Peringati Hari HAM, Pastor Katolik di Tanah Papua: Hentikan Kekerasan Bersenjata!
Jum'at, 11 Desember 2020 - 10:40 WIB
"Jika benar bahwa Bapak Gubernur Papua yang merekomendasikannya (WIUPK Blok Wabu di Intan Jaya). Kami menyerukan untuk segera dicabut, sebab Blok Wabu merupakan penyebab konflik, pengungsian masyarakat lokal dan korban jiwa," tegasnya.
(Baca juga: Sinis Tanggapi Kemenangan Eri-Armuji, Putra Inisiator PDIP: Itu Kemenangan Oligarki Risma )
Seruan kelima, ditujukan kepada Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Bapak Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo dan segenap anggota KWI. Para pastor di tanah Papua meminta KWI membahas secara holistik, serius dan tuntas mengenai konflik terlama di tanah Papua dalam rapat tahunan KWI.
"Ada apa dengan tanah Papua ini? Sekali lagi kami berharap, merindukan, dan memohon, agar Bapak Kardinal dan Para Uskup se-Indonesia jangan tinggal diam dengan kondisi terlukanya rasa kemanusiaan umat Tuhan di tanah Papua, terutama Ras Melanesia yang sedang menuju ambang kepunahan," ucapnya.
Keenam, seruan kepada Konferensi Episkopal Papua (empat Uskup dan satu Administrator Diosesan) dan para pemimpin Ordo yang berkarya diseluruh Papua . "Kami para Imam se- Papua merindukan sikap yang tegas dan penuh keberpihakan terhadap manusia Papua , dan semua orang lain yang di tanah Papua ini yang terancam jiwanya, dan yang sedang terluka nuraninya. Kami merindukan seorang gembala yang berada di tempat yang paling depan untuk bertindak menyelamatkan umat Tuhan," sebutnya.
(Baca juga: Kesakralan Kandang Banteng Blitar Diobok-obok Mak Rini-Makde Rachmad, PDIP Evaluasi Total )
Selanjutnya yang ketujuh, kepada pemerintah dan para investor yang akan masuk ke Papua . Para pastor ini menegaskan, bahwa tanah Papua bukanlah tanah kosong dan tak bertuan. Pemilik tanah Papua adalah Orang Asli Papua , terbagi dalam tujuh wilayah adat.
Kedelapan, kepada kelompok pemicu konflik, yakni KNPB, Barisan Merah Putih, Bintang Kejora, Pro NKRI, dan Pro Papua Merdeka, diseluruh Tanah Papua. "Kita semua adalah insan yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan manusia yang adil dan beradab. Marilah kita menyelesaikan semua masalah di tanah Papua dengan cara-cara yang bermartabat. Camkanlah bahwa ada perbedaan ideologi dan pendapat, tetapi baiklah kita duduk bersama dalam suasana saling menghargai dan menghormati untuk mencari solusi yang tepat demi ketenteraman dan kedamaian di tanah Papua ini," tegasnya.
Kesembilan, Kepada para pemimpin daerah baik Gubernur, Wali Kota, dan Bupati setanah Papua , "Kami sangat mendukung dan mendoakan saudara dalam memimpin pemerintahan di tanah Papua ini. Saudara adalah titipan Tuhan untuk memimpin semua manusia, masyarakat di tanah Papua agar hidup berdampingan secara damai, adil, dan sejahtera," tegasnya.
"Lihatlah dengan mata iman semua realitas di atas tanah ini! Pimpinlah negeri ini secara independen dan mandiri berdasarkan nurani yang tulus tanpa cacat intervensi dan intimidasi dari siapapun, yang hanya akan merusakkan kestabilan, ketentraman, kedamaian, dan keadilan di atas wilayah pemerintahan yang saudara pimpin," kata Albertho.
(Baca juga: Sinis Tanggapi Kemenangan Eri-Armuji, Putra Inisiator PDIP: Itu Kemenangan Oligarki Risma )
Seruan kelima, ditujukan kepada Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Bapak Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo dan segenap anggota KWI. Para pastor di tanah Papua meminta KWI membahas secara holistik, serius dan tuntas mengenai konflik terlama di tanah Papua dalam rapat tahunan KWI.
"Ada apa dengan tanah Papua ini? Sekali lagi kami berharap, merindukan, dan memohon, agar Bapak Kardinal dan Para Uskup se-Indonesia jangan tinggal diam dengan kondisi terlukanya rasa kemanusiaan umat Tuhan di tanah Papua, terutama Ras Melanesia yang sedang menuju ambang kepunahan," ucapnya.
Keenam, seruan kepada Konferensi Episkopal Papua (empat Uskup dan satu Administrator Diosesan) dan para pemimpin Ordo yang berkarya diseluruh Papua . "Kami para Imam se- Papua merindukan sikap yang tegas dan penuh keberpihakan terhadap manusia Papua , dan semua orang lain yang di tanah Papua ini yang terancam jiwanya, dan yang sedang terluka nuraninya. Kami merindukan seorang gembala yang berada di tempat yang paling depan untuk bertindak menyelamatkan umat Tuhan," sebutnya.
(Baca juga: Kesakralan Kandang Banteng Blitar Diobok-obok Mak Rini-Makde Rachmad, PDIP Evaluasi Total )
Selanjutnya yang ketujuh, kepada pemerintah dan para investor yang akan masuk ke Papua . Para pastor ini menegaskan, bahwa tanah Papua bukanlah tanah kosong dan tak bertuan. Pemilik tanah Papua adalah Orang Asli Papua , terbagi dalam tujuh wilayah adat.
Kedelapan, kepada kelompok pemicu konflik, yakni KNPB, Barisan Merah Putih, Bintang Kejora, Pro NKRI, dan Pro Papua Merdeka, diseluruh Tanah Papua. "Kita semua adalah insan yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan manusia yang adil dan beradab. Marilah kita menyelesaikan semua masalah di tanah Papua dengan cara-cara yang bermartabat. Camkanlah bahwa ada perbedaan ideologi dan pendapat, tetapi baiklah kita duduk bersama dalam suasana saling menghargai dan menghormati untuk mencari solusi yang tepat demi ketenteraman dan kedamaian di tanah Papua ini," tegasnya.
Kesembilan, Kepada para pemimpin daerah baik Gubernur, Wali Kota, dan Bupati setanah Papua , "Kami sangat mendukung dan mendoakan saudara dalam memimpin pemerintahan di tanah Papua ini. Saudara adalah titipan Tuhan untuk memimpin semua manusia, masyarakat di tanah Papua agar hidup berdampingan secara damai, adil, dan sejahtera," tegasnya.
"Lihatlah dengan mata iman semua realitas di atas tanah ini! Pimpinlah negeri ini secara independen dan mandiri berdasarkan nurani yang tulus tanpa cacat intervensi dan intimidasi dari siapapun, yang hanya akan merusakkan kestabilan, ketentraman, kedamaian, dan keadilan di atas wilayah pemerintahan yang saudara pimpin," kata Albertho.
tulis komentar anda