Debat Pilkada Adem-ayem, Paslon Petahana Blitar: Kita Saudara
Sabtu, 24 Oktober 2020 - 14:11 WIB
Dalam debat publik perdana itu, paslon petahana Rijanto-Marheinis terlihat lebih fokus dan menguasai materi. Terkait isu pendidikan Cabup Rijanto menjanjikan bea siswa Rp 6 juta per tahun melalui Kartu Pintar Plus kepada para pelajar yang berprestasi. "Untuk yang SMP dan SMA ada program kerjar paket yang semuanya gratis tis," ujar Cabup Rijanto.
Mengenai isu pembangunan desa, pertanian, peternakan, perikanan, paslon Rijanto-Marheinis akan meningkatkan program yang sudah berjalan. Cabup Rijanto menyebut adanya bantuan 100 sumur bor di wilayah Blitar selatan yang bertujuan untuk meningkatkan pertanian.
Produk pertanian di Blitar selatan tidak lagi hanya tanaman ketela. Dengan intensifikasi pertanian yang sudah berjalan, tanaman lain yang memiliki daya saing pasar juga dihasilkan petani Blitar selatan. Yakni seperti buah melon, cabe dan bawang merah.
Ke depan, paslon petahana juga akan lebih banyak mencetak petani milenial di desa. Program ini bersinergi dengan Bumdes, Koperasi, UMKM sekaligus pembentukan kampung digital.
Dengan tekhnologi informasi yang berkembang diharapkan akan memunculkan banyak pemuda desa yang menjadi start up muda. "Ini bonus demografi. Diharapkan menjadi lokomotif ekonomi di desanya," terang Cabup Rijanto.
Cawabup Marheinis menambahkan, ke depan akan ada bantuan Rp 10 juta kepada setiap kelompok tani di Kabupaten Blitar. Kemudian wujud bantalan sosial akibat pandemi COVID-19 , akan digelontorkan bantuan dana Rp 100 juta per desa.
Bantuan dana yang pada tahun 2021 dijanjikan Rp 250 juta per desa tersebut akan berbentuk padat karya. "Sebab DD dan ADD saja tidak cukup," kata Marheinis.
Dalam debat publik itu Marheinis juga berbicara soal bantuan hibah untuk ponpes serta pembangunan sarana prasarana rumah ibadah. Selama pasangan Rijanto-Marheinis menjabat, program itu sudah berjalan dan ke depan akan ditingkatkan.
Soal isu tambang galian C yang merusak lingkungan, Marheinis mengakui hal itu dilematis. Pada satu sisi menjadi sumber penghasilan warga Kabupaten Blitar. Disisi lain perizinannya ada dalam kewenangan pemerintah provinsi Jatim.
"Soal galian C dilematis ya. Rakyat butuh makan," tuturr Marhenis yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Blitar. Selama sesi tanya jawab bergulir nyaris tidak ada perdebatan pikiran antara kedua paslon. (Baca juga: Bisa Dipenjara, Risma Dilaporkan ke Gubernur, DKPP, Bawaslu, dan Mendagri)
Mengenai isu pembangunan desa, pertanian, peternakan, perikanan, paslon Rijanto-Marheinis akan meningkatkan program yang sudah berjalan. Cabup Rijanto menyebut adanya bantuan 100 sumur bor di wilayah Blitar selatan yang bertujuan untuk meningkatkan pertanian.
Produk pertanian di Blitar selatan tidak lagi hanya tanaman ketela. Dengan intensifikasi pertanian yang sudah berjalan, tanaman lain yang memiliki daya saing pasar juga dihasilkan petani Blitar selatan. Yakni seperti buah melon, cabe dan bawang merah.
Ke depan, paslon petahana juga akan lebih banyak mencetak petani milenial di desa. Program ini bersinergi dengan Bumdes, Koperasi, UMKM sekaligus pembentukan kampung digital.
Dengan tekhnologi informasi yang berkembang diharapkan akan memunculkan banyak pemuda desa yang menjadi start up muda. "Ini bonus demografi. Diharapkan menjadi lokomotif ekonomi di desanya," terang Cabup Rijanto.
Cawabup Marheinis menambahkan, ke depan akan ada bantuan Rp 10 juta kepada setiap kelompok tani di Kabupaten Blitar. Kemudian wujud bantalan sosial akibat pandemi COVID-19 , akan digelontorkan bantuan dana Rp 100 juta per desa.
Bantuan dana yang pada tahun 2021 dijanjikan Rp 250 juta per desa tersebut akan berbentuk padat karya. "Sebab DD dan ADD saja tidak cukup," kata Marheinis.
Dalam debat publik itu Marheinis juga berbicara soal bantuan hibah untuk ponpes serta pembangunan sarana prasarana rumah ibadah. Selama pasangan Rijanto-Marheinis menjabat, program itu sudah berjalan dan ke depan akan ditingkatkan.
Soal isu tambang galian C yang merusak lingkungan, Marheinis mengakui hal itu dilematis. Pada satu sisi menjadi sumber penghasilan warga Kabupaten Blitar. Disisi lain perizinannya ada dalam kewenangan pemerintah provinsi Jatim.
"Soal galian C dilematis ya. Rakyat butuh makan," tuturr Marhenis yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Blitar. Selama sesi tanya jawab bergulir nyaris tidak ada perdebatan pikiran antara kedua paslon. (Baca juga: Bisa Dipenjara, Risma Dilaporkan ke Gubernur, DKPP, Bawaslu, dan Mendagri)
tulis komentar anda