Terpikat Kecantikan Maduretno, Pangeran Diponegoro Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Rabu, 09 Agustus 2023 - 07:43 WIB
Pangeran Diponegoro menikahi perempuan cantik Raden Ayu Maduretno. Konon pernikahan ini tak sengaja dilakukan usai sang pangeran terus didesak menikah setelah bercerai dengan istri pertamanya.
Sang pangeran awalnya keberatan dan menolak, mau tidak mau akhirnya menuruti perintah ayahnya. Ia akhirnya dipanggil ke keraton dan diperintahkan melamar Ratu Bendoro, janda tanpa anak dari Sumodiningrat, komandan tentara Yogya yang tewas dibunuh itu.
Layaknya seorang anak yang berbakti, Pangeran kemudian berjalan ke Keputren. Namun langkahnya rupanya kemudian berujung pada perkawinannya yang kedua, yang tampaknya berguna dalam arti politik.
Namun yang belakangan terbukti sebagai perkawinan yang lagi-lagi tanpa cinta. Saat itu dikisahkan Peter Carey pada ‘Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro: 1785 – 1855’, ketika Pangeran Diponegoro melewati pintu gerbang menuju tempat menyepi Panepen.
Dewi Cinta menembakkan panahnya. Ia melukiskan bagaimana ia menangkap sosok cantik putri Ratu Maduretno dalam bingkai gerbang keraton dan langsung merasakan daya tarik fisik yang luar biasa terhadapnya.
Perjumpaan yang tanpa sengaja ini, dan reaksi Pangeran terhadapnya, segera dilaporkan kepada Sultan oleh dua nyai keparak atau pelayan perempuan tua yang mendampingi Pangeran.
Begitu Ratu Bendoro mengonfirmasi bahwa ia tidak berminat untuk kawin lagi, suatu upacara pertunangan dengan cepat segera digelar antara Diponegoro dan Raden Ayu Maduretno, yang mengambil nama ibunya Maduretno.
Sang pangeran awalnya keberatan dan menolak, mau tidak mau akhirnya menuruti perintah ayahnya. Ia akhirnya dipanggil ke keraton dan diperintahkan melamar Ratu Bendoro, janda tanpa anak dari Sumodiningrat, komandan tentara Yogya yang tewas dibunuh itu.
Layaknya seorang anak yang berbakti, Pangeran kemudian berjalan ke Keputren. Namun langkahnya rupanya kemudian berujung pada perkawinannya yang kedua, yang tampaknya berguna dalam arti politik.
Namun yang belakangan terbukti sebagai perkawinan yang lagi-lagi tanpa cinta. Saat itu dikisahkan Peter Carey pada ‘Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro: 1785 – 1855’, ketika Pangeran Diponegoro melewati pintu gerbang menuju tempat menyepi Panepen.
Dewi Cinta menembakkan panahnya. Ia melukiskan bagaimana ia menangkap sosok cantik putri Ratu Maduretno dalam bingkai gerbang keraton dan langsung merasakan daya tarik fisik yang luar biasa terhadapnya.
Perjumpaan yang tanpa sengaja ini, dan reaksi Pangeran terhadapnya, segera dilaporkan kepada Sultan oleh dua nyai keparak atau pelayan perempuan tua yang mendampingi Pangeran.
Begitu Ratu Bendoro mengonfirmasi bahwa ia tidak berminat untuk kawin lagi, suatu upacara pertunangan dengan cepat segera digelar antara Diponegoro dan Raden Ayu Maduretno, yang mengambil nama ibunya Maduretno.
tulis komentar anda