Hubungan Diplomatik China dan Sriwijaya di Bandar Dagang Internasional Abad 7 Masehi

Selasa, 29 Oktober 2024 - 06:13 WIB
Berdasarkan berita geografi itu, Moens mengambil kesimpulan bahwa San-fo-ts'i terletak di Semenanjung Melayu.

Sementara, berita Arab yang berasal dari Abu Zaid juga menyimpulkan letak San-fo-tsi berada di pantai timur Semenanjung. Moens menyamakan San-fo-tsi dengan Kadaram, yang membuatnya terpaksa melokalisasi Kadaram di pantai timur semenanjung.

Abu Zaid pun menyimpulkan pusat Kerajaan Sriwijaya berada di Muara Takus. Hal ini didasari dua hal pertama berita I-tsing mengenai bayang-bayang diwelacakra yang tidak menjadi panjang atau pendek, pada pertengahan bulan delapan.

Pada tengah hari, orang yang berdiri di matahari tidak berbayang-bayang sama sekali. Muara Takus terletak pada garis ekuator O. 20' N. Jadi, cocok dengan berita I-ts'ing.

Kedua, anggapan Muara Takus merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya didasari berita ahli peta Tionghoa Chia Tan, yang menyatakan bahwa di sebelah utara Cih-Cih (Selat Malaka) terletak kerajaan Lo-yueh.

Dan di sebelah selatan terletak kerajaan Shih-li-fo-shih. Berita itu pun cocok dengan penempatan pusat kerajaan di Muara Takus. Namun dari sejumlah pendapat para ahli itu, Prof. Slamet Muljana sejarawan Indonesia menyimpulkan letak Kerajaan Sriwijaya berada di tepi sungai.

Tepatnya di sebelah tenggara (timur) Pelabuhan Melayu (Jambi), dan terletak di sekitar garis khatulistiwa. Satu-satunya tempat yang, memenuhi syarat-syarat tersebut adalah muara Sungai Musi di daerah Palembang. Tempat itu terletak pada garis 30° 104' LS.

Pada zaman I-tsing nama Palembang belum dikenal sebagai nama tempat di muara Sungai Musi. Bahkan nama Sungai Musi pun belum dikenal sebagai nama sungai, sebab baik nama sungainya maupun nama kota dan kerajaannya disebut Fo-shih atau Sriwijaya.

Sayang perkembangan secara fisik Kerajaan Sriwijaya belum banyak ditemukan. Meski demikian diakui dari catatan - catatan sejarah kerajaan ini menjadi pusat perdagangan dan yaitu negara bahari, namun kerajaan ini tak meluaskan kekuasaannya di luar wilayah kepulauan Asia Tenggara.

Diolah dari berbagai sumber, Kerajaan Sriwijaya telah benar sejak 671 sesuai dengan catatan I Tsing, dari prasasti Kedukan Bukit pada tahun 682 di dikenal imperium ini di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content