Sempat Mogok Produksi, Perajin Tempe Surabaya Kini Andalkan Dua Siasat

Senin, 04 Januari 2021 - 21:05 WIB
Para perajin tempe di Kampung Wonocolo menjerit karena harga kedelai melonjak. Mereka kini mengandalkan dua taktik.Foto/Rahmat Ilyasan
SURABAYA - Perajin tempe di Kampung Wonocolo, Surabaya, menjerit karena harga kedelai selangit. Warga di Kampung tempe tersebut sempat melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari sejak Jumat hingga Minggu (3/1/2021).

Setelah mogok produksi, kini para perajin tersebut mengambil keputusan menaikkan harga atau mengurangi ukuran tempe dari yang biasanya dipasarkan. Sementara itu, ibu rumah tangga mengaku keberatan jika harga tempe naik.

(Baca juga: Drakor Start-Up, Tontonan Favorit Khofifah Selama Jalani Isolasi Mandiri )



Kenaikan harga kedelai impor mencapai Rp9.300 per kilo di Surabaya membuat para perajin pusing tujuh keliling. "Mogok produksi yang kami lakukan sebagai protes kenaikan harga kedelai. Kami minta ini didengar pemerintah dan masyarakat," ujar Koordinator Perajin Tempe di Kampung Wonocolo VI, Noto.

Menurutnya, saat ini pihaknya mulai mencari siasat dengan menaikkan harga atau mengurangi ukuran antara 20 hingga 30 persen dari biasanya. "JIka siasat itu tidak dilakukan, para perajin mengaku tidak bisa memiliki untung sama sekali. Karena mahalnya biaya produksi," ujar Noto.

(Baca juga: Putus Mata Rantai COVID-19 di Kampus, Unair Lockdown 14 Hari )

Dia menambahkan, dalam sehari, sebanyak 15 perajin tempe di Kampung Wonocolo ini menghabiskan 1 ton kedelai untuk bahan produksi tempe.

Sementara itu, para ibu rumah tangga mengaku keberatan dengan kenaikan harga atau ukuran tempe yang lebih kecil. Menurutnya, tempe dan tahu merupakan lauk pauk untuk makan sehari-hari keluarga yang terjangkau. "Jangan dinaikkan lah harganya. Tempe tahu jadi lauk pauk masyarakat," terang Mailatul Nafila, ibu rumah tangga.
(msd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content