan Jawa Timur andalan wisata religi.

Baca juga: Waliyah Zaenab, Penyebar Islam Pulau Bawean yang Dituduh Pembawa Pegebluk ‘Corona’

Di Jawa Timur, terdapat empat wali yang menjadi bagian dari Wali Songo. Mereka adalah Sunan Bonang di Tuban, Sunan Giri di Gresik, Sunan Drajat di Lamongan dan Sunan Ampel di Surabaya. Lokasi keempat makam dari sunan-sunan tersebut melewati rute Daendels di pesisir utara.

Kalangan pengusaha travel menilai wisata religi ziarah Wali Songo memiliki potensi pasar yang besar di Jatim. Rata-rata di Jatim, pergerakan wisatawan domestik yang melakukan kunjungan ziarah ke makam para wali ini mencapai 45 juta wisatawan per tahun. Angka itu sebelum pandemi COVID-19. Jumlah pergerakan wisatawan ke Wali Songo tersebut meningkat rata-rata 5%- 10% per tahun.

“Saat kondisi ekonomi kurang baik sekalipun, destinasi wisata ziarah ini paling stabil diantara yang lainnya.” kata Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Jawa Timur, Arifudinsyah.

Keberadaan makam-makam tersebut berdampak pada pendapatan ekonomi masyarakat setempat yang meningkat. Banyak dari warga yang berjualan pernak-pernik yang terkait dengan keagamaan. Seperti jilbab, kopiah, minyak wangi, kurma dan juga barang-barang lainnya. Biasanya, tempat berjualan ini berada di sekitar pintu masuk lokasi makam
(msd)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content