Burung Stres Langsung Tokcer Lagi Suaranya Setelah Ditangani Pawang Burung Asal Probolinggo
Selasa, 13 Oktober 2020 - 06:40 WIB
PROBOLINGGO - Sosok Lukmanul Hakim, pria asal Desa Sumbersuko, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo,Jawa Timur, dimata teman- temanya mendapat julukan pawang burung.
Kepiawaianya merawat dan mencetak burung hingga menjuarai turnamen sudah sering dihasilakan. Hal itulah yang membiat pria berumur 36 tahun mendapat predikat tersebut.
Karena prestasinya mencetak burung juara yang ditekuninya sejak 2010 ini, kini di etalase ruang tamu rumahnya banyak tersimpan rapi tropi piala juara lomba burung berbagai daerah baik tingkat regional maupun nasional. (BACA JUGA: Direktur Televisi Swasta Tewas Setelah Alami Kecelakaan Tunggal)
Tiap hari selalu saja ada pecinta burung yang datang ke rumahnya baik itu menanyakan kondisi atau konsultasi burung idolanya yang dititipkan kepadanya. Di rumahnya, ada delapan Burung Murai Batu jadi dan siap dilombakan hasil perawatannya.
Sedangkan di kandang karantinanya masih terdapat delapan pasang lagi Burung Murai Batu dalam proses pemulihan.
Tidak hanya menerima merawat burung saja, pria yang keseharian bekerja di bank swasta ini juga membeli burung rusak, stres untuk dirawatnya dan bila kondisinya maksimal akan dijual lagi. (BACA JUGA: Pesta Kemenangan Penggemar Lakers Saat Pandemi Dibubarkan Polisi)
Dirinya memilih Burung Murai karena harganya stabil. "Bisa dibayangkan satu ekor Murai yang kondisinya tidak sehat (stres) biasanya seharga Rp1 hingga Rp1,5 juta per ekor. Dan setelah dirawat sekitar 2 atau 3 minggu dan kondisinya membaik harganya bisa mencapai Rp5 hingga 6 juta per ekornya, itu kalau sudah juara harganyapun lain lagi," kata Lukman dalam bincang santai, Senin (13/10/2020) sore.
"Salam sebulan bisa laku 8 hingga 10 ekor.Tinggal mengkalikan saja ya, kalau dirata- rata sekitar Rp25 juta," sebut Lukman.
Lukman menambahkan disaat pandemi COVID 19 ini justru banyak burung Murai yang tidak terawat dan dijual murah lalu banyak yang ditawarkan kepada dirinya. (BACA JUGA: Inilah 4 Ranjau Darat Paling Mematikan dan Mengerikan)
Kepiawaianya merawat dan mencetak burung hingga menjuarai turnamen sudah sering dihasilakan. Hal itulah yang membiat pria berumur 36 tahun mendapat predikat tersebut.
Karena prestasinya mencetak burung juara yang ditekuninya sejak 2010 ini, kini di etalase ruang tamu rumahnya banyak tersimpan rapi tropi piala juara lomba burung berbagai daerah baik tingkat regional maupun nasional. (BACA JUGA: Direktur Televisi Swasta Tewas Setelah Alami Kecelakaan Tunggal)
Tiap hari selalu saja ada pecinta burung yang datang ke rumahnya baik itu menanyakan kondisi atau konsultasi burung idolanya yang dititipkan kepadanya. Di rumahnya, ada delapan Burung Murai Batu jadi dan siap dilombakan hasil perawatannya.
Sedangkan di kandang karantinanya masih terdapat delapan pasang lagi Burung Murai Batu dalam proses pemulihan.
Tidak hanya menerima merawat burung saja, pria yang keseharian bekerja di bank swasta ini juga membeli burung rusak, stres untuk dirawatnya dan bila kondisinya maksimal akan dijual lagi. (BACA JUGA: Pesta Kemenangan Penggemar Lakers Saat Pandemi Dibubarkan Polisi)
Dirinya memilih Burung Murai karena harganya stabil. "Bisa dibayangkan satu ekor Murai yang kondisinya tidak sehat (stres) biasanya seharga Rp1 hingga Rp1,5 juta per ekor. Dan setelah dirawat sekitar 2 atau 3 minggu dan kondisinya membaik harganya bisa mencapai Rp5 hingga 6 juta per ekornya, itu kalau sudah juara harganyapun lain lagi," kata Lukman dalam bincang santai, Senin (13/10/2020) sore.
"Salam sebulan bisa laku 8 hingga 10 ekor.Tinggal mengkalikan saja ya, kalau dirata- rata sekitar Rp25 juta," sebut Lukman.
Lukman menambahkan disaat pandemi COVID 19 ini justru banyak burung Murai yang tidak terawat dan dijual murah lalu banyak yang ditawarkan kepada dirinya. (BACA JUGA: Inilah 4 Ranjau Darat Paling Mematikan dan Mengerikan)
tulis komentar anda