Karier Militer Idjon Djanbi, Mantan Sopir Ratu Wihelmina Pendiri Kopassus TNI AD
Sabtu, 22 Juni 2024 - 06:25 WIB
Keterlibatannya bermula ketika Kolonel Alex Kawilarang dan Letkol Slamet Riyadi memiliki impian untuk membentuk satuan pasukan khusus Indonesia. Namun, usaha mereka terkendala oleh kurangnya sumber daya manusia yang memadai.
Kolonel Alex Kawilarang melihat potensi besar dalam diri Idejon dan memintanya untuk membantu merintis pembentukan pasukan komando tersebut. Idejon menyetujui tawaran tersebut dan bergabung dengan TNI dengan pangkat mayor.
Ia kemudian melatih kader perwira dan bintara, menyusun satu kompi satuan yang kelak menjadi cikal bakal Kopassus. Idjon Djanbi menjadi komandan pertama satuan ini, yang awalnya bernama Kesatuan Komando Teritorial III (Kesko III) di bawah divisi Siliwangi.
Satuan ini mengalami beberapa perubahan nama seiring berjalannya waktu. Dari Kesko III di bawah divisi Siliwangi, satuan ini kemudian berada di bawah Mabes AD dengan nama KKAD (Kesatuan Komando AD).
Pada April 1956, KKAD diubah menjadi resimen dengan nama RPKAD (Resimen Para Komando AD). Transformasi terus berlanjut hingga Februari 1971, ketika RPKAD berganti nama menjadi Kopassandha (Komando Pasukan Sandhi Yudha).
Dan akhirnya, pada 23 Mei empat belas tahun kemudian, satuan ini resmi bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Meskipun Idjon Djanbi telah resmi menjadi Warga Negara Indonesia, namanya tak lepas dari sentimen negatif di kalangan masyarakat dan bawahannya.
Dia sering dicurigai sebagai mata-mata Belanda oleh beberapa orang yang iri terhadap posisinya. Tuduhan tanpa bukti ini membuat suasana di Kopassus menjadi tidak kondusif bagi Idjon. Dia memutuskan mundur tahun 1956 setelah ditawarkan jabatan yang jauh dari pelatihan komando.
Setelah pensiun, Idjon Djanbi mengalami penyakit usus buntu yang memburuk. Pada 1 April 1977, sang mantan tentara Belanda yang menjadi komandan pertama Kopassus ini menghembuskan napas terakhirnya karena penyakit tersebut.
Meskipun kisah hidupnya penuh dengan tantangan dan intrik, kontribusi Idjon Djanbi dalam membentuk pasukan khusus yang menjadi kebanggaan Indonesia tetap dikenang sepanjang masa. Bahkan, dia menjadi seorang legendang sang baret merah sejati.
Kolonel Alex Kawilarang melihat potensi besar dalam diri Idejon dan memintanya untuk membantu merintis pembentukan pasukan komando tersebut. Idejon menyetujui tawaran tersebut dan bergabung dengan TNI dengan pangkat mayor.
Ia kemudian melatih kader perwira dan bintara, menyusun satu kompi satuan yang kelak menjadi cikal bakal Kopassus. Idjon Djanbi menjadi komandan pertama satuan ini, yang awalnya bernama Kesatuan Komando Teritorial III (Kesko III) di bawah divisi Siliwangi.
Satuan ini mengalami beberapa perubahan nama seiring berjalannya waktu. Dari Kesko III di bawah divisi Siliwangi, satuan ini kemudian berada di bawah Mabes AD dengan nama KKAD (Kesatuan Komando AD).
Pada April 1956, KKAD diubah menjadi resimen dengan nama RPKAD (Resimen Para Komando AD). Transformasi terus berlanjut hingga Februari 1971, ketika RPKAD berganti nama menjadi Kopassandha (Komando Pasukan Sandhi Yudha).
Baca Juga
Dan akhirnya, pada 23 Mei empat belas tahun kemudian, satuan ini resmi bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Meskipun Idjon Djanbi telah resmi menjadi Warga Negara Indonesia, namanya tak lepas dari sentimen negatif di kalangan masyarakat dan bawahannya.
Dia sering dicurigai sebagai mata-mata Belanda oleh beberapa orang yang iri terhadap posisinya. Tuduhan tanpa bukti ini membuat suasana di Kopassus menjadi tidak kondusif bagi Idjon. Dia memutuskan mundur tahun 1956 setelah ditawarkan jabatan yang jauh dari pelatihan komando.
Setelah pensiun, Idjon Djanbi mengalami penyakit usus buntu yang memburuk. Pada 1 April 1977, sang mantan tentara Belanda yang menjadi komandan pertama Kopassus ini menghembuskan napas terakhirnya karena penyakit tersebut.
Meskipun kisah hidupnya penuh dengan tantangan dan intrik, kontribusi Idjon Djanbi dalam membentuk pasukan khusus yang menjadi kebanggaan Indonesia tetap dikenang sepanjang masa. Bahkan, dia menjadi seorang legendang sang baret merah sejati.
tulis komentar anda