Semangat Berkurban Masyarakat Agam Tinggi di Tengah Pandemi
Senin, 03 Agustus 2020 - 13:19 WIB
Dalam perayaan Idul Adha tahun ini, kata IC terasa sedikit berbeda. Jika pada Idul Adha tahun-tahun sebelumnya masyarakat bebas berkumpul, bersilaturahmi dan bersalaman, namun saat ini tidak bisa dilakukan. "Kita semua dianjurkan memakai masker, rajin cuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak. Protokol kesehatan memang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19," ulasnya.
Menurut IC, Idul Adha sekaligus menjadi momen memperkecil kesenjangan sosial dengan memperluas silaturahim, berbagi daging kurban dan memberikan empati kepada kaum dhuafa. Ibadah kurban sejatinya merupakan refleksi taqwa untuk mendekatkan diri kepada Allah, serta pada saat yang sama juga memberikan manfaat sosial. Dikatakan refleksi taqwa, karena sesungguhnya inti dari ibadah kurban adalah taqwa dan ikhlas.
Esensi dari Idul Adha merupakan momentum untuk memperbaiki hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan dengan Allah SWT. "Inilah hari besar kemanusiaan dan keimanan, yang ditandai dengan syi’ar penyembelihan hewan kurban, untuk mengenang peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail. Kurban merupakan media ritual, sama halnya dengan zakat, infak, dan sedekah," pangkas IC.
Sementara itu Kabag Kesra Setdakab Agam, Surya Wendri menyebutkan, kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan saat menunaikan Salat Ied cukup tinggi.
Seperti pelaksanaan Salat Ied di halaman Kantor Bupati Agam, jumat, (31/7/2020). Sejak pagi masyarakat yang datang memakai masker. Sebelum masuk, jemaah dengan kesadaran sendiri mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan. Membawa sajadah sendiri dan menerapkan physical distancing.
Tempat cuci tangan, katanya, disediakan sebanyak enam unit yang ditempatkan di pintu masuk. Setelah mencuci tangan langsung pengukuran suhu oleh petugas medis RSUD dan Puskesmas Lubuk Basung."Kita juga menyediakan masker bagi jemaah yang lupa membawanya, serta pengaturan jarak jemaah," ujarnya.
Kepatuhan masyarakat menerapkan protokol kesehatan juga tampak di kecamatan lain.Camat Kamang Magek Rio Eka Putra mengatakan, pelaksanaan Salat Ied tidak terpusat di satu titik, tapi menyebar di seluruh masjid dan musala.
"Salat tetap dengan protokol kesehatan. Alhamdulillah, kesadaran masyarakat cukup tinggi," kata Rio.
Lihat Juga: Timnas Indonesia Gulung Korea Selatan, Kegembiraan Warga Lebak Meledak di Museum Multatuli
Menurut IC, Idul Adha sekaligus menjadi momen memperkecil kesenjangan sosial dengan memperluas silaturahim, berbagi daging kurban dan memberikan empati kepada kaum dhuafa. Ibadah kurban sejatinya merupakan refleksi taqwa untuk mendekatkan diri kepada Allah, serta pada saat yang sama juga memberikan manfaat sosial. Dikatakan refleksi taqwa, karena sesungguhnya inti dari ibadah kurban adalah taqwa dan ikhlas.
Esensi dari Idul Adha merupakan momentum untuk memperbaiki hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan dengan Allah SWT. "Inilah hari besar kemanusiaan dan keimanan, yang ditandai dengan syi’ar penyembelihan hewan kurban, untuk mengenang peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail. Kurban merupakan media ritual, sama halnya dengan zakat, infak, dan sedekah," pangkas IC.
Sementara itu Kabag Kesra Setdakab Agam, Surya Wendri menyebutkan, kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan saat menunaikan Salat Ied cukup tinggi.
Seperti pelaksanaan Salat Ied di halaman Kantor Bupati Agam, jumat, (31/7/2020). Sejak pagi masyarakat yang datang memakai masker. Sebelum masuk, jemaah dengan kesadaran sendiri mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan. Membawa sajadah sendiri dan menerapkan physical distancing.
Tempat cuci tangan, katanya, disediakan sebanyak enam unit yang ditempatkan di pintu masuk. Setelah mencuci tangan langsung pengukuran suhu oleh petugas medis RSUD dan Puskesmas Lubuk Basung."Kita juga menyediakan masker bagi jemaah yang lupa membawanya, serta pengaturan jarak jemaah," ujarnya.
Kepatuhan masyarakat menerapkan protokol kesehatan juga tampak di kecamatan lain.Camat Kamang Magek Rio Eka Putra mengatakan, pelaksanaan Salat Ied tidak terpusat di satu titik, tapi menyebar di seluruh masjid dan musala.
"Salat tetap dengan protokol kesehatan. Alhamdulillah, kesadaran masyarakat cukup tinggi," kata Rio.
Lihat Juga: Timnas Indonesia Gulung Korea Selatan, Kegembiraan Warga Lebak Meledak di Museum Multatuli
(alf)
tulis komentar anda