Kisah Sunan Kalijaga Luruhkan Murka Sultan Agung dengan Serban Hitam
Selasa, 29 Agustus 2023 - 06:13 WIB
Sultan Agung Hanyokrokusumo atau Raden Mas Rangsang (1593), merupakan Raja Mataram yang mengantarkan kejayaan puncak agama Islam di Tanah Jawa. Selain kisahnya mengusir penjajah Belanda di Batavia, ada beberapa kisahnya menarik untuk dibahas.
Sultan Agung digambarkan sebagai raja yang digdaya, sakti, cerdas, dan pintar itu dikisahkan pernah mengguncang dan menaklukkan Kota Makkah, Arab Saudi dengan mengirimkan sebuah malapetaka wabah penyakit mematikan dipicu atas murka dari sang raja.
Raja Mataram itu murka lantaran tersingung atas penolakan keras dari pemegang otoritas Kota Makkah saat itu, yakni Imam Syafi’i. Wabah penyakit sengaja dikirimkan lewat Penguasa Pantai Selatan, yakni Ratu Nyi Roro Kidul untuk meredakan amarah Sultan Agung.
Murkanya Sultan Agung itu bisa reda setelah Kanjeng Sunan Kalijaga turun tangan ikut menenangkan dengan memberinya sebuah hadiah istimewa berupa serban hitam bekas Nabi Muhammad SAW.
Serban itu dikirim Imam Syafi’i lewat Sunan Kalijaga sebagai permintaan maaf.
Dalam Babad Nitik Sarta Cabolek diceritakan berawal kebiasaan Sultan Agung salat Jumat di Makkah berujung membuat terjadinya malapateka besar. Atas kesaktiannya itu, Sultan Agung bisa sekejap mata berada di Kota Makkah untuk menunaikan ibadah salat.
”Sultan Agung salat di Masjid Makkah setiap hari Jumat,” demikian tertulis di Babad Nitik Sarta Cabolek seperti diringkas de Grave (2001. 176-177). Usai salat Jumat di Makkah, Sultan Agung menemui Iman Supingi, ulama besar pemegang otoritas di Makkah.
Sultan Agung digambarkan sebagai raja yang digdaya, sakti, cerdas, dan pintar itu dikisahkan pernah mengguncang dan menaklukkan Kota Makkah, Arab Saudi dengan mengirimkan sebuah malapetaka wabah penyakit mematikan dipicu atas murka dari sang raja.
Raja Mataram itu murka lantaran tersingung atas penolakan keras dari pemegang otoritas Kota Makkah saat itu, yakni Imam Syafi’i. Wabah penyakit sengaja dikirimkan lewat Penguasa Pantai Selatan, yakni Ratu Nyi Roro Kidul untuk meredakan amarah Sultan Agung.
Murkanya Sultan Agung itu bisa reda setelah Kanjeng Sunan Kalijaga turun tangan ikut menenangkan dengan memberinya sebuah hadiah istimewa berupa serban hitam bekas Nabi Muhammad SAW.
Serban itu dikirim Imam Syafi’i lewat Sunan Kalijaga sebagai permintaan maaf.
Dalam Babad Nitik Sarta Cabolek diceritakan berawal kebiasaan Sultan Agung salat Jumat di Makkah berujung membuat terjadinya malapateka besar. Atas kesaktiannya itu, Sultan Agung bisa sekejap mata berada di Kota Makkah untuk menunaikan ibadah salat.
”Sultan Agung salat di Masjid Makkah setiap hari Jumat,” demikian tertulis di Babad Nitik Sarta Cabolek seperti diringkas de Grave (2001. 176-177). Usai salat Jumat di Makkah, Sultan Agung menemui Iman Supingi, ulama besar pemegang otoritas di Makkah.
tulis komentar anda