Sinergi Pentahelix Hulu Hilir untuk Bangun Kemandirian Pangan Nasional
Jum'at, 18 Desember 2020 - 09:00 WIB
(Baca juga: Buka Melebihi Batas Waktu, Empat Minimarket di Kota Bandung Disegel )
Media massa juga berperan penting. Informasi hasil panen yang melimpah dan cenderung berlebih, justru akan membuat sentimen negatif terhadap harga. Begitupun sebaliknya, saat kemarau media massa memainkan framing kelangkaan pangan . Kondisi ini menyebabkan terjadinya inflasi akibat terjadi kenaikan harga di tingkat konsumen.
Terakhir, kata Entang, harus ada jaminan negara terhadap sektor pertanian. Bila produksi meningkat dan harga pangan stabil, negara harus berkomitmen memberi kesejahteraan bagi petani. Jangan sampai petani hanya jadi obyek untuk meningkatkan produksi dan penjamin ketersediaan pangan .
Komitmen menjaga pangan nasional, juga diutarakan Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil. Dia menginisiasi program Petani Milenial, melibatkan elemen pentahelix, sebagai salah satu solusi menghadapi krisis pangan. Program ini mengintegrasikan semua elemen dari hulu hingga hilir. Membidik milenial mengolah lahan kosong menjadi produktif.
(Baca juga: Hujan Deras Selama 3 Jam Guyur Cirebon, Ratusan Rumah di Dua Kecamatan Terendam Banjir )
Rencananya, puluhan ribu hektare lahan akan dipinjamkan kepada milenial, dengan konsep satu milenial satu hektare lahan. Salah satu syaratnya, petani milenial harus menguasai teknologi untuk menghubungkan petani dengan off taker.
"Mereka akan mendapat bimbingan dari awal hingga akhir. Jadi tidak akan kebingungan menanam apa dan bagaimana memasarkannya. Kami akan menggandeng off taker untuk meng-cover petani milenial dari hulu hingga hilir," beber Ridwan Kamil.
Menurut dia, Jawa Barat secara geografis memiliki lahan yang cukup luas. Namun, hanya sebagian kecil masyarakat yang mau bertani. Di Jabar tercatat ada sekitar 3,2 juta petani. Sayangnya, sekitar 29 persen atau 945.574 orang petani berusia muda antara 25-44 tahun. Sisanya, petani dengan usia di atas 45-an tahun.
Melalui program ini, Ridwan Kamil optimistis persoalan pangan akan sedikit teratasi. Regenerasi pertanian terjadi. Lahan kosong menjadi produktif menghasilkan pangan dan memberi nilai ekonomi bagi masyarakat.
(Baca juga: Ada Dugaan Korupsi Tanah Aset Pemkab Manggarai Barat, 2 Hotel di Labuan Bajo Disita Kejati NTT )
Media massa juga berperan penting. Informasi hasil panen yang melimpah dan cenderung berlebih, justru akan membuat sentimen negatif terhadap harga. Begitupun sebaliknya, saat kemarau media massa memainkan framing kelangkaan pangan . Kondisi ini menyebabkan terjadinya inflasi akibat terjadi kenaikan harga di tingkat konsumen.
Terakhir, kata Entang, harus ada jaminan negara terhadap sektor pertanian. Bila produksi meningkat dan harga pangan stabil, negara harus berkomitmen memberi kesejahteraan bagi petani. Jangan sampai petani hanya jadi obyek untuk meningkatkan produksi dan penjamin ketersediaan pangan .
Komitmen menjaga pangan nasional, juga diutarakan Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil. Dia menginisiasi program Petani Milenial, melibatkan elemen pentahelix, sebagai salah satu solusi menghadapi krisis pangan. Program ini mengintegrasikan semua elemen dari hulu hingga hilir. Membidik milenial mengolah lahan kosong menjadi produktif.
(Baca juga: Hujan Deras Selama 3 Jam Guyur Cirebon, Ratusan Rumah di Dua Kecamatan Terendam Banjir )
Rencananya, puluhan ribu hektare lahan akan dipinjamkan kepada milenial, dengan konsep satu milenial satu hektare lahan. Salah satu syaratnya, petani milenial harus menguasai teknologi untuk menghubungkan petani dengan off taker.
"Mereka akan mendapat bimbingan dari awal hingga akhir. Jadi tidak akan kebingungan menanam apa dan bagaimana memasarkannya. Kami akan menggandeng off taker untuk meng-cover petani milenial dari hulu hingga hilir," beber Ridwan Kamil.
Menurut dia, Jawa Barat secara geografis memiliki lahan yang cukup luas. Namun, hanya sebagian kecil masyarakat yang mau bertani. Di Jabar tercatat ada sekitar 3,2 juta petani. Sayangnya, sekitar 29 persen atau 945.574 orang petani berusia muda antara 25-44 tahun. Sisanya, petani dengan usia di atas 45-an tahun.
Melalui program ini, Ridwan Kamil optimistis persoalan pangan akan sedikit teratasi. Regenerasi pertanian terjadi. Lahan kosong menjadi produktif menghasilkan pangan dan memberi nilai ekonomi bagi masyarakat.
(Baca juga: Ada Dugaan Korupsi Tanah Aset Pemkab Manggarai Barat, 2 Hotel di Labuan Bajo Disita Kejati NTT )
tulis komentar anda