Marx House Madiun, Tempat Pengkaderan Para Kader Militan PKI Berujung Pemberontakan 1948
loading...
A
A
A
PEMBERONTAKAN oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) berlangsung di Madiun pada 18 September 1948 dipimpin Musso dan Amir Sjarifuddin. Ini merupakan pemberontakan PKI yang kedua kalinya, yakni setelah pemberontakan pada November 1926.
Di luar Semarang, Solo dan Yogyakarta, wilayah Madiun juga memiliki sejarah yang lekat dengan pergerakan orang-orang PKI.
Pasca Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, Madiun menjadi salah satu tempat tumbuh suburnya ajaran komunisme. Pengkaderan PKI, yakni terkait teori Marxisme banyak dimulai di Madiun.
“Secara kecil-kecilan, pendidikan kader-kader Marxis dimulai di Madiun, di bawah pimpinan Moewaladi dan Abdurrachman (eks Nefis dan eks Letnan Laut AL Belanda),” demikian dikutip dari buku Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan (1997).
Pengkaderan Marxisme di Madiun berlangsung berlapis. Setelah mendapat pendidikan awal, para kader muda PKI itu direorganisasi secara sistematis. Mereka ditempatkan di pondokan atau tempat tertentu yang diberi nama Marx House.
Di Marx House, para kader muda mendapat doktrin lanjutan dari para tokoh atau pimpinan PKI. Di antara para tokoh pengader terdapat nama Jusuf Muda Dalam, Tan Ling Djie dan Soebadio.
Jusuf Muda Dalam merupakan bekas jurnalis yang pada tahun 1947 bergabung dengan PKI. Jusuf menjabat sebagai Ketua Seksi Ekonomi PKI cabang Yogyakarta.
Saat peristiwa Madiun 18 September 1948 meletus, Jusuf terlibat namun berhasil meloloskan diri. Pada tahun 1949 ia mewakili PKI di DPR dan selama periode waktu 1963-1966 menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Di depan para tokoh, para kader muda PKI digembleng dengan keras. Kader-kader dididik selama beberapa bulan. Setelah itu dengan pengetahuan teori sekedarnya, mereka dilepas ke tengah masyarakat.
Di luar Semarang, Solo dan Yogyakarta, wilayah Madiun juga memiliki sejarah yang lekat dengan pergerakan orang-orang PKI.
Pasca Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, Madiun menjadi salah satu tempat tumbuh suburnya ajaran komunisme. Pengkaderan PKI, yakni terkait teori Marxisme banyak dimulai di Madiun.
“Secara kecil-kecilan, pendidikan kader-kader Marxis dimulai di Madiun, di bawah pimpinan Moewaladi dan Abdurrachman (eks Nefis dan eks Letnan Laut AL Belanda),” demikian dikutip dari buku Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan (1997).
Pengkaderan Marxisme di Madiun berlangsung berlapis. Setelah mendapat pendidikan awal, para kader muda PKI itu direorganisasi secara sistematis. Mereka ditempatkan di pondokan atau tempat tertentu yang diberi nama Marx House.
Di Marx House, para kader muda mendapat doktrin lanjutan dari para tokoh atau pimpinan PKI. Di antara para tokoh pengader terdapat nama Jusuf Muda Dalam, Tan Ling Djie dan Soebadio.
Jusuf Muda Dalam merupakan bekas jurnalis yang pada tahun 1947 bergabung dengan PKI. Jusuf menjabat sebagai Ketua Seksi Ekonomi PKI cabang Yogyakarta.
Saat peristiwa Madiun 18 September 1948 meletus, Jusuf terlibat namun berhasil meloloskan diri. Pada tahun 1949 ia mewakili PKI di DPR dan selama periode waktu 1963-1966 menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Di depan para tokoh, para kader muda PKI digembleng dengan keras. Kader-kader dididik selama beberapa bulan. Setelah itu dengan pengetahuan teori sekedarnya, mereka dilepas ke tengah masyarakat.