Persahabatan 2 Negara Asia dengan Kerajaan Sriwijaya hingga Dibuatkan Prasasti Khusus
Rabu, 10 Januari 2024 - 08:42 WIB
Berita terakhir sebelum berita abad XIV mengenai Kan-t'oli ialah mengenai kedatangan utusan dari negeri ini di China pada tahun 563.
Berita China yang menyebutkan kedatangan utusan dari Sumatra yang berikutnya berasal dari tahun 644 atau awal 645 M.
Negeri yang mengirim utusan tadi disebut Mo-lo-yeu. Hubungan yang erat antara Sriwijaya dengan istana Kaisar China merupakan salah satu ciri dari sejarahnya.
Selain dengan China, Sriwijaya juga berhubungan dengan India. Bahkan ada beberapa prasasti yang khusus dibuat oleh raja itu untuk mendedikasikan hubungan bilateral keduanya.
Sebuah prasasti raja Dewapaladewa dari Benggala, yang dibuat pada akhir abad IX menyebutkan sebuah biara yang dibuat atas perintah Balaputradewa, maharaja dari Suwarnadwipa. Prasasti ini dikenal dengan sebutan Prasasti Nalanda.
Sebuah prasasti Raja Cola lainnya, yaitu prasasti dari Rajaraja I, di India Selatan menyebut Marawijayottunggawarman raja dari Katha dan Sriwisaya telah memberikan hadiah sebuah desa untuk diabdikan kepada sang Buddha yang dihormati di dalam Culamaniwarmawihara, yang telah didirikan oleh ayahnya di kota Nagipattana (Negapatam sekarang).
Prasasti ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian yang berbahasa Sanskerta, yang dibuat pada tahun 1044 dan bagian yang berbahasa Tamil, yang dibuat pada tahun 1046.
Selain hubungan baik dengan kerajaan Cola tadi, ada pula perang antara kedua kerajaan ini, yaitu pada masa pemerintahan raja pengganti Rajaraja I, yang bernama Rajendracoladewa. Konon berbeda dengan kerajaan-kerajaan di nusantara kala itu, Sriwijaya memilih lebih aktif menjalin hubungan dengan asing.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
Berita China yang menyebutkan kedatangan utusan dari Sumatra yang berikutnya berasal dari tahun 644 atau awal 645 M.
Negeri yang mengirim utusan tadi disebut Mo-lo-yeu. Hubungan yang erat antara Sriwijaya dengan istana Kaisar China merupakan salah satu ciri dari sejarahnya.
Selain dengan China, Sriwijaya juga berhubungan dengan India. Bahkan ada beberapa prasasti yang khusus dibuat oleh raja itu untuk mendedikasikan hubungan bilateral keduanya.
Sebuah prasasti raja Dewapaladewa dari Benggala, yang dibuat pada akhir abad IX menyebutkan sebuah biara yang dibuat atas perintah Balaputradewa, maharaja dari Suwarnadwipa. Prasasti ini dikenal dengan sebutan Prasasti Nalanda.
Sebuah prasasti Raja Cola lainnya, yaitu prasasti dari Rajaraja I, di India Selatan menyebut Marawijayottunggawarman raja dari Katha dan Sriwisaya telah memberikan hadiah sebuah desa untuk diabdikan kepada sang Buddha yang dihormati di dalam Culamaniwarmawihara, yang telah didirikan oleh ayahnya di kota Nagipattana (Negapatam sekarang).
Prasasti ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian yang berbahasa Sanskerta, yang dibuat pada tahun 1044 dan bagian yang berbahasa Tamil, yang dibuat pada tahun 1046.
Selain hubungan baik dengan kerajaan Cola tadi, ada pula perang antara kedua kerajaan ini, yaitu pada masa pemerintahan raja pengganti Rajaraja I, yang bernama Rajendracoladewa. Konon berbeda dengan kerajaan-kerajaan di nusantara kala itu, Sriwijaya memilih lebih aktif menjalin hubungan dengan asing.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
(shf)
tulis komentar anda