Bus Listrik di Belantara Kota, Jalan Panjang PLN Dorong Transisi Energi Nusantara

Kamis, 29 Desember 2022 - 18:20 WIB
loading...
A A A
Dia bercerita, bus listrik ini memiliki beberapa kelebihan dibanding bus berbahan bakar minyak. Bus terasa lebih senyap tak berisik, juga tidak mengeluarkan asap. Bus juga melaju lebih halus, cocok untuk kondisi jalanan macet.

Menurut dia, masalah utama Kota Bandung adalah kemacetan. Penyebabnya volume kendaraan yang terus bertambah, karena masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi. Banyak angkutan umum pun berhenti di bahu jalan. Macet terjadi di mana-mana.

“Coba kalau semua angkutan umum seperti bus listrik ini, transit 5 menit di terminal, terus jalan lagi. Kemacetan berkurang, polusi udara juga berkurang karena warga memilih naik angkutan umum,” ungkap dia.

Kendati Putri mempunyai kendaraan pribadi, dia memilih menggunakan angkutan umum terutama bus. Putri yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan (nakes) berharap, langkah kecil yang dilakukannya bisa mengurangi polusi udara. Pintanya, kelak Bandung bisa kembali sejuk seperti dahulu kala. Kota nyaman nan indah untuk merajut hidup bersama keluarga.

Mudah Dikemudikan
Hadirnya bus listrik Bandung pun membawa harapan baru bagi para sopir. Mereka yang mengoperasikan bus ini mengaku terbantu. Tak ada lagi handuk tebal melingkar di bahunya, yang biasa dipakai untuk menyeka keringat atau membersihkan muka dari terpaan butiran karbon hitam asap kendaraan.

Maki Purnama merasakan nyamannya mengemudikan bus tanpa asap ini. Setidaknya, berpuluh tahun mengemudi, membuatnya sempat khawatir akan kesehatan paru-parunya. Tapi kini, bus listrik yang dikemudikannya setidaknya sedikit mengurangi polusi udara di tengah padatnya kendaraan di Kota Bandung.

Saat bertugas, Maki mengenakan seragam lengkap, berikut topi berlambang Kementerian Perhubungan. Bersih dan rapi. Tak ada kesan sopir dekil dan kucel. Usianya yang masih muda pun membuatnya bangga menggeluti pekerjaan ini.

Hampir 10 tahun Maki menjadi sopir bus di Kota Bandung. Namun baru kali ini dia merasakan pekerjaanya lebih ringan. Mengoperasikannya pun mudah. Hanya butuh sentuhan tangan di balik kemudi. Tak ada gagang transmisi yang harus selalu diganti setiap waktu. Bus hanya perlu diinjak pedal gasnya untuk mengatur kecepatan atau pedal rem untuk memperlambatnya.

“Bus listrik ini kan matik (transmisi otomatis), enggak ada gagang transmisi untuk menambah atau mengurangi kecepatan. Cukup gas dan rem saja. Gampang dan lebih hemat tenaga,” jelas pria berusia 34 tahun ini.

Maki bercerita, bus ini memberi kenyamanan lebih bagi para penumpang, terutama saat akselerasi awal. Biasanya bus BBM akan melaju lebih kasar pada hentakan gigi 1. Berbeda dengan bus listrik, melaju lebih halus. Begitupun mesin, tak terdengar suara menderu.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2783 seconds (0.1#10.140)