Soal Umrah, Asita Jabar Sebut Lebih Baik Tunggu Kondisi Normal
Rabu, 18 November 2020 - 10:18 WIB
BANDUNG - Asosiasi Pengusaha Perjalanan Wisata (Asita) Jawa Barat meminta agar umrah dibuka kembali saat kondisi normal. Pembukaan umrah saat ini, dikhawatirkan menambah klaster baru dan membebani masyarakat.
Ketua Asita Jabar Budijanto Ardiansyah mengatakan, pihaknya lebih sepakat bila keran umrah bagi Indonesia buka setelah kondisi berangsur normal dari pandemi COVID-19. Untuk saat ini, dinilai belum memungkinkan, baik bagi jemaah atau penyedia tour dan umrah.
"Memang antusiasme masyarakat untuk umrah sangat besar, bahkan sampai antre. Tapi, mungkin mereka belum tahu bagaimana proses di sananya. Jadi mungkin lebih baik menunggu nanti saat kondisi normal," kata Budijanto di Bandung, Rabu (18/11/2020).
Menuntut dia, pembukaan umrah beberapa waktu lalu hanyalah uji coba. Mereka yang berangkat adalah tamu undangan untuk menyaksikan secara langsung proses umrah di tengah pandemi.
Jadi saat ini, pemerintah Arab Saudi sedang melakukan evaluasi atas pelaksanaan umrah. "Jadi enggak benar kalau kemarin sudah dibuka. Kemarin, hanya undangan untuk melihat langsung proses di sana. Tapi sayangnya, mungkin ada yang menjual undangan itu," beber dia.
Masyarakat, kata dia, diminta bersabar dan seminggu hingga kondisi normal, atau setelah ada pembukaan aktivitas umrah secara normal oleh pemerintah Arab Saudi. (Baca juga: Telkom Apresiasi Minat Masyarakat pada Teknologi Artificial Intelligence)
Karena untuk saat ini, dari sisi biaya juga cukup mahal, hingga Rp45 juta per orang. Berbeda saat kondisi normal antara Rp25 jutaan. (Baca juga: Mencekam, Sekelompok Pemuda Serang Gudang Beras di Indihiang Tasikamalaya)
"Di sana, jamaah juga hanya diperkenankan satu kali saja ke Masjidil Haram. Jamaah akan lebih banyak di hotel melakukan isolasi mandiri dan menjalin tes swab dan lainnya," kata dia.
Ketua Asita Jabar Budijanto Ardiansyah mengatakan, pihaknya lebih sepakat bila keran umrah bagi Indonesia buka setelah kondisi berangsur normal dari pandemi COVID-19. Untuk saat ini, dinilai belum memungkinkan, baik bagi jemaah atau penyedia tour dan umrah.
"Memang antusiasme masyarakat untuk umrah sangat besar, bahkan sampai antre. Tapi, mungkin mereka belum tahu bagaimana proses di sananya. Jadi mungkin lebih baik menunggu nanti saat kondisi normal," kata Budijanto di Bandung, Rabu (18/11/2020).
Menuntut dia, pembukaan umrah beberapa waktu lalu hanyalah uji coba. Mereka yang berangkat adalah tamu undangan untuk menyaksikan secara langsung proses umrah di tengah pandemi.
Jadi saat ini, pemerintah Arab Saudi sedang melakukan evaluasi atas pelaksanaan umrah. "Jadi enggak benar kalau kemarin sudah dibuka. Kemarin, hanya undangan untuk melihat langsung proses di sana. Tapi sayangnya, mungkin ada yang menjual undangan itu," beber dia.
Masyarakat, kata dia, diminta bersabar dan seminggu hingga kondisi normal, atau setelah ada pembukaan aktivitas umrah secara normal oleh pemerintah Arab Saudi. (Baca juga: Telkom Apresiasi Minat Masyarakat pada Teknologi Artificial Intelligence)
Karena untuk saat ini, dari sisi biaya juga cukup mahal, hingga Rp45 juta per orang. Berbeda saat kondisi normal antara Rp25 jutaan. (Baca juga: Mencekam, Sekelompok Pemuda Serang Gudang Beras di Indihiang Tasikamalaya)
"Di sana, jamaah juga hanya diperkenankan satu kali saja ke Masjidil Haram. Jamaah akan lebih banyak di hotel melakukan isolasi mandiri dan menjalin tes swab dan lainnya," kata dia.
(boy)
tulis komentar anda