Amarah Prabu Siliwangi Dengar Anak Buahnya Memeluk Islam, Cirebon Nyaris Diserang
Sabtu, 07 September 2024 - 07:50 WIB
Cakrabuwana sendiri dinobatkan oleh Sri Baduga Maharaja, yang pada waktu itu belum menjadi Susuhunan sebagai penguasa Cirebon dengan menyandang gelar Sri Mangana. Sebab Syarif Hidayatullah dinobatkan oleh Cakrabuwana dan juga masih cucu Sri Baduga, maka alasan pembatalan penyerangan dari Pajajaran ke Cirebon mampu diterima oleh penguasa Cirebon.
Seiring waktu berlalu konon perselisihan Pajajaran dengan Cirebon semakin memanas diakibatkan terjadinya perkawinan putra putri dari Demak dan Cirebon. Akibat pernikahan politis antara Cirebon dan Demak ini, Sri Baduga Maharaja begitu mencemaskan persekutuan antara Cirebon dan Demak.
Menyadari adanya kecemasan dari Prabu Siliwangi, Pangeran Cakrabuwana dan Susuhunan Jati Syarif Hidayat tidak ingin menciptakan masalah rumit. Mereka tetap menghormati Sri Baduga karena masing-masing sebagai ayah dan kakek. Oleh sebab itu, walaupun sempat memanas tetapi permusuhan Pajajaran dengan Cirebon tidak sampai ke arah peperangan, yang melumpuhkan sektor-sektor pemerintahan.
Sri Baduga dikisahkan sebenarnya hanya mempermasalahkan kedekatan Cirebon dengan Demak yang terlalu akrab, alhasil Prabu Siliwangi tidak menyukai hal tersebut. Sedangkan terhadap agama Islam, Sri Baduga tidak ada rasa benci dan ingin menghilangkan agama tersebut.
Sebab ia salah seorang yang memiliki permaisuri Subanglarang, yang memeluk agama Islam. Kemudian anaknya bernama Walangsungsang alias Cakrabuwana, Lara Santang, dan Raja Sangara sejak kecil telah diizinkan orang tuanya mengikuti agama yang dianut ibunya, Islam.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
Seiring waktu berlalu konon perselisihan Pajajaran dengan Cirebon semakin memanas diakibatkan terjadinya perkawinan putra putri dari Demak dan Cirebon. Akibat pernikahan politis antara Cirebon dan Demak ini, Sri Baduga Maharaja begitu mencemaskan persekutuan antara Cirebon dan Demak.
Menyadari adanya kecemasan dari Prabu Siliwangi, Pangeran Cakrabuwana dan Susuhunan Jati Syarif Hidayat tidak ingin menciptakan masalah rumit. Mereka tetap menghormati Sri Baduga karena masing-masing sebagai ayah dan kakek. Oleh sebab itu, walaupun sempat memanas tetapi permusuhan Pajajaran dengan Cirebon tidak sampai ke arah peperangan, yang melumpuhkan sektor-sektor pemerintahan.
Sri Baduga dikisahkan sebenarnya hanya mempermasalahkan kedekatan Cirebon dengan Demak yang terlalu akrab, alhasil Prabu Siliwangi tidak menyukai hal tersebut. Sedangkan terhadap agama Islam, Sri Baduga tidak ada rasa benci dan ingin menghilangkan agama tersebut.
Baca Juga
Sebab ia salah seorang yang memiliki permaisuri Subanglarang, yang memeluk agama Islam. Kemudian anaknya bernama Walangsungsang alias Cakrabuwana, Lara Santang, dan Raja Sangara sejak kecil telah diizinkan orang tuanya mengikuti agama yang dianut ibunya, Islam.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
(kri)
tulis komentar anda