Peringati Hari HAM, Pastor Katolik di Tanah Papua: Hentikan Kekerasan Bersenjata!
Jum'at, 11 Desember 2020 - 10:40 WIB
JAYAPURA - Hari HAM sedunia yang selalu diperingati setiap tanggal 10 Desember, menjadi momentum bagi para Pastor Katolik yang bertugas di tanah Papua , untuk mengeluarkan seruan bersama menyikapi berbagai peristiwa di Papua .
(Baca juga: Baru Sembuh Dari COVID-19, Wali Kota dan Sekda Kota Malang Bersepeda Tinjau Proyek Strategis )
Siaran resmi yang disampaikan di Aula Gereja Katolik Perumnas II Waena, menyebutkan ada sejumlah poin penting yang menjadi pergumulan bersama 147 Pastor Katolik se- Papua .
Seruan penting yang dibacakan Pastor Albertho Jhone Bunai Pr. tersebut, pertama meminta TNI dan Polri, serta TPN-OPM untuk segera menghentikan kekerasan bersenjata di tanah Papua , karena kedua belah pihak adalah manusia bermartabat.
"Segera hentikan kekerasan bersenjata, dan membuka ruang hati untuk berunding dalam dialog bermartabat yang dapat dimediasi oleh negara atau kelompok netral dan independen. Sebab kekerasan tidak pernah akan menyelesaikan permasalahan di tanah Papua . Bahkan, kekerasan akan menambah sejuta kesengsaraan dan masalah baru," tegasnya.
(Baca juga: Tangis Tiwi Pecah, Hasil Hitung Cepat Pecundangi Adik Ipar Ganjar Pranowo di Pilbup Purbalingga )
Seruan kedua, para Pastor Katolik meminta Presiden Republik Indonesia, sebagai panglima tertinggi, untuk segera menggelar pertemuan dengan Kapolri dan Panglima TNI guna mengevaluasi dampak dari penambahan pasukan ke tanah Papua . Dan secepatnya menarik kembali semua pasukan non organik gabungan TNI Polri dari seluruh tanah Papua .
Ketiga, kepada MRP dan DPR Papua , serta DPR Papua Barat, supaya segera menetapkan regulasi-regulasi yang lebih memihak kepada Orang Asli Papua (OAP). "Menurut kami, perumusan regulasi-regulasi yang kontekstual dan bernilai keberpihakan, adalah langkah yang sangat bermartabat dalam menghargai dan menyelamatkan OAP yang sedang menuju ambang kepunahan," tegas Albertho.
Selanjutnya seruan keempat, kepada Gubernur Papua , Lukas Enembe. Para Pastor Katolik di tanah Papua , mendukung penyataan Administrator Diosesan Keuskupan Timika, Pastor Marthen E. Kuayo Pr, tertanggal 11 Oktober 2020, yang meminta agar Gubernur Papua , mencabut rekomendasi WIUPK Blok Wabu di Intan Jaya.
(Baca juga: Baru Sembuh Dari COVID-19, Wali Kota dan Sekda Kota Malang Bersepeda Tinjau Proyek Strategis )
Siaran resmi yang disampaikan di Aula Gereja Katolik Perumnas II Waena, menyebutkan ada sejumlah poin penting yang menjadi pergumulan bersama 147 Pastor Katolik se- Papua .
Seruan penting yang dibacakan Pastor Albertho Jhone Bunai Pr. tersebut, pertama meminta TNI dan Polri, serta TPN-OPM untuk segera menghentikan kekerasan bersenjata di tanah Papua , karena kedua belah pihak adalah manusia bermartabat.
"Segera hentikan kekerasan bersenjata, dan membuka ruang hati untuk berunding dalam dialog bermartabat yang dapat dimediasi oleh negara atau kelompok netral dan independen. Sebab kekerasan tidak pernah akan menyelesaikan permasalahan di tanah Papua . Bahkan, kekerasan akan menambah sejuta kesengsaraan dan masalah baru," tegasnya.
(Baca juga: Tangis Tiwi Pecah, Hasil Hitung Cepat Pecundangi Adik Ipar Ganjar Pranowo di Pilbup Purbalingga )
Seruan kedua, para Pastor Katolik meminta Presiden Republik Indonesia, sebagai panglima tertinggi, untuk segera menggelar pertemuan dengan Kapolri dan Panglima TNI guna mengevaluasi dampak dari penambahan pasukan ke tanah Papua . Dan secepatnya menarik kembali semua pasukan non organik gabungan TNI Polri dari seluruh tanah Papua .
Ketiga, kepada MRP dan DPR Papua , serta DPR Papua Barat, supaya segera menetapkan regulasi-regulasi yang lebih memihak kepada Orang Asli Papua (OAP). "Menurut kami, perumusan regulasi-regulasi yang kontekstual dan bernilai keberpihakan, adalah langkah yang sangat bermartabat dalam menghargai dan menyelamatkan OAP yang sedang menuju ambang kepunahan," tegas Albertho.
Selanjutnya seruan keempat, kepada Gubernur Papua , Lukas Enembe. Para Pastor Katolik di tanah Papua , mendukung penyataan Administrator Diosesan Keuskupan Timika, Pastor Marthen E. Kuayo Pr, tertanggal 11 Oktober 2020, yang meminta agar Gubernur Papua , mencabut rekomendasi WIUPK Blok Wabu di Intan Jaya.
tulis komentar anda