Kebakaran Lahan di Rembang Meluas, Asap Mengganggu Warga
Senin, 27 Juli 2020 - 15:13 WIB
REMBANG - Kebakaran lahan di kawasan Gunung Bugel Desa Warugunung, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang , kembali terjadi. Bahkan kali ini areanya semakin luas, mencapai lebih dari 5 hektare. Si jago merah sudah mulai diketahui sejak Minggu (26/7/2020) sore, kemudian terus menjalar ke berbagai titik, Minggu (26/7/2020) malam.
Kepala Desa Warugunung, Kecamatan Pancur,Mohammad Ridwan, mengaku belum mengetahui pasti sumber api. Apakah ada warga membersihkan daun-daun kering di lahannya dengan cara membakar dan apinya meluas, atau ulah warga membuang puntung rokok sembarangan. Pihak desa sudah berulang kali menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat, agar bersama-sama mencegah kebakaran. (Baca juga: K ebakaran Hebat di Rembang, 2 Rumah Ludes, dan 3 Rumah Rusak )
“Gunung Bugel kan banyak pohon jatinya, sekarang daun-daun kering meranggas. Akses jalan tertutup daun jati, biasanya orang lewat kesandung-kesandung. Mungkin apakah dibakar atau bagaimana, kita nggak tahu. Intinya kami peduli bersama lah, biar nggak ada kebakaran lagi,“ kata dia, Senin (27/7/2020). (Baca juga: Gudang Kayu dan Mebel Milik Kades di Rembang Dilalap Api )
Mohammad Ridwan mengatakan, dampak dari peristiwa tersebut, mengakibatkan pohon terbakar. Kekhawatiran lain, kepulan asap mengganggu kesehatan warga sekitar dan bisa mengancam pula hewan-hewan yang ada di kawasan Gunung Bugel.
“Kerugiannya pohon terbakar, dari sisi kesehatan asap juga mengganggu, hewan-hewan di dalam kan bahaya juga,“ kata Kades.
Proses pemadaman membutuhkan waktu cukup lama, karena Tim Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama relawan yang membawa sarana semprot air, harus naik turun perbukitan. Warga dan perangkat desa membantu dengan memakai ranting-ranting pohon, dipukulkan langsung ke api. Sekira pukul 23.00 WIB, Minggu malam, akhirnya api berhasil dikendalikan.
“Saya bantu ngebyokke pakai ranting pohon. Luas sekali lahan yang terbakar, jadi ya memakan waktu lumayan. Memang jauh dari permukiman penduduk, tapi asapnya kan mengganggu,“ pungkas dia.
Sebelumnya, kebakaran di Gunung Bugel juga terjadi Sabtu malam (18/7/2020) lalu. Kala itu luas lahan yang terbakar sekira 2 hektare.
Kepala Desa Warugunung, Kecamatan Pancur,Mohammad Ridwan, mengaku belum mengetahui pasti sumber api. Apakah ada warga membersihkan daun-daun kering di lahannya dengan cara membakar dan apinya meluas, atau ulah warga membuang puntung rokok sembarangan. Pihak desa sudah berulang kali menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat, agar bersama-sama mencegah kebakaran. (Baca juga: K ebakaran Hebat di Rembang, 2 Rumah Ludes, dan 3 Rumah Rusak )
“Gunung Bugel kan banyak pohon jatinya, sekarang daun-daun kering meranggas. Akses jalan tertutup daun jati, biasanya orang lewat kesandung-kesandung. Mungkin apakah dibakar atau bagaimana, kita nggak tahu. Intinya kami peduli bersama lah, biar nggak ada kebakaran lagi,“ kata dia, Senin (27/7/2020). (Baca juga: Gudang Kayu dan Mebel Milik Kades di Rembang Dilalap Api )
Mohammad Ridwan mengatakan, dampak dari peristiwa tersebut, mengakibatkan pohon terbakar. Kekhawatiran lain, kepulan asap mengganggu kesehatan warga sekitar dan bisa mengancam pula hewan-hewan yang ada di kawasan Gunung Bugel.
“Kerugiannya pohon terbakar, dari sisi kesehatan asap juga mengganggu, hewan-hewan di dalam kan bahaya juga,“ kata Kades.
Proses pemadaman membutuhkan waktu cukup lama, karena Tim Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama relawan yang membawa sarana semprot air, harus naik turun perbukitan. Warga dan perangkat desa membantu dengan memakai ranting-ranting pohon, dipukulkan langsung ke api. Sekira pukul 23.00 WIB, Minggu malam, akhirnya api berhasil dikendalikan.
“Saya bantu ngebyokke pakai ranting pohon. Luas sekali lahan yang terbakar, jadi ya memakan waktu lumayan. Memang jauh dari permukiman penduduk, tapi asapnya kan mengganggu,“ pungkas dia.
Sebelumnya, kebakaran di Gunung Bugel juga terjadi Sabtu malam (18/7/2020) lalu. Kala itu luas lahan yang terbakar sekira 2 hektare.
(nth)
tulis komentar anda