Dibangun Dinasti Sailendra dan Ditemukan Adipati Yogyakarta Tan Jin Sing, Begini Kemegahan Candi Borobudur Hasil Pencitaraan AI
Rabu, 22 Februari 2023 - 10:21 WIB
Kerajaan Mataram kuno, awalnya lahir dan berkedudukan di Jawa Tengah, namun akhirnya memindahkan pemerintahannya ke Jawa Timur. Pemindahan pusat kerajaan tersebut, dipicu oleh bencana alam gunung meletus dan adanya peperangan.
Dalam periode Jawa Tengah, hingga Jawa Timur, dalam bukunya Soedjipto Abimanyu menyebut, terdapat sebanyak 16 raja yang berkuasa di Kerajaan Mataram kuno. Hal ini didasarkan pada Prasasti Mantyasih.
Diawali dari Sanjaya, yang merupakan pendiri Kerajaan Mataram kuno atau yang dikenal dengan Kerajaan Medang. Dilanjutkan dengan Rakai Panangkaran yang menandai awal berkuasanya Wangsa Sailendra, yakni yang mengawali pembangunan Candi Borobudur .
Kekuasaan dilanjutkan dengan Rakai Panunggalan alias Dharanindra, yang menjadi raja ketiga Mataram kuno. Pada masa Rakai Panunggalan, Kerajaan Sriwijaya berhasil ditaklukkan, bahkan perluasan wilayah kekuasaan sampai ke Kamboja, dan Campa.
Raja keempat Mataram kuno, adalah Rakai Warak alias Samaragrawira, ayah dari Balaputradewa, Raja Sriwijaya, Wirawairimathana. Berlanjut ke Rakai Garung atau Samaratungga Sri Maharaja Samaratungga.
Pada masa pemerintahan Raja Samaratungga, yang memerintah selama tahun 792-835 Masehi, Candi Borobudur berhasil diselesaikan pembangunannya. Penyelesaian pembangunan Candi Borobudur, tepatnya terjadi pada tahun 825 Masehi.
Samaratungga, tidak hanya menyelesaikan pembangunan Candi Borobudur. Dia ternyata juga membangun Candi Bhumisambhara, yang juga dikenal dengan nama Candi Jinalaya. Dalam pembangunan candi, Samaratungga, selalu mempercayakannya kepada seorang arsitek bernama Gunadharma.
Untuk membangun candi-candi tersebut, Samaratungga juga melibatkan Kumarabacya dari Gandhadwipa (Bangalore) dan Visvawarman, yang merupakan ahli ajaran Buddha Tantra Vijrayana dari Kashmir, India. Pendapat adanya kisah pendirian candi megah itu juga sejalan dengan Prasasti Kulrak yang dikeluarkan pada 784 M.
Dalam periode Jawa Tengah, hingga Jawa Timur, dalam bukunya Soedjipto Abimanyu menyebut, terdapat sebanyak 16 raja yang berkuasa di Kerajaan Mataram kuno. Hal ini didasarkan pada Prasasti Mantyasih.
Diawali dari Sanjaya, yang merupakan pendiri Kerajaan Mataram kuno atau yang dikenal dengan Kerajaan Medang. Dilanjutkan dengan Rakai Panangkaran yang menandai awal berkuasanya Wangsa Sailendra, yakni yang mengawali pembangunan Candi Borobudur .
Kekuasaan dilanjutkan dengan Rakai Panunggalan alias Dharanindra, yang menjadi raja ketiga Mataram kuno. Pada masa Rakai Panunggalan, Kerajaan Sriwijaya berhasil ditaklukkan, bahkan perluasan wilayah kekuasaan sampai ke Kamboja, dan Campa.
Raja keempat Mataram kuno, adalah Rakai Warak alias Samaragrawira, ayah dari Balaputradewa, Raja Sriwijaya, Wirawairimathana. Berlanjut ke Rakai Garung atau Samaratungga Sri Maharaja Samaratungga.
Pada masa pemerintahan Raja Samaratungga, yang memerintah selama tahun 792-835 Masehi, Candi Borobudur berhasil diselesaikan pembangunannya. Penyelesaian pembangunan Candi Borobudur, tepatnya terjadi pada tahun 825 Masehi.
Samaratungga, tidak hanya menyelesaikan pembangunan Candi Borobudur. Dia ternyata juga membangun Candi Bhumisambhara, yang juga dikenal dengan nama Candi Jinalaya. Dalam pembangunan candi, Samaratungga, selalu mempercayakannya kepada seorang arsitek bernama Gunadharma.
Untuk membangun candi-candi tersebut, Samaratungga juga melibatkan Kumarabacya dari Gandhadwipa (Bangalore) dan Visvawarman, yang merupakan ahli ajaran Buddha Tantra Vijrayana dari Kashmir, India. Pendapat adanya kisah pendirian candi megah itu juga sejalan dengan Prasasti Kulrak yang dikeluarkan pada 784 M.
tulis komentar anda