3 Pondok Pesantren Korban Keganasan dan Kekejaman Propaganda PKI
Kamis, 03 Oktober 2024 - 08:01 WIB
Baca Juga
Setelah diskusi panjang, mereka memutuskan bahwa perlawanan langsung terhadap pemberontak adalah tindakan yang mustahil dilakukan, mengingat ketidakseimbangan kekuatan.
Akhirnya, para santri diputuskan untuk mengungsi, meninggalkan pondok demi keselamatan.
Namun, ancaman PKI tidak berhenti di situ. Setelah para santri mengungsi, gerombolan PKI benar-benar datang dan menggeledah Pondok Gontor.
Mereka dengan ganas merusak bangunan, menghancurkan asrama santri yang terbuat dari bambu, serta membakar buku-buku pelajaran agama, kitab-kitab suci, dan sarana ibadah lainnya. Tidak cukup dengan itu, PKI menginjak-injak simbol agama dengan cara tidak manusiawi.
Keberanian para santri dan pengasuh yang memilih mengungsi mungkin telah menyelamatkan banyak nyawa, tetapi trauma dari penghancuran fisik dan spiritual itu tetap membekas hingga hari ini.
2.Pondok Sabilil Muttaqien (PSM) Takeran
Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien (PSM) di Takeran, Magetan, juga menjadi saksi bisu kekejaman PKI. Pada 17 September 1948, Kiai Imam Mursyid Muttaqien, pengasuh pondok ini, menjadi target utama serangan.
Sosok Kiai Mursyid, yang dianggap sebagai pemimpin muda dengan pengaruh besar di Magetan, dianggap sebagai ancaman bagi PKI. Suatu hari setelah salat Jumat, sekelompok anggota PKI mendatangi Kiai Mursyid dan mengajaknya untuk “berunding.”
Meski merasa curiga dan ragu, ia melihat bahwa pondok pesantren sudah dikepung oleh ratusan orang bersenjata. Dengan terpaksa, Kiai Mursyid mengikuti permintaan mereka untuk pergi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda