Wisata Petik Buah Strawberry di Lereng Gunung Lawu, Begini Sensasinya
Minggu, 27 September 2020 - 19:44 WIB
KARANGANYAR - Aktivitas petik buah strawberry turut menarik kunjungan wisatawan ke lereng Gunung Lawu di Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Jateng. Ratusan wisatawan setiap hari datang ke kebun strawberry yang berlokasi di Kelurahan Kalisoro tersebut.
Sularno (45) salah satu pengelola wisata petik buah Strawberry di Kelurahan Kalisoro mengungkapkan, wisata petik buah dalam setahun berlangsung medio Juli hingga Oktober mendatang. Tanaman strawberry mulai ditanam pada bulan Maret dan mulai berbuah 4 bulan kemudian. "Terdapat empat titik lokasi petik buah strawberry di sini. Wisata seperti ini mulai berlangsung tahun 2009 lalu," kata Sularno saat ditemui SINDOnews di lokasi wisata, Minggu (27/9/2020). (Baca juga: Petir Diduga Penyebab Kebakaran Hebat di Kampung Adat Umbu Koba)
Wisata petik strawberry terinspirasi dari daerah lain yang memiliki kondisi geografis yang sama dengan Kecamatan Tawangmangu yang berada di lereng pegunungan. Para pengunjung yang datang, dapat memanen sendiri buah strawberry yang sudah merah. Setelah selesai, mereka tinggal menimbang dan membayarnya ke pengelola. Untuk satu ons strawberry harganya Rp8.000. Petik sendiri buah yang diinginkan menjadi daya tarik wisata. (Baca juga: Dendam, Bocah 10 Tahun di Muratara Dibunuh dan Mayatnya Disetubuhi)
Diakuinya, menanam strawberry sangat berisiko tinggi, mengingat sangat tergantung dengan musim. Karena menaman strawberry beresiko rusak akibat hujan, maka harus ditanam saat memasuki musim kemarau. Saat pandemi COVID-19, pihaknya cukup beruntung karena tidak terlalu berdampak. Ketika tempat tempat wisata ditutup sebagai antisipasi penyebaran COVID-19, strawberry baru ditanam.
Setelah pemerintah memberlakukan new normal dan tempat wisata kembali bisa dibuka, tanaman strawberry mulai berbuah. Sehingga wisatawan yang datang dapat berwisata petik buah strawberry. "Memang ada penurunan pengunjung sekitar 30% karena yang datang saat ini baru wisatawan lokal, seperti dari kabupaten Karanganyar dan daerah sekitarnya," terang Sularno. Sedangkan dari daerah daerah yang jauh belum ada mengingat situasi, seperti Jakarta masih memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Menjelang tanaman strawberry berakhir, pengelola sudah menyiapkan penggantinya dengan menanam kubis. Setelah kubis panen, maka akan dilakukan sterilisasi lahan mulai Desember hingga awal maret. Selama pembersihan lahan, dilakukan pemupukan kembali agar lahan tetap subur. Pupuk yang digunakan tetap alami karena menggunakan pupuk kandang.
Wiwin Suryono, salah satu pengunjung mengaku sengaja membawa keluarganya untuk wisata petik buah. "Untuk memberikan pengalaman baru bagi anak anak bagaimana memetik buah strawberry," ucapnya.
Sularno (45) salah satu pengelola wisata petik buah Strawberry di Kelurahan Kalisoro mengungkapkan, wisata petik buah dalam setahun berlangsung medio Juli hingga Oktober mendatang. Tanaman strawberry mulai ditanam pada bulan Maret dan mulai berbuah 4 bulan kemudian. "Terdapat empat titik lokasi petik buah strawberry di sini. Wisata seperti ini mulai berlangsung tahun 2009 lalu," kata Sularno saat ditemui SINDOnews di lokasi wisata, Minggu (27/9/2020). (Baca juga: Petir Diduga Penyebab Kebakaran Hebat di Kampung Adat Umbu Koba)
Wisata petik strawberry terinspirasi dari daerah lain yang memiliki kondisi geografis yang sama dengan Kecamatan Tawangmangu yang berada di lereng pegunungan. Para pengunjung yang datang, dapat memanen sendiri buah strawberry yang sudah merah. Setelah selesai, mereka tinggal menimbang dan membayarnya ke pengelola. Untuk satu ons strawberry harganya Rp8.000. Petik sendiri buah yang diinginkan menjadi daya tarik wisata. (Baca juga: Dendam, Bocah 10 Tahun di Muratara Dibunuh dan Mayatnya Disetubuhi)
Diakuinya, menanam strawberry sangat berisiko tinggi, mengingat sangat tergantung dengan musim. Karena menaman strawberry beresiko rusak akibat hujan, maka harus ditanam saat memasuki musim kemarau. Saat pandemi COVID-19, pihaknya cukup beruntung karena tidak terlalu berdampak. Ketika tempat tempat wisata ditutup sebagai antisipasi penyebaran COVID-19, strawberry baru ditanam.
Setelah pemerintah memberlakukan new normal dan tempat wisata kembali bisa dibuka, tanaman strawberry mulai berbuah. Sehingga wisatawan yang datang dapat berwisata petik buah strawberry. "Memang ada penurunan pengunjung sekitar 30% karena yang datang saat ini baru wisatawan lokal, seperti dari kabupaten Karanganyar dan daerah sekitarnya," terang Sularno. Sedangkan dari daerah daerah yang jauh belum ada mengingat situasi, seperti Jakarta masih memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Menjelang tanaman strawberry berakhir, pengelola sudah menyiapkan penggantinya dengan menanam kubis. Setelah kubis panen, maka akan dilakukan sterilisasi lahan mulai Desember hingga awal maret. Selama pembersihan lahan, dilakukan pemupukan kembali agar lahan tetap subur. Pupuk yang digunakan tetap alami karena menggunakan pupuk kandang.
Wiwin Suryono, salah satu pengunjung mengaku sengaja membawa keluarganya untuk wisata petik buah. "Untuk memberikan pengalaman baru bagi anak anak bagaimana memetik buah strawberry," ucapnya.
(shf)
tulis komentar anda