Tegas! TGB Tolak Rumah Ibadah jadi Panggung Politik
Jum'at, 03 Maret 2023 - 21:13 WIB
SOLO - Pemilu 2024 sudah di depan mata, para tokoh dan partai politik mulai bergerilya untuk mencari dukungan suara. Bahkan, muncul wacana untuk menjadikan tempat ibadah sebagai panggung politik.
Wacana menjadikan tempat ibadah untuk kegiatan safari politik tersebut, dengan tegas ditolak oleh Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo, Dr. TGB Zainul Majdi. Menurut kader partai bernomor urut 16 tersebut, tempat ibadah adalah rumah Tuhan dan tidak sepantasnya dijadikan arena kampanye.
"Jadikan tempat ibadah sebagai rumah Tuhan. Jangan dijadikan untuk ruang kampanye atau politik praktis," ujarnya menjadi narasumber dialog lintas agama dengan tema Politik Asik di Solo, Jumat, (3/3/2023).
TGB menegaskan, tempat ibadah tidak boleh menjadi ruang politik praktis pasalnya ruang tersebut adalah ruang untuk umat. "Jangan (politik praktis) di tempat ibadah. Ini satu-satunya ruang untuk umat," sambungnya.
Doktor Ahli Tafsir Alquran itu melanjutkan, bahwa penting adanya literasi politik untuk anak muda. Menghadirkan politik yang baik bagi anak muda, dengan menghadirkan wajah politik yang lebih teduh. "Menghadirkan wajah politik lebih teduh. Anak muda takut karena melihat politisi saling jegal," urainya.
Mewakili Partai Perindo yang dikenal sebagai partai yang peduli rakyat kecil, gigih memperjuangkan penciptaan lapangan kerja, untuk mewujudkan Indonesia sejahtera. TGB menyebut, jika perbedaan yang dimiliki masyarakat Indonesia harus menjadi kekuatan.
"Tidak boleh ada ekspresi keagamaan yang merusak persatuan bangsa. Sesuatu tak masuk akal, umat beragama tapi merusak nikmat Tuhan, harus diperkuat keutuhan sebagai bangsa," beber TGB.
Selain TGB , sejumlah tokoh turut hadir menjadi narasumber dalam diskusi tersebut, yakni Ketua PCNU Kota Solo, KH. M. Mashuri; Perwakilan Parisada Hindu Dharma Indonesia Kota Solo, Ida Bagus Suarnawa; Majelis Agama Konghuchu Indonesia Kota Solo, WS. Adjie Candra; dan Sekretaris Umum Badan Antar Gereja Kristen Surakarta (BAGKS), Paulus Lalihatu.
Senada dengan TGB, Paulus Lalihatu dan Ida Bagus Suarnawa juga tidak ingin kegiatan politik masuk ke tempat ibadah. "Jangan sampai mengarahkan politik itu juga dilakukan di gereja," tutup Paulus Lalihatu.
Wacana menjadikan tempat ibadah untuk kegiatan safari politik tersebut, dengan tegas ditolak oleh Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo, Dr. TGB Zainul Majdi. Menurut kader partai bernomor urut 16 tersebut, tempat ibadah adalah rumah Tuhan dan tidak sepantasnya dijadikan arena kampanye.
"Jadikan tempat ibadah sebagai rumah Tuhan. Jangan dijadikan untuk ruang kampanye atau politik praktis," ujarnya menjadi narasumber dialog lintas agama dengan tema Politik Asik di Solo, Jumat, (3/3/2023).
Baca Juga
TGB menegaskan, tempat ibadah tidak boleh menjadi ruang politik praktis pasalnya ruang tersebut adalah ruang untuk umat. "Jangan (politik praktis) di tempat ibadah. Ini satu-satunya ruang untuk umat," sambungnya.
Doktor Ahli Tafsir Alquran itu melanjutkan, bahwa penting adanya literasi politik untuk anak muda. Menghadirkan politik yang baik bagi anak muda, dengan menghadirkan wajah politik yang lebih teduh. "Menghadirkan wajah politik lebih teduh. Anak muda takut karena melihat politisi saling jegal," urainya.
Mewakili Partai Perindo yang dikenal sebagai partai yang peduli rakyat kecil, gigih memperjuangkan penciptaan lapangan kerja, untuk mewujudkan Indonesia sejahtera. TGB menyebut, jika perbedaan yang dimiliki masyarakat Indonesia harus menjadi kekuatan.
"Tidak boleh ada ekspresi keagamaan yang merusak persatuan bangsa. Sesuatu tak masuk akal, umat beragama tapi merusak nikmat Tuhan, harus diperkuat keutuhan sebagai bangsa," beber TGB.
Selain TGB , sejumlah tokoh turut hadir menjadi narasumber dalam diskusi tersebut, yakni Ketua PCNU Kota Solo, KH. M. Mashuri; Perwakilan Parisada Hindu Dharma Indonesia Kota Solo, Ida Bagus Suarnawa; Majelis Agama Konghuchu Indonesia Kota Solo, WS. Adjie Candra; dan Sekretaris Umum Badan Antar Gereja Kristen Surakarta (BAGKS), Paulus Lalihatu.
Senada dengan TGB, Paulus Lalihatu dan Ida Bagus Suarnawa juga tidak ingin kegiatan politik masuk ke tempat ibadah. "Jangan sampai mengarahkan politik itu juga dilakukan di gereja," tutup Paulus Lalihatu.
(eyt)
tulis komentar anda