Provokasi Politik Orang-orang PKI Menjelang Tragedi Berdarah 30 September 1965

Senin, 25 September 2023 - 03:58 WIB
Berbagai provokasi politik dilakukan orang-orang PKI, menjelang peristiwa berdarah 30 September 1965. Foto/Ilustrasi/Dok. kebudayaan.kemdikbud.go.id
Eskalasi politik di Indonesia pada bulan September 1965 semakin memanas. Berbagai isu berseliweran, termasuk kondisi kesehatan Presiden Soekarno yang menurun, hingga isu munculnya dewan jenderal.



Memanasnya suhu politik di tanah air, khususnya di Jakarta, menjelang peristiwa berdarah 30 September 1965, diduga tidak lepas dari berbagai aksi provokasi yang dilakukan oleh orang-orang Partai Komunis Indonesia (PKI).



PKI bersama organ sayapnya, yakni Pemuda Rakyat, BTI, Lekra, dan Gerwani tidak berhenti melakukan manuver politik. Semua yang dianggap sebagai lawan diserangnya. Kegaduhan terjadi di mana-mana.



Bukan hanya melakukan aksi sepihak, yakni merebut tanah dengan dalih menjalankan program landreform atau undang-undang reforma agraria. Mereka juga menggelar aksi massa.

Dilansir dari buku Jenderal Yoga Loyalis di Balik Layar (2018), berikut provokasi politik yang dilakukan orang-orang PKI jelang peristiwa peristiwa berdarah 30 September 1965.

1. Menyerbu Kediaman Duta Besar Amerika Serikat



Sejumlah orang-orang PKI yang menggelar aksi unjuk rasa, tiba-tiba menyerbu kediaman Duta Besar Amerika Serikat, Howard Jones di Jakarta. AS dan sekutunya dianggap sebagai kekuatan nekolim (neokolonialisme imperialisme). Aksi penyerbuan orang-orang PKI berlangsung pada 28 Februari 1965, atau tujuh bulan sebelum peristiwa berdarah 30 September 1965 meletus.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content