Terpikat Kecantikan Maduretno, Pangeran Diponegoro Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Rabu, 09 Agustus 2023 - 07:43 WIB
Upacara perkawinan mengambil tempat di keraton. Sebuah pesta dan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk digelar pula di Tegalrejo pada hari berikutnya.
Pada babadnya Diponegoro, menyejajarkan perkawinannya dengan perkawinan Wisnu dan Dewi Sri, dengan Sang Ayah sebagai Batara Guru.
Pangeran Diponegoro salah satu reinkarnasi Arjuna, sehingga menarik garis paralel antara dirinya dengan pahlawan wayang Pandawa yang tampan-rupawan ketika menerima pisau belati Sarutomo saat bermeditasi di Parangkusumo dalam ziarahnya ke Pantai Selatan.
Di tingkat praktis, perkawinan Diponegoro memberinya seorang pendamping yang simpatik, yang bisa menjadi tempat dia mencurahkan rahasia dan beban hati dalam tahun-tahun yang tidak menentu itu.
Maduretno juga istri yang tetap setia mendampingi Pangeran di masa perang yang ngeri itu. Maduretno terus mendukungnya sampai kematian menjemputnya di sekitar 20 November 1827.
Konon dari semua istri-istri Pangeran, dialah satu-satunya yang disebut Pangeran dengan penuh kasih mesra di dalam babad.
Perkawinannya ini juga yang megesahkan hubungan keluarganya dengan keluarga Prawirodirjan yang menurunkan nenek-buyut pengasuhnya, Ratu Ageng, yang bersaudara kandung dengan kakek Raden Ronggo III.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
Pada babadnya Diponegoro, menyejajarkan perkawinannya dengan perkawinan Wisnu dan Dewi Sri, dengan Sang Ayah sebagai Batara Guru.
Pangeran Diponegoro salah satu reinkarnasi Arjuna, sehingga menarik garis paralel antara dirinya dengan pahlawan wayang Pandawa yang tampan-rupawan ketika menerima pisau belati Sarutomo saat bermeditasi di Parangkusumo dalam ziarahnya ke Pantai Selatan.
Baca Juga
Di tingkat praktis, perkawinan Diponegoro memberinya seorang pendamping yang simpatik, yang bisa menjadi tempat dia mencurahkan rahasia dan beban hati dalam tahun-tahun yang tidak menentu itu.
Maduretno juga istri yang tetap setia mendampingi Pangeran di masa perang yang ngeri itu. Maduretno terus mendukungnya sampai kematian menjemputnya di sekitar 20 November 1827.
Konon dari semua istri-istri Pangeran, dialah satu-satunya yang disebut Pangeran dengan penuh kasih mesra di dalam babad.
Perkawinannya ini juga yang megesahkan hubungan keluarganya dengan keluarga Prawirodirjan yang menurunkan nenek-buyut pengasuhnya, Ratu Ageng, yang bersaudara kandung dengan kakek Raden Ronggo III.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
(ams)
tulis komentar anda