Kisah Konflik Kekuasaan di Kerajaan Islam Demak yang Didirikan Wali Songo Usai Pati Unus Wafat

Senin, 16 Desember 2024 - 06:14 WIB
Pati Unus yang merupakan anak pertama Raden Patah tak ada masalah. Penobatan Pati Unus sebagai tidak ada permasalahan karena ia merupakan putra mahkota sulung.

Tetapi, setelah Yat Sun pada tahun 1521 wafat tanpa meninggalkan putra, timbul berbagai kesulitan.

Para putra Jin Bun atau Raden Patah mulai berebut kekuasaan. Raden Kikin alias Pangeran Seda Lepen lebih tua, daripada Tung Ka Lo alias Trenggana, tetapi ia lahir dari istri yang ketiga. Sedangkan Trenggana lahir dari istri pertama.

Perebutan kekuasaan antara putra Jin Bun itu dicatat juga dalam kronik Tionghoa dari klenteng Sam Po Kong di Semarang dengan tarikh tahun 1521.

Dalam Babad Tanah Jawi, hanya dinyatakan bahwa putra sultan Trenggana yang bernama Sunan Prawata berutang pati kepada Arya Penangsang Jipang, karena ia pernah membunuh Pangeran Seda Lepen, ayah Arya Penangsang Jipang.

Sunan Prawata adalah putra sulung Pangeran Trenggana. Dalam berita Tionghoa dari Klenteng Sam Po Kong di Semarang, namanya Muk Ming. Dengan meninggalnya Pangeran Seda Lepen, maka Pangeran Trenggana dapat menguasai takhta Kesultanan Demak.

Sunan Prawata alias Muk Ming membantu pekerjaan Kin San alias Raden Kusen dalam pembuatan kapal untuk memperbesar armada Demak, karena Sultan Trenggana bermaksud mengusir orang-orang Portugis dari kepulauan Indonesia Timur.

Sementara, Sultan Trenggana berniat merebut monopoli dagang rempah-rempah di kepulauan Maluku dari tangan orang - orang Portugis, yang telah berhasil membangun gudang-gudang di berbagai tempat sejak tahun 1527 demi pemborongan dan penyimpanan hasil bumi rempah-rempah.

Sunan Prawoto dalam waktu lima tahun, menyelesaikan seribu kapal jung besar yang masing-masing dapat memuat 400 orang prajurit. Suatu produksi yang boleh dibanggakan. Siang malam tukang kayu di galangan kapal Semarang bekerja keras membanting tulang.

Pada tahun 1546, armada Demak bergerak ke jurusan timur menuju Kepulauan Maluku, tetapi pada waktu itu, Tung Ka Lo atau Sultan Trenggono yang merupakan Sultan Demak ketiga, konon yang ikut serta dalam armada mendadak wafat. Muk Ming naik takhta kesultanan Demak sebagai penggantinya, karena ia adalah putra sulung.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content