Tugas Ganda Guru saat Mengajar Daring di Tengah Pandemi
Senin, 26 Oktober 2020 - 20:03 WIB
"Karena terkendala, pelajar kami sebagian asal luar daerah," jelasnya.
Smeentara Unni, salah seorang guru sekolah dasar di Parepare mengatakan, untuk memudahkan murid dalam mengikuti mata pelajarn selama masa pandemi, dalam sepekan, dilakukan pertemuan via zoom, atau menjelaskan pada murid terkait materi mata pelajaran melalui aplikasi WhatsApp.
Saat memberi tugas pun, kata Unni, dia memberi waktu hingga jam delapan malam pada murid, karena pertimbangan adanyanya orang tua murid yang bekerja. Itupun, kadang ada yang mengirim hasil tugas pada keesokan harinya, tapi tetap diterima.
"Karena pada akhirnya, kami harus memaklumi kondisi murid," katanya.
Unni mengatakan, kendala yang dihadapi para guru selama masa pandemi, masih lebih besar dibanding keluhan para orang tua murid. Persoalan waktu, kata dia, nyaris seluruhnya dihabiskan untuk menghadapi murid.
"Masa sekolah normal, selepas mengajar kami sudah bisa istirahat. Tapi di masa pandemi, kami harus standby hingga malam hari demi menunggu tugas murid. Smentara di sisi lain, kami juga sebagai orang tua yang harus ikut mendampingi anak saat belajar luring," paparnya.
Keterbatasan fasilitas gawai, tambah Unni, pun menjadi cerita tersendiri bagi guru sekaligus ibu rumah sangga seperti dirinya. Meski sulit, dirinya juga harus berbagi handphone dengan dua anaknya agar tetap bisa mengikuti belajar daring. Unni bahkan mengaku, kadang tak mandi, karena berusaha mengkondisikan antara tugas sebagai guru dan orang tua.
"Saat sekolah normal, yang kami hadapi juga cuma murid. Sekarang, kami juga harus menghadapi para orang tua, yang kadang tidak paham meski anaknya sudah paham terkait mata pelajaran. Biasanya karena persoalan tidak puas dengan nilai yang didapatkan murid," jelasnya.
Smeentara Unni, salah seorang guru sekolah dasar di Parepare mengatakan, untuk memudahkan murid dalam mengikuti mata pelajarn selama masa pandemi, dalam sepekan, dilakukan pertemuan via zoom, atau menjelaskan pada murid terkait materi mata pelajaran melalui aplikasi WhatsApp.
Saat memberi tugas pun, kata Unni, dia memberi waktu hingga jam delapan malam pada murid, karena pertimbangan adanyanya orang tua murid yang bekerja. Itupun, kadang ada yang mengirim hasil tugas pada keesokan harinya, tapi tetap diterima.
"Karena pada akhirnya, kami harus memaklumi kondisi murid," katanya.
Unni mengatakan, kendala yang dihadapi para guru selama masa pandemi, masih lebih besar dibanding keluhan para orang tua murid. Persoalan waktu, kata dia, nyaris seluruhnya dihabiskan untuk menghadapi murid.
"Masa sekolah normal, selepas mengajar kami sudah bisa istirahat. Tapi di masa pandemi, kami harus standby hingga malam hari demi menunggu tugas murid. Smentara di sisi lain, kami juga sebagai orang tua yang harus ikut mendampingi anak saat belajar luring," paparnya.
Keterbatasan fasilitas gawai, tambah Unni, pun menjadi cerita tersendiri bagi guru sekaligus ibu rumah sangga seperti dirinya. Meski sulit, dirinya juga harus berbagi handphone dengan dua anaknya agar tetap bisa mengikuti belajar daring. Unni bahkan mengaku, kadang tak mandi, karena berusaha mengkondisikan antara tugas sebagai guru dan orang tua.
"Saat sekolah normal, yang kami hadapi juga cuma murid. Sekarang, kami juga harus menghadapi para orang tua, yang kadang tidak paham meski anaknya sudah paham terkait mata pelajaran. Biasanya karena persoalan tidak puas dengan nilai yang didapatkan murid," jelasnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda