Warga Tewas Diduga Dianiaya Oknum TNI, Massa 9 Jam Blokade Jalan di Sorong

Minggu, 16 Februari 2025 - 23:09 WIB
loading...
Warga Tewas Diduga Dianiaya...
atusan orang memblokade Jalan Trans Papua Barat Daya di Kota Sorong, Minggu (16/2/2025). FOTO/CHANRY ANDREW SURIPATY
A A A
SORONG - Ratusan orang memblokade Jalan Trans Papua Barat Daya di Kota Sorong, Minggu (16/2/2025). Aksi itu dilakukan menyusul kematian seorang warga bernama Abner Kareth yang diduga menjadi korban penganiayaan oleh seorang oknum anggota TNI Angkatan Darat.

Akibat blokade jalan, aktivitas lalu lintas lumpuh total. Terjadi antrean panjang kendaraan yang hendak melintas ke berbagai wilayah.

Situasi sempat memanas ketika rombongan Dandim 1802 Sorong dan Danrem 181 Praja Vira Tama tiba di lokasi untuk meredam ketegangan. Massa menghadang rombongan tersebut, menuntut kejelasan dan keadilan atas kematian Abner Kareth.



Kuasa hukum keluarga korban, Leonard Idjie, mengecam keras tindakan kekerasan yang berujung pada kematian warga Papua. Ia mempertanyakan lambatnya proses hukum dalam kasus ini. Peristiwa kematian warga itu terjadi pada Jumat (14/2/2025) dan saat ini korban telah meninggal dunia.

"Kalau orang itu bersalah, kenapa tidak dibawa diserahkan kepada penegak hukum untuk hukum ditegakkan. Mungkin apa hukum rimba begini. Kami anggap mereka ini menjadi pagar, penjaga, jadi pengayom, jadi pelindung, malah kita yang merasa terancam dengan kehadiran aparat," kata Leonard Idjie, Minggu (16/2/2025).

Sementara itu, Kapenrem 181 Praja Vira Tama, Mayor Infanteri Bambang Triyono, menyatakan, pihak TNI sedang melakukan penyelidikan mendalam terkait dugaan keterlibatan anggotanya dalam insiden tersebut.

"Kejadian penganiayaan ini benar atau tidaknya, dan apakah ada kaitannya dengan kejadian penganiayaan oleh anggota TNI masih dalam tahap pendalaman. Apabila hasil pendalaman terbukti, ada anggota TNI yang melakukan pelanggaran, pastinya kita akan tindak secara tegas, sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku," katanya.


Setelah sembilan jam memblokade jalan, massa akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 20.30 WIT. Wakapolda Papua Barat Daya, Kombes Pol. Semmy Ronny Tabhaa, turun langsung ke lokasi dan meminta massa membuka blokade. Ia memahami bahwa sebagian keluarga korban sedang dalam posisi marah, tapi pemalangan jalan dampak pada masyarakat yang lain.

"Mereka yang dari Maybrat, dari Sorong Kota, dari Sorong Selatan mau ke Kota Sorong, hari ini tidak bisa berangkat mereka. Banyak tiket yang hangus, banyak urusan penting yang tidak bisa mereka kerjakan lantaran palang jalan ini. Padahal mereka tidak ada sama sekali dengan peristiwa itu. Jadi sangat disayangkan dengan pemalangan ini," kata Semmy.

Sebelumnya, pihak keluarga korban bersama TNI telah melakukan mediasi di Mapolres Sorong yang dipimpin oleh Wakapolda. Dalam pertemuan tersebut, pihak TNI dan keluarga korban sepakat untuk menyelesaikan kasus ini melalui dua mekanisme, yakni penerapan denda adat Papua serta penegakan hukum positif terhadap oknum TNI yang diduga terlibat dalam penculikan dan penganiayaan yang berujung pada kematian Abner Kareth.

Setelah blokade dibuka, arus lalu lintas kembali normal. Sementara itu, penyidik Denpom Kodam Kasuari telah menahan oknum TNI yang diduga terlibat dalam kasus ini guna menjalani proses hukum lebih lanjut.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5025 seconds (0.1#10.24)