Minus 5,98, Ekonomi Jabar Triwulan 2 Anjlok Cukup Dalam
Rabu, 05 Agustus 2020 - 13:42 WIB
BANDUNG - Ekonomi Jawa Barat pada triwulan 2/2020 tercatat anjlok cukup dalam menjadi minus 5,98%, akibat dampak pandemi COVID-19. Rendahnya ekonomi Jawa Barat ini tercatat terendah dalam beberapa tahun terkahir.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar Dyah Anugrah Kuswardhani mengatakan, ekonomi Jabar teknokrasi cukup dalam menjadi -5,98% year on year (yoy) atau turun dari 2,73 dari periode sebelumnya.
"Artinya, dampak ekonomi akibat COVID ini sangat dirasakan terhadap kondisi ekonomi Jabar. Catatan kami sejak 2016, ini paling rendah," kata Dyah di Bandung, Rabu (5/8/2020).
(Baca juga: Tes COVID-19 Gencar, Jabar Target 105.000 Sampel Swab Bulan Ini )
Menurut dia, pendapatan domestik regional bruto (PDRB) dari sisi lapangan usaha, hampir semua terkontraksi atau mengalami pertumbuhan negatif. Kecuali beberapa sektor seperti pertanian, pengadaan air, jasa sampah, komunikasi. Penopang ekonomi tertinggi disokong oleh sektor informasi dan komunikasi.
"Sementara sektor industri yang menopang 40% PDRB Jabar, berkontraksi hingga minus 8%. Perdagangan Jawa Barat yang menopang hingga 14% ekonomi, juga terkontraksi hingga 11%," jelas dia.
(Baca juga: Puluhan Orang Terjaring Razia Masker Mulai Satpam hingga ASN )
Kendati begitu, bila dibandingkan triwulan 1/2020, beberapa sektor di Jawa Barat mulai bangkit. Diantaranya sektor pertanian perkebunan dan perikanan menopang 45%, informasinya dan komunikasi 18,47%, pengadaan air, sampah, limbah dan daur ulang 7,77%.
Dari sisi pengeluaran, besarnya konsumsi pemerintah juga cukup mendongkrak ekonomi pada triwulan 2 lalu. Di mana, konsumsi pemerintah tumbuh 65% karena adanya gaji 13, bansos, dan lainnya. Namun konsumsi rumah tangga masih rendah, -6,34%, ekspor -4,62%, dan lainnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar Dyah Anugrah Kuswardhani mengatakan, ekonomi Jabar teknokrasi cukup dalam menjadi -5,98% year on year (yoy) atau turun dari 2,73 dari periode sebelumnya.
"Artinya, dampak ekonomi akibat COVID ini sangat dirasakan terhadap kondisi ekonomi Jabar. Catatan kami sejak 2016, ini paling rendah," kata Dyah di Bandung, Rabu (5/8/2020).
(Baca juga: Tes COVID-19 Gencar, Jabar Target 105.000 Sampel Swab Bulan Ini )
Menurut dia, pendapatan domestik regional bruto (PDRB) dari sisi lapangan usaha, hampir semua terkontraksi atau mengalami pertumbuhan negatif. Kecuali beberapa sektor seperti pertanian, pengadaan air, jasa sampah, komunikasi. Penopang ekonomi tertinggi disokong oleh sektor informasi dan komunikasi.
"Sementara sektor industri yang menopang 40% PDRB Jabar, berkontraksi hingga minus 8%. Perdagangan Jawa Barat yang menopang hingga 14% ekonomi, juga terkontraksi hingga 11%," jelas dia.
(Baca juga: Puluhan Orang Terjaring Razia Masker Mulai Satpam hingga ASN )
Kendati begitu, bila dibandingkan triwulan 1/2020, beberapa sektor di Jawa Barat mulai bangkit. Diantaranya sektor pertanian perkebunan dan perikanan menopang 45%, informasinya dan komunikasi 18,47%, pengadaan air, sampah, limbah dan daur ulang 7,77%.
Dari sisi pengeluaran, besarnya konsumsi pemerintah juga cukup mendongkrak ekonomi pada triwulan 2 lalu. Di mana, konsumsi pemerintah tumbuh 65% karena adanya gaji 13, bansos, dan lainnya. Namun konsumsi rumah tangga masih rendah, -6,34%, ekspor -4,62%, dan lainnya.
(msd)
tulis komentar anda